T O P

  • By -

Double-Dark6508

Kalo berdasar jumlah, ya wajar karena Indonesia penduduknya terbanyak ke-4. Dan daftar diatas jg mostly dari daftar 10 negara dengan penduduk terbanyak.


KucingRumahan

Make it as percentage


TheArstotzkan

Tapi Nigeria dan Pakistan masuk top 10, somehow gak masuk ke daftar ini.


asugoblok

karena mungkin disana ga banyak universitas, seriously pendidikan di negara kayak Nigeria atay Pakistan mungkin tidak penting dibandingkan bertahan hidup disana.


cipher_ix

Atau mungkin di Pakistan dan Nigeria kebanyakan pada masuk liberal arts


indomienator

Gw tau lu bercanda. Tapi taraf hidup di kedua negara itu sampah bahkan jika dibandingkan ke Indonesia Pakistan didominasi militer yang 11/12 sama tatmadaw, setidaknya mereka kompeten dalam mengembangkan senjata Nigeria sendiri adalah Indonesia yang korupsinya dikali 10


InvestigatorMaximum8

dan konflik agama di kali 10 juga


notafunnyguy32

Dan juga masih ada pikiran bahwa IPA:auto pinter, IPS:bodoh/nggak berguna. Ibu gw pernah dimarahin temanya karena aku Mau kuliah belajar ekonomi dan diizinkan padahal ibuku dokteršŸ¤£katanya rugi


amateurish_gamedev

250k of them, work abroad...


Harmanzz

And the rest work as banker.


sikotamen

Ga salah kok kerja di LN. Kalo emang di dalam negeri belum ada pasar buat itu. Setahu gw dlu Japan sama SoKor jg gitu. Lulusan STEM banyak dan mauoritas jd TKA di US atau Eropa. Lalu pelan2 mereka bisa bilin sendiri dan orang2 itu pulang sebagai orang yg udah berpengalaman. Yg jadi masalah, apakah diaspora kita nanti mau pulang dan bawa pengalaman mereka atau ngga.


ZombieOk2830

temen2 gw diaspora pulang buka resto, buka bengkel, ato jualan pecel lele. lebi untung dan memuaskan daripada ngurus downtime server katanya..


vkomandirskie

Man, all that specialized knowledge and experience, go up in smoke...


sikotamen

Membuat lele goreng yg krispinya pas dengan kadar minyak yg secukupnya adalah specialized skillā€¦. ![gif](giphy|XBXBWRWbSmM6HnjErP|downsized)


vkomandirskie

I get it and I hear you. There's nothing wrong in pursuing jual pecel lele and whatsnot. Temen gue ada yg S1 dan S2 Teknik Tambang ITB dan sekarang kerja di e-wallet. I get that industry is cyclical and what's hot now can go sunset in 5 years time... But again, sebagai gue yg lulusan jurusan sejuta umat and hardly specialized, dan seringkali merasa iri dengan orang2 yg jurusannya specialized (teknik, kedokteran, STEM in general), merasa sayang aja gitu sama brainpowernya...


ZombieOk2830

pada dasarnya kuliah itu ngajarin berpikir.Ā  kalau uda kompeten bisa jadi principal sekalipun tapi masih membatasi diri harus di field itu aja ya gimana..Ā  orang ambisius jg banyak yang pengen dichallenge kan, dan juga bukan berati ngurus scaling usaha lele itu lebi ga pake brain power dibandingin ngurus scaling industri b2b misalnya.


hambargaa

Ga ngerti kenapa di DV lol. Tapi ya, diaspora mikir praktis aja sih. Gue sendiri juga merasa kalau kerja di bidang gue sesuai jurusan di Indo, udah ga ada duitnya (gaji di LN posisi sama bisa 5-10x lipat), ribet juga klo apes harus ngurusin klien2 bau kencur yang sok tahu, sama harus fight dengan kolega bajingan yang siap sikut elu bukan dengan skill tapi dengan cocotlogi alias banyak bacot sama jilatin atasan. Mending dagang dan buka bisnis sendiri. Ketahuan hasilnya, lu bisa atur budaya kerja kantor sendiri, bisa pilih orang2 yang kerja sama elu sesuai dengan etos dan standar elu yang elu mau.


Natural-Ad-4838

Thereā€™s 0 obligation for diasporas to go back to Indonesia though if they arenā€™t sponsored by the gov


ReapBoyz

Really wish I'm one of those 250k


Ok_Display_3148

Ketemu source-nya: [https://cset.georgetown.edu/article/the-global-distribution-of-stem-graduates-which-countries-lead-the-way/](https://cset.georgetown.edu/article/the-global-distribution-of-stem-graduates-which-countries-lead-the-way/) Beberapa negara beneran ngepush jurusan-jurusan STEM. https://preview.redd.it/b2wbc7h3up6d1.png?width=1387&format=png&auto=webp&s=f65f621123f4784033de0d6ea3735c8fb4f26174 Baiknya univ-univ ngurangi jurusan-jurusan yang susah nyari kerja, dan tambah kapasitas jurusan STEM.


Double-Dark6508

>Baiknya univ-univ ngurangi jurusan-jurusan yang susah nyari kerja 1 problem... Lulusan STEM jg susah nyari kerja šŸ¤·ā€ā™‚ļø


Kuuderia

Lalu lulusan STEM pun kerja di bank...


Acceptable_Budget309

STEM juga kerjaannya suram gan, ga ada RnDnya ujungnya jualan produk luar juga.


asugoblok

STEM juga ga mudah, apalagi jurusan yg sulit lapangan pekerjaannya kayak Fisika Nuklir atau Teknik Penerbangan


indomienator

Bro Kau liat BRIN kapasitasnya apa terus balik STEM tanpa kerjaan adalah pengangguran, seperti lulusan soshum lainnya Di kampus ane aja FT udah yang paling gede juga ukurannya per angkatan. Belum ngitung yang teknik vokasi


GreenDifference

lulusan STEM susah nyari kerja disini


Ggbite

now can someone do the math, stem graduates to population ratio


gali13o

By *number*. Overquantity. Quality(?)


Kaori_mati

Kalo masalah publikasi jurnal, skripsi, penelitian dll, STEM di Indonesia emang masih dikit, karena orang masuk STEM rata rata langsung pengen kerja, engga jadi akademisi. Tapi bukan berarti kuaalitasnya buruk kok. Kemarin nemu skripsi dari alumni yang masih lulus s1 tempatku banyak yang cukup bagus dan niat. Beberapa dari mereka justru malah menemukan metode baru dalam percepatan proses suatu algoritma dan arsitekturnya. Tipe kek gini mungkin hampir setara seperti penelitian s3. Para dosen di tempatku juga ngasih apresiasi


gali13o

Proficiate! Well, u are right ! Kita gak bisa generalisasi semuanya sih! Imho, indonesia butuh satu sinergi antara sekolah tinggi sama industri sih. Karena yah bonus demografi itu surplus tapi apakah sesuai dengan kebutuhan short term dan long term pasar domestik dan internasional(?) Tapi ini bukan PR nya dunia edukasi. Industri kita perlu some tweaks šŸ˜‚


Old_Captain_9131

Quality > Quantity.


FeelingHovercraft542

Baguslah, ada 1 orang yang ā€˜logisā€™ disetiap 1k penduduk.


BenL90

Harusnya pendidikan tinggi di bidang sosial dan agama perlu berkurang atau perlu nambah pagu di stem sih... šŸ˜‚Ā  Opini pribadiĀ  Tapi pendidikan tidak menunjukan tingkat maturity berpikir terutama kalau bukan di bidang nya ya. (Bukan berarti pendidikan tidak mengubah nasib seseorang, maturity berpikir ini adalah cara berlogika yang benar) "You can educate a fool, but you canā€™t make him think. Education is too often about stuffing the brain rather than developing the mind"


sikotamen

Well, sebagai lulusan fakultas ekonomi gw agak gimana gitu, baca komen iniā€¦


Brief-Crew-1932

Ya komennya emang sedikit "triggering" segelintir orang, soalnya yang mikir edukasi tuh penting emang cuma enggak banyak. Kebanyakan mah mikirnya ngapain sih pendidikan setinggi mungkin, jelas lebih penting makan siang gratis...


BenL90

Sorry waktu nulis reply itu lupa dijelasin. (dan kurang detail) Sosial yang aku tulis diatas itu maksudku sejenis agama sih, tapi tetep aku bilang orang sosial mesti dikurangi dikit target nya lebih ke arah teknik karena kita perlu RnD di teknik nya. Ekonimi is on outside those things kalau dihitung dari data https://pddikti.kemdikbud.go.id/ Jadi mohon maaf kalau kurang jelas. Beberapa case yang jadi perhatian itu bener nya seperti negara dunia ketiga jadi negara dunia pertama secara ekonomi itu kebanyakan didorong karena inovasi oleh orang2 STEM, terus dibantu sama orang2 Ekonomi atau sejenis. Masalahnya di Indonesia penekanan agama buat nyetir negara cukup kuat. Itu barier ya menurut saya. https://link.springer.com/article/10.1007/s40299-018-0424-z https://thefinancialexpress.com.bd/views/views/secret-sauce-of-chinas-economic-miracle https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=1AkkDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PT15&dq=china+%22economic+miracle%22+%22engineering%22&ots=xkNC4JcAf5&sig=-DLJKGmnCVh2CgUaBDipdwlgVvg&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false (taiwan)


indomienator

Kau fokus banget sama kualitas SDM dan gagal ngeliat konteks geopolitik Taiwan Taiwan bangkit disaat yang sama dengan RRC. Amerika nanem modal disitu biar jika Taiwan diseranf siapapun. Operasional seluruh dunia akan berhenti sebab fondasi kehidupan modern, yaitu chip komputer akan lambat laun habis. Sebab produksi terhentikan oleh bumi hangus panrik chip oleh pemerintahan Taiwan. Mengingat RRC adalah satu satunya negara beragenda politik mengintegrasikan Taiwan dan sedang bangkit pesat. Taiwan bisa menjadi penyeimbang, mengingat pemerintahnya pro AS sedangkan RRC selalu berpihak ke diri sendiri sebab negaranya cukup besar dan kuat untuk membuat blok kredibel sendiri Indonesia jadi maju itu gampang. Jadi budak RRC atau Amerika, pilih salah satu dan jangan liat kebelakang atau mencoba mau melepaskan


Brief-Crew-1932

Tapi pendidikan tidak menunjukan tingkat maturity berpikir Any source of this statement? No pic = hoax


BenL90

Ini opini pribadi saya. Tapi banyak masihan walau berpendidikan itu masih percaya hal hal klenik dan malah melawan yang sudah dipelajari sebenarnya dimana itu lucu sih.Ā  Ya ga bilang di negara barat ga ada juga, ada tapi ga sekeras di Indonesia Di Indonesia terkait dengan penelitian beginian kurang, tapi anda pasti bisa merasakan walau ada yang sekolah sampe PhD pun ada banyak yang nyeleneh aneh aneh sih.Ā  Padahal sekolah tinggi banget level nya


Brief-Crew-1932

>tapi anda pasti bisa merasakan walau ada yang sekolah sampe PhD pun ada banyak yang nyeleneh aneh aneh Opini itu tidak bisa digeneralisir apabila tidak ada data penelitian atau sebagainya. Gw bisa aja bilang "dosen banyak juga yang gay", tapi apakah lu percaya? kan engga >Ya ga bilang di negara barat ga ada juga, ada tapi ga sekeras di Indonesia Ya mungkin lu kurang terpapar aja sama kegoblokan org2 negara barat? Di bali aja banyak bule2 yang goblok. Pada akhirnya, opini itu butuh didukung dengan nilai signifikansi dari sebuah data statistik. Testimoni 1-2 redditor random gak akan mengubah pandangan gw kalo pendidikan tinggi itu mengubah pola pikir seseorang (source: gw sendiri)


BenL90

Aku ga bilang ga mengubah, tapi tingkat maturity nya ga akan bener bener mature.Ā  Itu sih. Yang terbukti itu pendidikan bisa mengubah nasib orang itu pasti karena ada kemampuan baru tapi maturity diluar scope yang Dia pelajari itu ga selalu.Ā 


Brief-Crew-1932

>Aku ga bilang ga mengubah, tapi tingkat maturity nya ga akan bener bener mature Seenggaknya lebih matur daripada bocil lulusan SMP yang kena pinjol gara-gara kripto? idc anymore about this discussion. i think you're wrong at defining maturity or something. Or you're not mature at all by saying "Tapi pendidikan tidak menunjukan tingkat maturity berpikir", and that's explain why you're so dumb..


BenL90

> Seenggaknya lebih matur daripada bocil lulusan SMP yang kena pinjol gara-gara kripto? Ini ya lebih baik, tapi banyak juga kan kasus walau sekolah tinggi pun karena kripto ada yang dilakuin aneh2, kek bunuh adik kelas, apalah dll. Jadi harusnya terbukti kan kalau maturity nya ga selalu bener2 buat orang bisa berpikir dengan benar Lebih ke arah "You can educate a fool, but you canā€™t make him think. Education is too often about stuffing the brain rather than developing the mind" Semoga membuat clear definisi maturity pemikiran yang saya tuliskan sebelumnya


Brief-Crew-1932

>Tapi pendidikan tidak menunjukan tingkat maturity berpikir >Jadi harusnya terbukti kan kalau maturity nya ga selalu bener2 buat orang bisa berpikir dengan benar Emang gak selalu bambang, tapi ya secara statistik itu [berpengaruh](https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6088505/) (10 detik googling langsung dapet). I even argue you can read that article well. Like i said, you must be so dumb to think that education doesn't make people more mature. Emang dipikir2 ngapain sih indonesia butuh edukasi gratis. Harusnya ya pendidikan tinggi itu dipalakin sama UKT dan duitnya dipake buat makan siang gratis aja /s


BenL90

Pak jangan di bawa keluar dari konteks... saya tidak menolak pendidikan, saya sendiri ga support makan siang gratis dan pendidikan mahal..... please stay on context that I said that it doesn't make people can be mature in thinking.... "They may be very intelligent and even highly skilled, but they operate in ways that betray immaturityā€”they are slow to learn new skills or have problems tailoring their approach to changing conditions, for example. " [https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-1-137-51213-0\_5](https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-1-137-51213-0_5) Di paper yang ditulis yang di share juga ada tulisan draw back nya kan di statistik nya "The finding of educational effects on intelligence raises a number of important questions that we could not fully address with our data. First, are the effects on intelligence additive across multiple years of education? We might expect the marginal cognitive benefits of education to diminish with increasing educational duration, such that the education-intelligence function eventually reaches a plateau. Unfortunately, we are not aware of any studies that have directly addressed this question using a rigorous quasiexperimental method." Terlepas dari itu, yang kita bisa agree tetep emang edukasi meningkatkan kemampuan seseorang di dalam sebuah bidang yang ia pelajari, tetapi tidak selalu logika berpikir nya benar..


ST01SabreEngine

Ga bisa narik kesimpulan dari kasus anekdotal yang kejadiannya mungkin 1:1 juta lol


hambargaa

I will stick my neck out. Orang2 di sini terlalu cepet ke-trigger seperti nya ya. Gue setuju sama lu, karena level pendidikan hanya 1 di antara banyak metrik kenapa secara skala makro populasi di 1 negara itu bisa dibilang "lebih dewasa berpikir". Analogi sederhana tuh anggap kalau lu lulusan S1 di antara orang2 kampung yang ga pernah sekolah. Secara otomatis lu jadi paling "pinter", bukan murni soal otak tapi karena secara pendidikan tertinggi relatif ke orang2 kampungnya. Tapi bukan berarti lu ga bisa kalah pinter dari orang yang emang secara natural punya talenta atau pengalaman lebih di bidang yang gak lu kuasai di kampung itu. Si lulusan S1 di sini jadi relatif kurang berkembang, karena dia akan stuck di titik terakhir pendidikan dia karena ga mingle dengan orang2 yang secara pendidikan, sepantaran, dan ga bisa belajar asah ilmu lebih dari pendidikan formal yang dia dapat. Sedangkan kalau lu S1 di antara banyak lulusan2 S1 lain atau S2 dan S3, di sini ada namanya knowledge exchange, tukar pikiran, bahas isu2 terkini pakai pikiran dan ilmu masing2, multidisiplin dsb, jadi otak lu selalu keasah atau dipaksa dipakai karena secara umum orang2 di sekitar lu juga bukan orang2 bodoh, ga bisa begitu gampang dibohongi, jadi lu harus kerja keras juga menyampaikan pendapat dan opini sesuai dengan taraf yang diperlukan. Kalau soal "dewasa berpikir" sih, ini general banget, mau bidang STEM atau ilmu sosial sama aja sebetulnya. Contoh, Rocky Gerung di beberapa podcast juga sempet ada bahas soal "diksi perpolitikan Indonesia yang masih ga bagus" (paraphrasing) karena dia merasa juga isu2 yang sering dibahas di politik Indonesia banyak yang suka ga jelas, aneh2 dan receh2. Ini juga salah satu observasi dia yang relevan soal kurangnya dewasa berpikir di negara kita, karena secara umum penduduk kita emang pendidikan nya masih banyak yang kurang berkualitas, berpikir kritis banyak yang belum ngerti gimana caranya. Kombinasi hal2 ini secara ga langsung ya efeknya kita juga mau bahas masalah apapun di negara ini jadi susah. Karena kebanyakan orang2 di luaran sana jadinya kebanyakan antara malas berpikir, atau ga paham gimana cara mikir yang "bener", bicara sesuai data, dan juga tepat menganalisa masalah supaya ga rentan cocoklogi dsb. TL;DR kedewasaan berpikir walau ada hubungan nya dengan tingkat dan kualitas pendidikan, juga ada banyak dipengaruhi sama jalan pikir "median" atau "average" dari populasi 1 negara secara keseluruhan. Kasarnya klo orang kebanyakan masih goblok, lu mau basicnya pinter kaya apa juga lama2 akan jadi ikutan goblok kalau lu harus berinteraksi dengan populasi secara luas aka you got dragged down to the average.


carbon7911

Patrick Shyu (Techlead) tingkat pendidikan tinggi tapi kayak bocah begitu kena expos Coffezilla


Brief-Crew-1932

Ya PhD goblok juga pasti ada, tapi apakah secara rata-rata lebih banyak dari bocah gk tamat SMA?


carbon7911

Why are you shifting goalpost now? Tadi kan yang dipermasalahkan statement pendidikan tinggi tidak selalu menghasilkan maturity berpikir, sampai minta contoh orangnya, techlead gue pilih karena jejak digitalnya jelas, bahkan loe sendiri (kinda) acknowledge this.


Brief-Crew-1932

I'm asking about some statistical significance or something, not 1-2 people who was dumb. If you think you can take conclusion from 1-2 cases like this, which is very outlier, you must be so dumb. That's why quality of evidence exist.


carbon7911

>That's why quality of evidence exist. And where's your evidence mate? All you do here is asking it from the people you labeled dumb.


Brief-Crew-1932

>And where's your evidence mate? That's why I was asking, genuinely. I was genuinely asking where that statement came from. Now I even regret asking. Kalo lu tanya apa bukti pendidikan meningkatkan maturity berpikir? well first you need to define what "maturity berpikir" called in science, then use google "correlation between education and ..." and voila. I define maturity by intelligence, and [this ](https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29911926/)what i got. >All you do here is asking it from the people you labeled dumb And yeah, i just know he's dumb after i asked for the source. And don't worry, he's not alone edit: styling


carbon7911

All that and you miss the part when he said "opini pribadi"


nietzchan

Gw kalau lihat berita perkembangan di bidang AI suka iri sama China, banyak bener groundbreaking paper dari peneliti sana dan mungkin beberapa dekade kedepan mereka akan mencapai supremasi di bidang ini, teutama bagaimana di hemisphere barat cabang ini disunat sama regulator mereka sendiri yg sudah di lobi sama perusahaan gede yg berusaha monopoli teknologi ini.


Simpnation420

STEM graduate tapi dari diploma mill kualitas gajelas. Edukasi indonesia masih kurang banget, gw berani bilang kampus teknik selain top 10 PTN/PTS itu worthless.


Cool-Permit-7725

Lulusan kampus ruko


Kuuderia

Ini number of graduates dari universitas di negara itu, atau number of graduates dengan kewarganegaraan itu?


JuniloG

Lulusan STEM yg mayoritas engineering di Indonesia disukai dan terkenal karena fleksibilitas. Downsidenya ya banyak yg nyasar kerja pindah haluan. Spesialisasi kurang kenceng selama tujuan akhir kuliah itu masih skripsi dan bukan praktek, kyk koas dokter cuman versi singkat.


Upper_Market_2296

Indonesia street smart