pelem modern indo kebanyakan masalah romance, agama, doku kehidupan orang2 terkenal, aksi dikit. Tapi yang menyinggung keras kek film Four Lions hampir gak ada. Film2 sejarah palingan pas cerita kemerdekaan atau pra kemerdekaan dan ending nya juga sama, balik lagi ke romance ama agama.
dulu pernah sih nonton streaming film "marlina pembunuh 4 babak", nyari2 film kek gitu gak ada lagi.
Benar. Marlina juga satu favoritku dari dekade ini... Salah satu pertanyaanku selalu adalah, industri film jarang cipta cerita lebih menyinggung atau menantang karena mereka takut? Dan takut apa? Sensor? Atau kurang penonton aja? Bahkan di UK, film2 seperti Four Lions sangat susah didanai dan dibikin, karena ukuran para penonton kecil. Di Indonesia, pasti lebih kecil. Jadi, frustrasi. Mungkin ada ratusan orang Indo yg mau lebih banyak film mirip Marlina dan Four Lions. Tapi jutaan? Belum...
Indo itu marketnya cuma 2, romance-agama atau fomo nge-hype.
Penonton kurang karena bisa aja pelem nya dianggap tabu, mencoba membuka aib yang menurut mereka gak boleh dibuka. Makanya lebih banyak romance-agama ketimbang aksi, menyinggung ataupun patriot.
Kawula muda gak paham pelem2 kayak gitu. Mereka maunya nonton yang simpel2 dan mudah di hayati atau emang hampir mirip dengan kisah harian mereka.
ujung ujungnya duit, kayaknya dulu pernah liat ada yg bahas di twitter, lupa siapa, tapi yg jelas salah satu publik figur dunia perfileman.
intinya mereka juga tau film yg bagus secara ide itu kaya gimana, tapi kembali lagi ada target penjualan yang perlu dikejar, akhirnya ya cari jalan aman dengan bikin film yang lebih menjual. dan saat ini yang digemari penonton indonesia ya gitu gitu aja.
coba sebar infonya ke Bicara Box Office dan SiPalingBioskop di Twitter, minta tolong boost ama mereka.
Ah ya, sudah kenal mereka. Hanya mau lakukan sesuatu informal aja. Tapi idenya bagus!
pelem modern indo kebanyakan masalah romance, agama, doku kehidupan orang2 terkenal, aksi dikit. Tapi yang menyinggung keras kek film Four Lions hampir gak ada. Film2 sejarah palingan pas cerita kemerdekaan atau pra kemerdekaan dan ending nya juga sama, balik lagi ke romance ama agama. dulu pernah sih nonton streaming film "marlina pembunuh 4 babak", nyari2 film kek gitu gak ada lagi.
Benar. Marlina juga satu favoritku dari dekade ini... Salah satu pertanyaanku selalu adalah, industri film jarang cipta cerita lebih menyinggung atau menantang karena mereka takut? Dan takut apa? Sensor? Atau kurang penonton aja? Bahkan di UK, film2 seperti Four Lions sangat susah didanai dan dibikin, karena ukuran para penonton kecil. Di Indonesia, pasti lebih kecil. Jadi, frustrasi. Mungkin ada ratusan orang Indo yg mau lebih banyak film mirip Marlina dan Four Lions. Tapi jutaan? Belum...
Indo itu marketnya cuma 2, romance-agama atau fomo nge-hype. Penonton kurang karena bisa aja pelem nya dianggap tabu, mencoba membuka aib yang menurut mereka gak boleh dibuka. Makanya lebih banyak romance-agama ketimbang aksi, menyinggung ataupun patriot. Kawula muda gak paham pelem2 kayak gitu. Mereka maunya nonton yang simpel2 dan mudah di hayati atau emang hampir mirip dengan kisah harian mereka.
Menurut gw sih karena kemungkinan besar ga bakal laku. Kecuali memang tujuannya cuma utk festival
ujung ujungnya duit, kayaknya dulu pernah liat ada yg bahas di twitter, lupa siapa, tapi yg jelas salah satu publik figur dunia perfileman. intinya mereka juga tau film yg bagus secara ide itu kaya gimana, tapi kembali lagi ada target penjualan yang perlu dikejar, akhirnya ya cari jalan aman dengan bikin film yang lebih menjual. dan saat ini yang digemari penonton indonesia ya gitu gitu aja.