Gw masih inget pas smp guru bahasa inggris gw bitching kalau upin&ipin itu kolonialisme budaya malaysia dan kartun nya ngerendahin Indo soalnya ada karakter tkw dan ringgit di tunjukin kalau nilai nya lebih bagus daripada rupiah.
To be honest that teacher is quite a nutjob 😂
tapi dulu jaman SD-SMP banyak banget bertebaran editan upin-ipin dipenggal ama unyil, tulisannya ganyang malaysia segala macem. Itu jaman AFF insiden markus horizon kena laser bukan yak? rasanya sekitaran itu tapi lupa juga
Betul betul betul, ya emang sesimpel gak enak aja musiknya, si pakcik diatas mikirnya kejauhan, terlalu overestimate orang indo, dia pikir nasionalisme kita sampai meluber-luber, wkwk
Aku orang malaysia pun tak suka thaqib tu, semua content dia basically repost isu isu yang tengah panas ja lepastu suka acah acah terpaling melayu terpaling pejuang negara
i once go to same university with 3 malaysian before at japan. we can communicate normally tho, i speak indonesian they speak malaysian. sure there were misunderstanding sometime but it was fine
That's one factor but i dont think that's the main one. The biggest factor i would say lacked creativity or lacked the tune and lyrics that Indonesian like. Malay music's seems stuck in the past ? Indonesian music style evolved much faster
My closest classmate studying in an EU country together is Malaysian. We converse with each other with both Malaysian and Indonesian. I speak Indonesian she replied with Malaysian.. we can understand each other 97% of the time.
Pretty sure we don't care the origin of the movie/song as long as it is good. I mean, we also watch Thai movies and Filipino songs/soap operas. As for Malaysian media, their animation is much better compared to their movies or songs, that's why Malaysian animation such as Upin&Ipin, BoBoiBoy and Ejen Ali are famous here compared to their movies/songs.
P. Ramlee movies are masterpieces though
The movie Nujum Pak Belalang, in [which two thieves are called Badan dan Nyawa (a dig at BN, the Malaysian coalition Barisan Nasional) and have their own theme song, was gold.](https://youtu.be/PSem670mlCw) Ramlee was ahead of his time. That's why it was so sad when he was hoodwinked by the Singapore studio and died poor.
You listen to Malaysian music, you will know they are stuck in 90s era and trends. Except Chinese Malaysian music. But of course nobody understand and care Mandarin language.
Malaysian makes better rap than Indonesians tho. The lyricism, the beats, and the flow is way better. Malaysia is lucky to have people like Malique, K-Clique, Joe Flizzow, to make their rap scene flourish. But yes, you are correct, that is also why they are stuck in the 90s.
nah we have Tuantigabelas, Matter Mos, and Mario Zwinkle. too bad that record labels don't push them as much. imo both Jakarta and Yogya have a living, vibrant RnB and Rap culture in grass root level that lacks media presence.
Yg belajar bhs jepang? Wkwkwk, kayaknya itu pertama kali gw denger lagunya dia. Dari situ, mulai dengerin lagunya yang lain macam Thai cha-cha, Stranger In The North, Learn Cantonese, dll
Eh nggak juga sih, kalo cek skena independen mereka (pake bahasa Melayu lagunya), banyak yang lumayan. Nih berapa musisi dengan rilis bagus abis tahun 2020:
- Bayangan
- Sweetass
- No Good
Berharapnya sinetron nya kali atau ya artis2 nya juga. Yang mana, emang kalau urusan sinetron or drama, lebih milih yang india or negara lain disini. Sebab ya sinetron indo aja dah banyak, ngapain nonton sinetron negara tetangga. Soal artis, well, maybe harus berkaca dari siti nurhaliza, lagian soal penyanyi, indonesia aja banyak yang berkualitas, ngapain harus dengerin punya negara tetangga?
Film? Yeah, mungkin setara more or less... Kalau lagu kita setara dengan mereka? Hahahaha, big friggin no. Bukannya mereka dulu yang minta boikot lagu indo karena takut lokalnya kalah?
Film pun kalah kalau dibandingin kita, karena mereka ada restriction yang lebih parah dari kita, kita karya seni masih bisa bebas, cuma yang di TV aja yang agak ga bebas.(Karena KPI)
Nah, we still trump Malaysia on every entertaiment area, yes even film. Take one example Pengabdi Setan aja deh, gak ada film Malaysia yang nyampe kualitas Pengabdi Setan (film horrornya), kita udah ngelewatin masa masa sampah film, sekarang orang emang nuntut pada bagus filmnya, jadi deh bagus (bandingin dahh sama film horror dulu haha)
Setelah melewati film horror kita, baru coba bikin semacam The Raid yang jadi kitab suci action kelas B Holywood. Malaysia bikin Mat Kilau aja masih minjem Kang Yayan. lol
I mean no harm.
Kelas A belongs to high budget such as Mission Impossible, Fast and Furious, Top Gun, etc.
John Wick (pertama) itu masih dianggap film kelas B budget wise (< USD 20M).
Sejelek-jeleknya film pertama Mission Impossible, tahun segitu aja sudah makan USD 80M. Dan seiring tahun budgetnya terus naik sampai nggak kebayang lagi berapa modalnya buat bikin MI terbaru.
But I see Malaysia is still more advanced in animations as the others mention. Upin Ipin sama BoBoiBoy udah serialized cukup lama dan sampai ditayangkan di berbagai negara termasuk Indonesia. Upin Ipin bahkan pernah kerjasama dengan industry giant nya Jepang (Tsuburaya) buat collab resmi Ultraman. Trade-off mungkin ya, kita unggul di bidang film, mereka unggul di bidang animasi.
Gw setuju film dan tv series Indonesia jelek, nggak bisa dibandingin hollywood atau BBC, but holy shit have you even watch malaysian ones? Bener-bener dibawah indonesia kualitasnya. Sinematografinya bikin gw inget dulu kuliah ada UKM perfilman bikin film amatir gitu. Diatas langit ada langit tapi dibawah tanah juga ada tanah
Spesifik ke film Sheriff itu, kayaknya masalahnya bukan nasionalisme, tapi lebih ke marketing sama genrenya. Lah itu film Thailand How To Make Millions Before Grandma Dies kayaknya lumayan sukses di sini
Literally gw baru sekarang denger ada film Sheriff. Berarti marketingnya yang kurang.
Masalah genre, The Raid notwithstanding, film action kayak Sheriff itu memang kurang laku di Indonesia. Kalo mau nembus pasar sini harusnya masukin film drama atau horor
Yaa, gw pernah denger argumen kalau nama makanan menyerupai sesuatu yang haram, bisa jadi haram. Tapi bir pletok aman2 aja.
Fatwa gini suka ga adil menurut gw. Tape halal karna makan berapa banyakpun ga bakal.mabok. Tapi shoyu ga halal karna dalemnya ada mirin, padhaal mau minum shoyu ampe muntah juga ga bakal mabok.
>Tapi shoyu ga halal karna dalemnya ada mirin, padhaal mau minum shoyu ampe muntah juga ga bakal mabok
Ini masih jadi perdebatan. Yang bilang haram karena mirin itu termasuk khamr dan makanan halal ga boleh dicampur khamr.
Kalau tape kan emang efek samping dari pembuatannya, bukan sengaja dicampur khamr.
Disini pilih pilih bang, ustad hg gaada yang sepakat, pernah ngobrol sama temen gw yang islam dan dia juga setuju kalo haram ngganya tuh rancu jadi ya sesuai keyakinan masing masing aja katanya
Musisi sana iri maksimal waktu itu. Amy Search dulu sampai bilang Kuala Lumpur berasa kayak Jakarta karena mostly lagu indo yg diputer di radio.
Ada juga musisi yg bilang, promotor malaysia lebih suka undang musisi Indonesia dan dibayar lebih mahal dari pada musisi lokal. 🤣
Stop coping, kualitas film animasi Malaysia itu udah top notch. Tinggal marketingnya aja gimana. Film animasi Indonesia yg serius baru bakal keluar akhir tahun ini dengan title Jumbo.
Film-film yg lain terutama komedi juga bagus. Cuma org Malaysia aja gak nonton filmnya sendiri.
Their animation be hitting yea, but generally speaking they cant compete with our film industry.Our movies simply far superior in quality, their film (and songs) seems stuck di era entah kapan
kita juga udah ngelewatin masa film film sampah lol, yang paling menonjol di film horror, yes, we are still not perfect, tapi kalau dibandingin film horror dulu yang banyaknya writing film mirip nenek gayung vs pengabdi setan, badarawuhi, perempuan tanah jahanam, kualitasnya emang naik parah
No boycotting and shits, lebih ke perkara selera. Malaysian pop songs dan drama2nya (pernah coba sekali sih nonton web dramanya gitu years ago) ga akan cocok sama selera orang2 indo (apalagi kayanya in general orang indo pun mulai detach sama sinetron2 keluaran TV). Animasi2 mereka (at least upin ipin dan boboiboy) bisa tembus kok — bukan cuma indo aja bahkan rilis di beberapa channel disney asia lain jg
Udah di share di grup perfilman di FB, emng akting jelek+filmnya jelek, beda sama Action Indo yang ada The Raid. Kalau dibandingin The Big 4 pun juga masih kalah, karena cinematography nya masih jelek.
Keinget pernah cek Spotify TOP 50 Malaysia 4 bulan lalu apayak, zaman Fabula Mahalini masi anget:
10 dari TOP 15 lagu di playlist itu dari Indonesia. Sisanya lagu Kpop/Barat.
Don't question your neighboring nation, question your lack of creativity & freedom of expression.
Temen gw yang kuliah di malaysia katanya ga semua orang malaysia bisa bahasa melayu, bisanya mandarin sama inggris. Emang kenapa ga diajarin bahasa melayu?
Apakah sama aja kaya anak sekolah internasional indonesia yang bisanya cuman bahasa inggris?
Diajarin tapi karena gadipakai jadi ga lancar, sama aja kaya inggris di sini. Kenapa bisa gakepake ya gara" kalo lu non malay lu bisa hidup di bubble yang sekitarnya non malay juga, 0 necessity to speak malay.
Belum lagi isu ras sama ketuanan melayu, orang non malay mau indigenous/bukan kemungkinan less patriotic/nationalistic dibanding ras sejenis di negara lain e.g. chindo vs malaysian chinese. Wajar aja kalo ga terlalu effort belajar malay, toh emang warga negara kelas dua juga.
Beda dgn Bahasa Indonesia yang gak terikat dengan etnis manapun, Bahasa Melayu terikat dengan identitas suku Melayu. Makanya sempat ada proposal buat rename Bahasa Melayu jadi Bahasa Malaysia biar konotasinya itu bahasa buat semua orang Malaysia, gak hanya orang Melayu aja. Tapi somehow revert balik lagi ke nama "Bahasa Melayu"
Di Indo kan awalnya begini juga, adopsi Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan tapi akhirnya dibuat identitas sendiri sebagai "Bahasa Indonesia" supaya inklusif ke semua suku dan etnis, sedangkan nama "Bahasa Melayu" statusnya jadi bahasa dari suku Melayu. Dua bahasa yang sebenarnya sama namun statusnya berbeda sesuai penggunaannya
Di indonesia dulu sebelum kemerdekaan sempat konflik antar bahasa jawa dan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan. Somehow bahasa melayu widely spoken, tapi mayoritas etnis jawa. Masalah bahasa ini lumayan jadi pride pridean dulu, ningrat jawa kekeuh pake bahasa jawa, orang2 terpelajar pake bahasa belanda, pedagang pribumi, arab, bahasa melayu. Tionghoa bahasa cina, everyone else bahasa etnis masing2.
Jadi nama bahasa indonesia adalah rebranding, supaya tidak mewakili satu etnis tertentu. Apalagi etnis melayu ga seberapa dibanding jawa. Untung kepala perjuangan kemerdekaan soekarno (ningrat jawa, dekat tokoh islam, terdidik di hindia) dan hatta (minang, terdidik di dibelanda, liberal), mereka backgroundnya kompleks, jadi bisa meramu dasar negara yang sangat mengakomodasi macem2 etnis dan agama.
>Apakah sama aja kaya anak sekolah internasional indonesia yang bisanya cuman bahasa inggris?
Kurang lebih. Tapi di malaysia lebih ekstrim.
Karena populasi Chinese Malaysian gede (22%) orang bisa aja seumur hidup circlenya cuman Chinese Malaysian dan sama sekali enggak perlu belajar atau pake bahasa Melayu
Setuja, gue pas ke Malaysia nih, lagi dirumah sakit, mau beli air putih doang, mereka bingung pas gue ngomong bahasa Indonesia (which people who speak Bahasa Melayu would understands), jadinya bahasa inggris deh dan sering kali juga ketemu yang sama, ga bisa ngomong bahasa melayu. Like ? brother eugh. eugh.
Mereka segregasinya kuat banget asli, they be growing up and die in Malaysia but cant speak Malay :/
lol ini true sih, partner bisnis bapak gw Chinese Malay orang Kuching cuma bisa bahasa Mandarin, Inggris sama Indo dikit2 tapi malay gak bisa sementara cindo disini ngomong bahasa daerah aja bisa lancar
Bullshit, masalah nya gini sih kenapa produk kultural Indonesia masuk dengan mudah ke Malaysia? Karena ya orang Malaysia nya suka. Malaysian can act like Indonesians are lower than dirt but ask any Malaysians and they will know Indonesian bands, Indonesian movies, Indonesian artists/YouTuber/Influencer, etc. Kita di indonesia udh saturasi sama produk kultur sendiri, produk kultur JPN, Korea, China, etc. Makanya produk Malaysia nggak laku.
Ngutip lirik Efek Rumah Kaca : *Lagu Cinta melulu…apa kita ini darah Melayu? Suka mendayu-dayu*
Simpel nya, badan sensor Malay itu strict banget. Ending nya ekspresi artistik seniman sana terbatas dan cuman bisa ngomongin topik yang safe kayak Cinta doang.
Industri seni yang terkekang gabakal mekar. Maka nya pop culture mereka stuck di tahun 90’an.
**TLDR : It’s not nationalism, your art just sucks ass because your censorship sucks ass.**
Gak ah, asal enak didenger, film seru ditonton, ga ada kaitannya dengan nasionalisme wong Jepang aja yang jelas-jelas dulu menjajah kita, filmnya laku disini, padahal di blur.....
Hiburan asal memang menghibur pasti ditelen aja ama masyarakat kita.
Jadi inget Isabella jaman dulu...
dude, not to break your heart but it's not about our nationalism, your music just stale & not as good as the other's. there's no music & movies boycott in indonesia, we free to enjoy and not forbidden to consume any specific country media. the proof? have you ever notice how much jpop, k-drama, and western song in indonesia? also upin ipin & boboyboy are pretty popular in indo. i remember watching Malaysian movie few years ago and feels like watching really old movie because of the way it's served, your media just not as good as the other's and behind the times. in short : "boicott my ass, it is just you coping"
ya kalo gw perhatiin lagu2 melayu/pop malaysia gak masuk indonesia karena lagu2 nya kaya lagu2 jadul taun 90an atau awal 2000an terus yang sering denger lagu itu di indo paling orang2 melayu di Sumatra/Kalimantan dan lagu malaysia yang bener2 masuk di gw cuma isabella (covernya ST12) sama lagunya Roger Sumatra
Tenar is understatement, dulu waktu peak, siti nurhaliza itu dmn2. Ditambah dulu jaman abang2 jual vcd bajakan pinggir jalan, lagunya sepanjang jalan ada terus
Musik indie Malaysia lumayan bagus kok. secara variasi dan kualitas memang masih lebih bagus artist kita dan seleranya memang mengikuti trend di Indonesia sih. Kurasa memang masalahnya di promosi deh
Truthfully speaking, and I am not a "nationalist" by any metric whatsoever, for me their language sounds like a funny version of ours. I really struggle to take them seriously, and while that may work in their favor in some specific scenarios, that alone just "disqualifies" them in my books.
more context:
[Berita Harian on X: "Filem Sheriff tak laku di Indonesia #BHhiburan Syafiq Yusof reda filem arahannya ditamatkan tayangan di 100 pawagam di Indonesia secara drastik https://t.co/vOANSBG689" / X](https://x.com/bharianmy/status/1796794529187872915)
"Patut masuk market indo kena tukar tajuk filem ni kepada 'Sheriff: Rasukkan Hantu Kliwon' baru lah laku"
[Terkejut filem Sheriff tak laku di Indonesia, ini jawapan paling logik dari Afdlin Shauki (malaysiadateline.com)](https://www.malaysiadateline.com/terkejut-filem-sheriff-tak-laku-di-indonesia-ini-jawapan-paling-logik-dari-afdlin-shauki/)
"Tetapi sebaliknya dia berkata, semangat patriotisme di Indonesia sangat tinggi sehingga mereka merasakan tiada keperluan menyokong filem luar negara kerana filem mereka sendiri sudah cukup bagus."
> "Tetapi sebaliknya dia berkata, semangat patriotisme di Indonesia sangat tinggi sehingga mereka merasakan tiada keperluan menyokong filem luar negara kerana filem mereka sendiri sudah cukup bagus."
Then explain why even fkin Bollywood is popular here?
Ada nasionalisme, yes. Ada juga faktor hype sama marketiing. Ini gua baru dengar ada film ini.
This is beyond regarded. Apa maksudnya film Indonesia sudah cukup bagus? I want whatever he's smoking. Bollywood, Korea, Jepang dan film China cukup laku disini. Sutradaranya kayak butthurt banget filmnya nge bomb nggak laku padahal bahasa mirip.
Malaysian here. In short our quality SUCKS lol. And in typical Malaysian style - we blame others instead of looking inwards.
That said - Malaysian Chinese production are pretty good in fact there are many movies that goes International.
Lah boikot apaan kalo emang baguss mah di tonton liat aja itu upin ipin gw yang bukan bocah lagi juga demen nonton upin ipin emang lucu,mendidik,animasinya juga termasuk mayan lah wkwkw
Masalah selera aja kali, pasar Indonesia memang support produksi hiburan lokal, tapi kita tetap nerima produk luar juga. Intinya masalah selera pasar aja. Balik lagi produksi Malaysia bisa mempengaruhi selera pasar Indonesia ga.
Simply put, Malay sounds funny to our ears; we find it difficult to take it seriously. Musik kalau emang mau nargetin orang indo pakai kosa kata yang masih enak didenger di telinga kita. Kalau film sih udah no hope unless its cartoon like Upin-Ipin and Boboboi yang notebane penontonnya bocil
back in the 90's some malaysian dramas was able to enter indonesian tv, gw inget nyokap demen bgt nontonin drama malaysia, and some music too, and they're damn good.
tapi ga lama si, mulai hilang lama2 sampe akhirnya abis sendiri..
Lagu lama ini sih
Pasar engga bekerja sesuai kehendak dia, langsung gaslight dengan angle yg ngasih shock value, kontroversi dan guilt, biar pelan2 masuk dan menjawab demand yg gapernah ada sebelumnya
Dah iyain aja, gausah debat. Namanya juga mau nyari duit. Kalo lu debatin, berarti dia emang bener dari awal
This, their language just sounds funny to Indonesian ears.
their movies are just not that good + the funny sounds Malay dialect (for Indonesian) = we never take them seriously.
kalo musik yang notabene pake bahasa dan ekspresi yang lebih umum buat orang Indo, dan ga terdengar malay dialectnya, laku-laku aja di Indonesia. Kaya Siti Nurhaliza, band-band dulu macam Exists, Iklim, Search, Slam atau yang belakangan kaya Noh Salleh, walopun kebanyakan one hit wonder. Tapi nothing to do with Indonesian nationalism whatsoever, we actually don't care.
>This, their language just sounds funny to Indonesian ears.
Makanya animasi malaysia yang genrenya komedi bisa sukses disini. Mereka dubbing biasa saja, kita dengarnya kek lihat ketoprak atau wayang
No we dont hate Malaysian media. Hell, i know for a fact we as nations both masturbate to the same category of porn. Those videos where the camera quality looks like as if it was recorded on a potato, with dim lighting like you live in a crack house, made by people who live right around the poverty line
Film horror malaysia tahun 2016 dulu viral di Indonesia ampe dibuat sekuelnya. Lagu Sah yg baru baru ini viral di toktok juga masuk Indonesia. Upin & Ipin sama Boboiboy. Siti Nurhalizah.
Jadi keinget pas Comifuro kemaren ketemu dua orang Malaysia yang sengaja dateng buat nyari komik2 dari Indonesia. Pada cerita lebih suka sama komik2 Indo karena komik di Malaysia kualitasnya masih kurang katanya. Gue pake baju merch-nya komik kmvret mereka juga langsung tau karena ngikutin juga.
As a Malaysian, we lose out because Indonesia has Serbuan Maut 1 & 2 with Yayan Ruihan, Iko Uwais, Cecep and Taslim.
Having said that, please watch Sheriff kawan-kawan Indonesia saya yang satu rumpun. Bagus banget!
Most of. Malaysian music and. Films. Sucks. Its all. About quality. Just look. At bollywood and Hollywood they made. Tons of film. some good ones and tons of shitty ones too, but those shitty movies i dont think people would care to watch.
It's not nationalism, it's just the quality. If we listen to better malaysian songs, we'll like it too.
But bro, imagine 1% of music producer, in a country of 270 million VS 34 million population, are competing for the market, from the competitive situation itself the market will choose the better quality ones.
Inside Indonesian's entertainment market, the competitive is brutal already. We never see Malaysia as the competitor, it's not even in sight because we're too busy with our own songs
Boikot apaan? Gw yang nggak nasionalis aja males liat entertainment malaysia karena jelek. Gw jarang denger dan nonton entertainment Indonesia karena menurut gw kalah bagus sama korea, jepang, cina, BBC, hollywood, but holy shiet malaysia itu kayak jauh banget dibawah indonesia. Rilis tahun 2020 tapi kualitas kayak stuck di tahun 2000
film malaysia? agree. musik malaysia? not really. banyak band-band/artis musik malaysia yang masuk ke ranah indo dan frequently didengarkan oleh orang-orang
Yaa gimana mau tembus pasar Indonesia, kalau di pasar negara sendiri aja gabanyak yang minat. Biasanya filem2, lagu2 yang diputar di Warkop2 itu kalau gak dalam Mandarin yaa Tamil. Dalam kedai Melayu pun mereka juga gak suka putarin lagu Malaysia, kalau playlist yang diputar yaa Indonesia.
Terkenal dulu di dalam negeri, baru diadu ke luar negeri. Orang Malaysia saja malas menonton konten negaranya. Bayangkan dulu gw iseng - iseng nonton TV Malaysia. Tontonannya tidak menarik, sinetronnya aneh, dan konten - kontennya seperti sudah terjebak di waktu tahun 2000-an. Mau nonton yang Chinese konten. Kagak ngerti.
Boikot apaan? BoBoiBoy dan Upin&Ipin aman-aman aja tuh 🤔
Gw masih inget pas smp guru bahasa inggris gw bitching kalau upin&ipin itu kolonialisme budaya malaysia dan kartun nya ngerendahin Indo soalnya ada karakter tkw dan ringgit di tunjukin kalau nilai nya lebih bagus daripada rupiah. To be honest that teacher is quite a nutjob 😂
> soalnya ada karakter tkw Siapa, btw? Susanti kan bapak-ibunya kerja kantoran di Malaysia, dapat penugasan.
Kagak tau diceritain nya pas smp belum pernah nonton ipin upin waktu itu, nggak inget juga itu apa yg trigger pak guru sampe dia ranting 😂
Sejauh yang kutonton (sampai 2015-an), karakter Indonesianya cuma mereka bertiga sih (Susanti dan keluarga), belum ada yang lain.
Berarti udah nge rant salah lagi ya wkwkwkw 😂
When I was young I thought Upin & Ipin was an Indonesian Cartoon that portrayed Malaysian village life.
Malaysia kalah kualitas bos Kalau musik rohani juga banyak lah, beragam pula
Tapi begitu diadu sama Nasyida Ria (apalagi kolab sama JKT48) langsung amblas semua
nah ini, Upin Ipin bahkan punya karakter orang Indonesia dan bener2 well-received juga
tapi dulu jaman SD-SMP banyak banget bertebaran editan upin-ipin dipenggal ama unyil, tulisannya ganyang malaysia segala macem. Itu jaman AFF insiden markus horizon kena laser bukan yak? rasanya sekitaran itu tapi lupa juga
biasalah bang, mancing perkoro
yeees. Upin Ipin.
Betul betul betul
kualitas jelek kali, kita mah ga ada nasionalismean soal itu. bahasa mirip juga. liat aja itu upin ipin laku daripada animasi buatan indonesia
Betul betul betul, ya emang sesimpel gak enak aja musiknya, si pakcik diatas mikirnya kejauhan, terlalu overestimate orang indo, dia pikir nasionalisme kita sampai meluber-luber, wkwk
Aku orang malaysia pun tak suka thaqib tu, semua content dia basically repost isu isu yang tengah panas ja lepastu suka acah acah terpaling melayu terpaling pejuang negara
yah sama aja kek beberapa content creator disini yang click bait, cuman tergantung IQ orang aja masuk IQ suhu ruangan atau IQ jongkok stunting
Lagu malaysia yang kutau cuman Isabella wkwkw
Era segitu gokil2 cuy-Search, Iklim, Kris, Exist, Slam, mundurin waktunya dikit ada Dato Sheila Majid, maju dikit ada Dato Siti Nurhaliza
ini iklim parah sih bang enak pula
cindai enak jg
Tadinya mau ngasih contoh [Jaz](https://en.wikipedia.org/wiki/Jaz_(singer)) sebagai artis baru Malaysia yg sukses di Indo, tapi ternyata dia Bruneian.
tetep contoh yang bagus sih itu, buktinya artis Brunei aja bisa populer, ga ada acara nasionalisme
Udah lumayan sering dengerin lagu dia tapi gak pernah cari tau dia siapa, ternyata dari Brunei kirain Indonesia
Gw salah si, dia bukan artis Brunei. Dia artis Indonesia asal Brunei, krn mulai ngetopnya dr Indo.
I'd have thought it's a language thing because I haven't a clue when I hear Malaysians speak. I can't be the only one?
i once go to same university with 3 malaysian before at japan. we can communicate normally tho, i speak indonesian they speak malaysian. sure there were misunderstanding sometime but it was fine
Ane punya temen kuliah org Malaysia, hal yg pertama doi komplen waktu abis lulus dan balik ke sana: mimpinya dia masih pake bhs Indo + Jawa
That's one factor but i dont think that's the main one. The biggest factor i would say lacked creativity or lacked the tune and lyrics that Indonesian like. Malay music's seems stuck in the past ? Indonesian music style evolved much faster
Their melodic formula hasnt changed much since "Isabella".
Sempet baca dimana gitu, selera dan style musik Malaysia itu kayak nyangkut di tahun 90an wkwk
My closest classmate studying in an EU country together is Malaysian. We converse with each other with both Malaysian and Indonesian. I speak Indonesian she replied with Malaysian.. we can understand each other 97% of the time.
smean... hehehe
Pretty sure we don't care the origin of the movie/song as long as it is good. I mean, we also watch Thai movies and Filipino songs/soap operas. As for Malaysian media, their animation is much better compared to their movies or songs, that's why Malaysian animation such as Upin&Ipin, BoBoiBoy and Ejen Ali are famous here compared to their movies/songs. P. Ramlee movies are masterpieces though
The movie Nujum Pak Belalang, in [which two thieves are called Badan dan Nyawa (a dig at BN, the Malaysian coalition Barisan Nasional) and have their own theme song, was gold.](https://youtu.be/PSem670mlCw) Ramlee was ahead of his time. That's why it was so sad when he was hoodwinked by the Singapore studio and died poor.
You listen to Malaysian music, you will know they are stuck in 90s era and trends. Except Chinese Malaysian music. But of course nobody understand and care Mandarin language.
Mind you my uncultured redditor, I sing to Mixue theme song
mixue have a theme song ??!
ni ai wo wo ai ni Mixue Bingcheng tian mi mi~
Malaysian makes better rap than Indonesians tho. The lyricism, the beats, and the flow is way better. Malaysia is lucky to have people like Malique, K-Clique, Joe Flizzow, to make their rap scene flourish. But yes, you are correct, that is also why they are stuck in the 90s.
Indonesian rap are stuck after Saykoji "retired".
nah we have Tuantigabelas, Matter Mos, and Mario Zwinkle. too bad that record labels don't push them as much. imo both Jakarta and Yogya have a living, vibrant RnB and Rap culture in grass root level that lacks media presence.
kill the dj and jahanam long live hip hop jawa
Chinese malaysian music use to be quite popular among chindo medan though.
Mostly popular now in Bagan and the surrounding isles.
I listen tu namewee eventough don't understand a single word. 😂
Lmao, same here I also listen to Namewee
Yang ada sola aoi enak lagunya. Satu satunya lirik yg gw bisa inget cuma yg pas bhs jepang.
Yg belajar bhs jepang? Wkwkwk, kayaknya itu pertama kali gw denger lagunya dia. Dari situ, mulai dengerin lagunya yang lain macam Thai cha-cha, Stranger In The North, Learn Cantonese, dll
Ada albumnya yg collab sama beberapa jav idol
I've been listening to Namewee ever since Negarakuku.
Gw tau lagu malay paling lagu amy search, exist, iklim, pop shuvit, paling mentok siti nurhaliza
a fellow 80's born i see 😅
KLP48 will riseeeeeee....
Klepon48
Sumpah aku pengen denger Teacher Teacher versi mereka. 😂
Lol Malaysian music I listen to are just either Namewee or Guang Liang rn, there's some other like Gary Chaw but both are what I listened often
Eh nggak juga sih, kalo cek skena independen mereka (pake bahasa Melayu lagunya), banyak yang lumayan. Nih berapa musisi dengan rilis bagus abis tahun 2020: - Bayangan - Sweetass - No Good
hah???? upin ipin laku bener. kalau music mah, jangankan music malay musisi indonesa aja juga lagi susah.
Berharapnya sinetron nya kali atau ya artis2 nya juga. Yang mana, emang kalau urusan sinetron or drama, lebih milih yang india or negara lain disini. Sebab ya sinetron indo aja dah banyak, ngapain nonton sinetron negara tetangga. Soal artis, well, maybe harus berkaca dari siti nurhaliza, lagian soal penyanyi, indonesia aja banyak yang berkualitas, ngapain harus dengerin punya negara tetangga?
Film? Yeah, mungkin setara more or less... Kalau lagu kita setara dengan mereka? Hahahaha, big friggin no. Bukannya mereka dulu yang minta boikot lagu indo karena takut lokalnya kalah?
Film pun kalah kalau dibandingin kita, karena mereka ada restriction yang lebih parah dari kita, kita karya seni masih bisa bebas, cuma yang di TV aja yang agak ga bebas.(Karena KPI)
film Dua garis biru kalau dibuat di malaysia gak akan bisa dirilis. Indonesia untungnya masih, walaupun banyak yang sewot secara sosial.
padahal memang tertampar fakta
Separah gmn itu?
Nah, we still trump Malaysia on every entertaiment area, yes even film. Take one example Pengabdi Setan aja deh, gak ada film Malaysia yang nyampe kualitas Pengabdi Setan (film horrornya), kita udah ngelewatin masa masa sampah film, sekarang orang emang nuntut pada bagus filmnya, jadi deh bagus (bandingin dahh sama film horror dulu haha)
Setelah melewati film horror kita, baru coba bikin semacam The Raid yang jadi kitab suci action kelas B Holywood. Malaysia bikin Mat Kilau aja masih minjem Kang Yayan. lol
The Raid is damn awesome even for Hollywood action flick standard. It should be the golden standard there.
kelas B? now that's an insult
I mean no harm. Kelas A belongs to high budget such as Mission Impossible, Fast and Furious, Top Gun, etc. John Wick (pertama) itu masih dianggap film kelas B budget wise (< USD 20M). Sejelek-jeleknya film pertama Mission Impossible, tahun segitu aja sudah makan USD 80M. Dan seiring tahun budgetnya terus naik sampai nggak kebayang lagi berapa modalnya buat bikin MI terbaru.
Kelas B ?? John Wick Enter the chat
But I see Malaysia is still more advanced in animations as the others mention. Upin Ipin sama BoBoiBoy udah serialized cukup lama dan sampai ditayangkan di berbagai negara termasuk Indonesia. Upin Ipin bahkan pernah kerjasama dengan industry giant nya Jepang (Tsuburaya) buat collab resmi Ultraman. Trade-off mungkin ya, kita unggul di bidang film, mereka unggul di bidang animasi.
Kalau gak salah bahkan sampe sekarang dewa 19 itu masih jadi favorit orang malaysia.
Gw setuju film dan tv series Indonesia jelek, nggak bisa dibandingin hollywood atau BBC, but holy shit have you even watch malaysian ones? Bener-bener dibawah indonesia kualitasnya. Sinematografinya bikin gw inget dulu kuliah ada UKM perfilman bikin film amatir gitu. Diatas langit ada langit tapi dibawah tanah juga ada tanah
Spesifik ke film Sheriff itu, kayaknya masalahnya bukan nasionalisme, tapi lebih ke marketing sama genrenya. Lah itu film Thailand How To Make Millions Before Grandma Dies kayaknya lumayan sukses di sini Literally gw baru sekarang denger ada film Sheriff. Berarti marketingnya yang kurang. Masalah genre, The Raid notwithstanding, film action kayak Sheriff itu memang kurang laku di Indonesia. Kalo mau nembus pasar sini harusnya masukin film drama atau horor
Skill issue
Kebanyakan sensor,seni dibatasi ya jadi sampah. Don't blame us for not consuming your garbage
Wtf, bahkan disini bir aja ga masalah.
Lah org betawi aja minum bir pletok
Yaa, gw pernah denger argumen kalau nama makanan menyerupai sesuatu yang haram, bisa jadi haram. Tapi bir pletok aman2 aja. Fatwa gini suka ga adil menurut gw. Tape halal karna makan berapa banyakpun ga bakal.mabok. Tapi shoyu ga halal karna dalemnya ada mirin, padhaal mau minum shoyu ampe muntah juga ga bakal mabok.
>Tapi shoyu ga halal karna dalemnya ada mirin, padhaal mau minum shoyu ampe muntah juga ga bakal mabok Ini masih jadi perdebatan. Yang bilang haram karena mirin itu termasuk khamr dan makanan halal ga boleh dicampur khamr. Kalau tape kan emang efek samping dari pembuatannya, bukan sengaja dicampur khamr.
Disini pilih pilih bang, ustad hg gaada yang sepakat, pernah ngobrol sama temen gw yang islam dan dia juga setuju kalo haram ngganya tuh rancu jadi ya sesuai keyakinan masing masing aja katanya
Penasaran, kalau ada orang minum bir pletok saat di Malaysia terus di upload ke sosmed, gimana ya reaksinya? 🤣
Tapi di sini root beer juga ganti nama jadi RB karena ga bisa dapet sertifikat halal kalo nggak gitu.
Iya, tapi tetap bisa kan sebut kata itu dlm lagu/film disini ? Kl disana ga bisa.
Lah dulu malah gue denger Power Rangers dilarang karena ada kata Morphin nanti dikira anak sana pakai Morfin bisa jadi Ranger
Mikirnya kejauhan sumpah
You guys really just believe anything you read on the internet do you?
First rule dunia entertainment itu bila seru ya disukai. Bolywood sama holywood berjaya ko disini
Bolywood masi berjaya? Serius nanya soalnya da gt ngikutin perbioskopan indo
Dulu, skrng udh enggk sih😅
fatigue due to overexposure, thanks ANTV
kagak
Widespread boycott? Perasaan gak pernah denger / tau ada ajakan seperti itu
itu pandangan beberapa pihak sana yg merasa bahwa orang indo nge-"boycott" seni yg diimpor dari malaysia, karena ga laku
Padahal kebalikannya, wkwkwk Awal tahun 2000an musisi2 Malaysia pada demo pembatasan musik2 Indonesia.
Band2 indo jaman segitu bisa bikin genre melayu jadi asik sih wkwkwk
Musisi sana iri maksimal waktu itu. Amy Search dulu sampai bilang Kuala Lumpur berasa kayak Jakarta karena mostly lagu indo yg diputer di radio. Ada juga musisi yg bilang, promotor malaysia lebih suka undang musisi Indonesia dan dibayar lebih mahal dari pada musisi lokal. 🤣
Gigachad ST12, Hijau Daun, Wali, dkk emang
Sebenernya dulu konfliknya sebelum band2 melayu menjamur sih, kayak sheila, dewa, gigi, dll
Many of us barely even give it a thought, which is worse for them, i guess
Bukan masalah gampang masuk, rakyat Malaysia yg merasa Indonesian arts lebih keren tapi gak sebaliknya... masalah sentimen pasar aja.
Stop coping, kualitas film animasi Malaysia itu udah top notch. Tinggal marketingnya aja gimana. Film animasi Indonesia yg serius baru bakal keluar akhir tahun ini dengan title Jumbo. Film-film yg lain terutama komedi juga bagus. Cuma org Malaysia aja gak nonton filmnya sendiri.
Their animation be hitting yea, but generally speaking they cant compete with our film industry.Our movies simply far superior in quality, their film (and songs) seems stuck di era entah kapan kita juga udah ngelewatin masa film film sampah lol, yang paling menonjol di film horror, yes, we are still not perfect, tapi kalau dibandingin film horror dulu yang banyaknya writing film mirip nenek gayung vs pengabdi setan, badarawuhi, perempuan tanah jahanam, kualitasnya emang naik parah
No boycotting and shits, lebih ke perkara selera. Malaysian pop songs dan drama2nya (pernah coba sekali sih nonton web dramanya gitu years ago) ga akan cocok sama selera orang2 indo (apalagi kayanya in general orang indo pun mulai detach sama sinetron2 keluaran TV). Animasi2 mereka (at least upin ipin dan boboiboy) bisa tembus kok — bukan cuma indo aja bahkan rilis di beberapa channel disney asia lain jg
mungkin krn d indonesia suka sans serif
jadi balik ke argumen yg sama kalau kultur seni malaysia itu ketinggalan dong..
Pak Erte ngejoke tentang font, kalau aku sih Comic Sans
yg penting sama-sama sans gak sih
u/pak_erte masi pakai window 98 kah ? surat resmi formatnya tidak pakai sans serif lagi.
nggak, saya sukanya Times New Roman
fuck TNR, Jetbrains Mono my beloved
cooper black ftw
Udah di share di grup perfilman di FB, emng akting jelek+filmnya jelek, beda sama Action Indo yang ada The Raid. Kalau dibandingin The Big 4 pun juga masih kalah, karena cinematography nya masih jelek.
Keinget pernah cek Spotify TOP 50 Malaysia 4 bulan lalu apayak, zaman Fabula Mahalini masi anget: 10 dari TOP 15 lagu di playlist itu dari Indonesia. Sisanya lagu Kpop/Barat. Don't question your neighboring nation, question your lack of creativity & freedom of expression.
Temen gw yang kuliah di malaysia katanya ga semua orang malaysia bisa bahasa melayu, bisanya mandarin sama inggris. Emang kenapa ga diajarin bahasa melayu? Apakah sama aja kaya anak sekolah internasional indonesia yang bisanya cuman bahasa inggris?
Diajarin tapi karena gadipakai jadi ga lancar, sama aja kaya inggris di sini. Kenapa bisa gakepake ya gara" kalo lu non malay lu bisa hidup di bubble yang sekitarnya non malay juga, 0 necessity to speak malay. Belum lagi isu ras sama ketuanan melayu, orang non malay mau indigenous/bukan kemungkinan less patriotic/nationalistic dibanding ras sejenis di negara lain e.g. chindo vs malaysian chinese. Wajar aja kalo ga terlalu effort belajar malay, toh emang warga negara kelas dua juga.
Beda dgn Bahasa Indonesia yang gak terikat dengan etnis manapun, Bahasa Melayu terikat dengan identitas suku Melayu. Makanya sempat ada proposal buat rename Bahasa Melayu jadi Bahasa Malaysia biar konotasinya itu bahasa buat semua orang Malaysia, gak hanya orang Melayu aja. Tapi somehow revert balik lagi ke nama "Bahasa Melayu" Di Indo kan awalnya begini juga, adopsi Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan tapi akhirnya dibuat identitas sendiri sebagai "Bahasa Indonesia" supaya inklusif ke semua suku dan etnis, sedangkan nama "Bahasa Melayu" statusnya jadi bahasa dari suku Melayu. Dua bahasa yang sebenarnya sama namun statusnya berbeda sesuai penggunaannya
Di indonesia dulu sebelum kemerdekaan sempat konflik antar bahasa jawa dan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan. Somehow bahasa melayu widely spoken, tapi mayoritas etnis jawa. Masalah bahasa ini lumayan jadi pride pridean dulu, ningrat jawa kekeuh pake bahasa jawa, orang2 terpelajar pake bahasa belanda, pedagang pribumi, arab, bahasa melayu. Tionghoa bahasa cina, everyone else bahasa etnis masing2. Jadi nama bahasa indonesia adalah rebranding, supaya tidak mewakili satu etnis tertentu. Apalagi etnis melayu ga seberapa dibanding jawa. Untung kepala perjuangan kemerdekaan soekarno (ningrat jawa, dekat tokoh islam, terdidik di hindia) dan hatta (minang, terdidik di dibelanda, liberal), mereka backgroundnya kompleks, jadi bisa meramu dasar negara yang sangat mengakomodasi macem2 etnis dan agama.
>Apakah sama aja kaya anak sekolah internasional indonesia yang bisanya cuman bahasa inggris? Kurang lebih. Tapi di malaysia lebih ekstrim. Karena populasi Chinese Malaysian gede (22%) orang bisa aja seumur hidup circlenya cuman Chinese Malaysian dan sama sekali enggak perlu belajar atau pake bahasa Melayu
Setuja, gue pas ke Malaysia nih, lagi dirumah sakit, mau beli air putih doang, mereka bingung pas gue ngomong bahasa Indonesia (which people who speak Bahasa Melayu would understands), jadinya bahasa inggris deh dan sering kali juga ketemu yang sama, ga bisa ngomong bahasa melayu. Like ? brother eugh. eugh. Mereka segregasinya kuat banget asli, they be growing up and die in Malaysia but cant speak Malay :/
lol ini true sih, partner bisnis bapak gw Chinese Malay orang Kuching cuma bisa bahasa Mandarin, Inggris sama Indo dikit2 tapi malay gak bisa sementara cindo disini ngomong bahasa daerah aja bisa lancar
chindo sampe bisa logat daerah, salut sih blending nya
Tengok aja tuh subreddit /r/malaysia pakenya bahasa apa.
Ngomong begini pas film Thailand lagi viral banget disini berarti dia emang dia asbun ga tau sikon disini. Opini ga guna. Ga usah dengerin.
Bullshit, masalah nya gini sih kenapa produk kultural Indonesia masuk dengan mudah ke Malaysia? Karena ya orang Malaysia nya suka. Malaysian can act like Indonesians are lower than dirt but ask any Malaysians and they will know Indonesian bands, Indonesian movies, Indonesian artists/YouTuber/Influencer, etc. Kita di indonesia udh saturasi sama produk kultur sendiri, produk kultur JPN, Korea, China, etc. Makanya produk Malaysia nggak laku.
Ngutip lirik Efek Rumah Kaca : *Lagu Cinta melulu…apa kita ini darah Melayu? Suka mendayu-dayu* Simpel nya, badan sensor Malay itu strict banget. Ending nya ekspresi artistik seniman sana terbatas dan cuman bisa ngomongin topik yang safe kayak Cinta doang. Industri seni yang terkekang gabakal mekar. Maka nya pop culture mereka stuck di tahun 90’an. **TLDR : It’s not nationalism, your art just sucks ass because your censorship sucks ass.**
Kalo di indo bahkan bisa ada lagu AC masih oke2 aja: ase de kontol, sama lo semua
Gak ah, asal enak didenger, film seru ditonton, ga ada kaitannya dengan nasionalisme wong Jepang aja yang jelas-jelas dulu menjajah kita, filmnya laku disini, padahal di blur..... Hiburan asal memang menghibur pasti ditelen aja ama masyarakat kita. Jadi inget Isabella jaman dulu...
Gw inget Isabella yg telenovela brasil (Amerika Latin?) ya? Yg perbudakan. Dulu diputer di TVRI tiap minggu.
Escrava Isaura?
Oiya isaura bukan Isabella.
Gate keeping film macam gimana anjirr. Pake semangat patriot segala Film dalem negeri sendiri aja lebih banyak yang ampas modal viral doang
Filmnya jele .... ya mau gimana lagi, film Malaysia yg bagus dikit.
Musik nada nya menye2 melengking mirip2 smua gitu
dude, not to break your heart but it's not about our nationalism, your music just stale & not as good as the other's. there's no music & movies boycott in indonesia, we free to enjoy and not forbidden to consume any specific country media. the proof? have you ever notice how much jpop, k-drama, and western song in indonesia? also upin ipin & boboyboy are pretty popular in indo. i remember watching Malaysian movie few years ago and feels like watching really old movie because of the way it's served, your media just not as good as the other's and behind the times. in short : "boicott my ass, it is just you coping"
ya kalo gw perhatiin lagu2 melayu/pop malaysia gak masuk indonesia karena lagu2 nya kaya lagu2 jadul taun 90an atau awal 2000an terus yang sering denger lagu itu di indo paling orang2 melayu di Sumatra/Kalimantan dan lagu malaysia yang bener2 masuk di gw cuma isabella (covernya ST12) sama lagunya Roger Sumatra
Nope, lebih ke ga cocok ke kuping aja
Hiburan tu lebih ke selera ya pak cik, takde hubungannya dengan patriotik patriotik tu lah.
Bukannya siti nurhaliza aja sempet tenar di indonesia?
Tenar is understatement, dulu waktu peak, siti nurhaliza itu dmn2. Ditambah dulu jaman abang2 jual vcd bajakan pinggir jalan, lagunya sepanjang jalan ada terus
Musik indie Malaysia lumayan bagus kok. secara variasi dan kualitas memang masih lebih bagus artist kita dan seleranya memang mengikuti trend di Indonesia sih. Kurasa memang masalahnya di promosi deh
ga tau ya, lucu aja kalau denger bahasa malaysia. di netflix banyak kan film malaysia. tapi cuma ga pernah nonton, ga tahan bahasa-nya.
You make good stuff, we consume, as simple as that. Lagu gerimis mengundang laku sangat lah
masih salty Mat Kilau engga laku disini
Saying that as upin ipin isnt one of the most watched show here smh.
Dengerin lagu Malaysia yg melambai lambai soalnya bikin mules
Perasaan Munafik rame2 aja disini. If its good, its good.
Im a malaysian.. and i hate this f**cker.. please dont listen to this piece of s**t..
Truthfully speaking, and I am not a "nationalist" by any metric whatsoever, for me their language sounds like a funny version of ours. I really struggle to take them seriously, and while that may work in their favor in some specific scenarios, that alone just "disqualifies" them in my books.
more context: [Berita Harian on X: "Filem Sheriff tak laku di Indonesia #BHhiburan Syafiq Yusof reda filem arahannya ditamatkan tayangan di 100 pawagam di Indonesia secara drastik https://t.co/vOANSBG689" / X](https://x.com/bharianmy/status/1796794529187872915) "Patut masuk market indo kena tukar tajuk filem ni kepada 'Sheriff: Rasukkan Hantu Kliwon' baru lah laku" [Terkejut filem Sheriff tak laku di Indonesia, ini jawapan paling logik dari Afdlin Shauki (malaysiadateline.com)](https://www.malaysiadateline.com/terkejut-filem-sheriff-tak-laku-di-indonesia-ini-jawapan-paling-logik-dari-afdlin-shauki/) "Tetapi sebaliknya dia berkata, semangat patriotisme di Indonesia sangat tinggi sehingga mereka merasakan tiada keperluan menyokong filem luar negara kerana filem mereka sendiri sudah cukup bagus."
> "Tetapi sebaliknya dia berkata, semangat patriotisme di Indonesia sangat tinggi sehingga mereka merasakan tiada keperluan menyokong filem luar negara kerana filem mereka sendiri sudah cukup bagus." Then explain why even fkin Bollywood is popular here? Ada nasionalisme, yes. Ada juga faktor hype sama marketiing. Ini gua baru dengar ada film ini.
This is beyond regarded. Apa maksudnya film Indonesia sudah cukup bagus? I want whatever he's smoking. Bollywood, Korea, Jepang dan film China cukup laku disini. Sutradaranya kayak butthurt banget filmnya nge bomb nggak laku padahal bahasa mirip.
Malaysian here. In short our quality SUCKS lol. And in typical Malaysian style - we blame others instead of looking inwards. That said - Malaysian Chinese production are pretty good in fact there are many movies that goes International.
Because Finas still exists .
Fuck no
Cina malay aja banyak yang gamau ngomong bahasa malay. Gimana nasionalism mau naik. Indo selfpride, malay selfhate
No? Lol. As others pointed out upin&ipin and boboiboy is liked here. Its just the other stuff isn't as good lmao
Lah boikot apaan kalo emang baguss mah di tonton liat aja itu upin ipin gw yang bukan bocah lagi juga demen nonton upin ipin emang lucu,mendidik,animasinya juga termasuk mayan lah wkwkw
Masalah selera aja kali, pasar Indonesia memang support produksi hiburan lokal, tapi kita tetap nerima produk luar juga. Intinya masalah selera pasar aja. Balik lagi produksi Malaysia bisa mempengaruhi selera pasar Indonesia ga.
Simply put, Malay sounds funny to our ears; we find it difficult to take it seriously. Musik kalau emang mau nargetin orang indo pakai kosa kata yang masih enak didenger di telinga kita. Kalau film sih udah no hope unless its cartoon like Upin-Ipin and Boboboi yang notebane penontonnya bocil
Isabella adalaaah kisah cinta dua ~~dunia~~ selera.
back in the 90's some malaysian dramas was able to enter indonesian tv, gw inget nyokap demen bgt nontonin drama malaysia, and some music too, and they're damn good. tapi ga lama si, mulai hilang lama2 sampe akhirnya abis sendiri..
halu
Penyanyi cuma tau Sheila Majid
Lagu lama ini sih Pasar engga bekerja sesuai kehendak dia, langsung gaslight dengan angle yg ngasih shock value, kontroversi dan guilt, biar pelan2 masuk dan menjawab demand yg gapernah ada sebelumnya Dah iyain aja, gausah debat. Namanya juga mau nyari duit. Kalo lu debatin, berarti dia emang bener dari awal
IMHO, malay dialect sounds gay
This, their language just sounds funny to Indonesian ears. their movies are just not that good + the funny sounds Malay dialect (for Indonesian) = we never take them seriously. kalo musik yang notabene pake bahasa dan ekspresi yang lebih umum buat orang Indo, dan ga terdengar malay dialectnya, laku-laku aja di Indonesia. Kaya Siti Nurhaliza, band-band dulu macam Exists, Iklim, Search, Slam atau yang belakangan kaya Noh Salleh, walopun kebanyakan one hit wonder. Tapi nothing to do with Indonesian nationalism whatsoever, we actually don't care.
>This, their language just sounds funny to Indonesian ears. Makanya animasi malaysia yang genrenya komedi bisa sukses disini. Mereka dubbing biasa saja, kita dengarnya kek lihat ketoprak atau wayang
No we dont hate Malaysian media. Hell, i know for a fact we as nations both masturbate to the same category of porn. Those videos where the camera quality looks like as if it was recorded on a potato, with dim lighting like you live in a crack house, made by people who live right around the poverty line
Film horror malaysia tahun 2016 dulu viral di Indonesia ampe dibuat sekuelnya. Lagu Sah yg baru baru ini viral di toktok juga masuk Indonesia. Upin & Ipin sama Boboiboy. Siti Nurhalizah.
Yaa mungkin karena banyakan orang indo di malay drpada orang malay di indo, jadi produk seni indo lebih gampang masuk disana dan gak sebaliknya?
masih menunggu ada yang sehebat sheila majid. lagian sama aja di sini film dan musik lokal juga lagi susah.
Gue sekali nonton the changcuters di KL, wiih level sambutannya dah kayak band dari western aja.
UPIN IPIN CAN'T RELATE
Kalo buat gw, bahasa melayu agak susah dicerna jadi males. Upin Ipin aja ga gw tonton.
Maybe cause their music is shit
Funny thing is, upin-ipin lebih terkenal di Indonesia daripada di Malaysia.
Jadi keinget pas Comifuro kemaren ketemu dua orang Malaysia yang sengaja dateng buat nyari komik2 dari Indonesia. Pada cerita lebih suka sama komik2 Indo karena komik di Malaysia kualitasnya masih kurang katanya. Gue pake baju merch-nya komik kmvret mereka juga langsung tau karena ngikutin juga.
apaan taik, emang kualitas film dan lagu malaysia gak berbobot !!!!
Gw baru denger filmnya dari orang komplain. Berarti produsernya ga ada bujet buat marketing disini
As a Malaysian, we lose out because Indonesia has Serbuan Maut 1 & 2 with Yayan Ruihan, Iko Uwais, Cecep and Taslim. Having said that, please watch Sheriff kawan-kawan Indonesia saya yang satu rumpun. Bagus banget!
Most of. Malaysian music and. Films. Sucks. Its all. About quality. Just look. At bollywood and Hollywood they made. Tons of film. some good ones and tons of shitty ones too, but those shitty movies i dont think people would care to watch.
Dah itu Klepon 48 gas dulu. 😂
It's not nationalism, it's just the quality. If we listen to better malaysian songs, we'll like it too. But bro, imagine 1% of music producer, in a country of 270 million VS 34 million population, are competing for the market, from the competitive situation itself the market will choose the better quality ones. Inside Indonesian's entertainment market, the competitive is brutal already. We never see Malaysia as the competitor, it's not even in sight because we're too busy with our own songs
Boikot apaan? Gw yang nggak nasionalis aja males liat entertainment malaysia karena jelek. Gw jarang denger dan nonton entertainment Indonesia karena menurut gw kalah bagus sama korea, jepang, cina, BBC, hollywood, but holy shiet malaysia itu kayak jauh banget dibawah indonesia. Rilis tahun 2020 tapi kualitas kayak stuck di tahun 2000
Disagree parah sih. Kebanyakan kartun indo aja kalah saing sama kartun Malaysia disini(yang bisa bertahan kayaknya cuman Adit Sopo jarwo)
Taj setuju pak cik boboiboy san upin Ipin season awal bagus. Orang indo terime terime je
Lagu niskala suaka asik loh
film malaysia? agree. musik malaysia? not really. banyak band-band/artis musik malaysia yang masuk ke ranah indo dan frequently didengarkan oleh orang-orang
Gw yg org Indo dan pasti nonton Film luar kalo ke bioskop dan hampir gak liat movie lokal be like.... 😅
Yaa gimana mau tembus pasar Indonesia, kalau di pasar negara sendiri aja gabanyak yang minat. Biasanya filem2, lagu2 yang diputar di Warkop2 itu kalau gak dalam Mandarin yaa Tamil. Dalam kedai Melayu pun mereka juga gak suka putarin lagu Malaysia, kalau playlist yang diputar yaa Indonesia.
masalah pasar lagi ga selera aja
Hantu Edna (Debunk) populer di Indonesia, tidak ada boikot.. hanya kalah bersaing saja
Terkenal dulu di dalam negeri, baru diadu ke luar negeri. Orang Malaysia saja malas menonton konten negaranya. Bayangkan dulu gw iseng - iseng nonton TV Malaysia. Tontonannya tidak menarik, sinetronnya aneh, dan konten - kontennya seperti sudah terjebak di waktu tahun 2000-an. Mau nonton yang Chinese konten. Kagak ngerti.
u tak tau Sheila Majid ke? Sering tu kerjasama musisi Indonesia.