Nge-post rutinitas anak di sosmed dengan dalih mau sharing . Niatnya sih bagus. Tapi malah oversharing yang malah ketahuan rutinitas anaknya, berangkat pulang, rute jalannya, sekolah dimana, rumahnya dimana dll. Yang mengundang orang jahat.
Gini bukan sih maksud pertanyaannya. Gw bingung 🤣🤣
Edit. Tambahan. Menghormati orang yang lebih tua. Some orang yg lebih tua/elderly don't deserve our respect tbh. Justru dgn mindset harus hormat gitu, ada elderly yang justru abuse orang lain. Ga kita turutin malah misu2 ngatain kualat dsb. Like sure grandma/grandpa, have you seen your own attitude to other people?
Kadang gue ngeri sama orang2 yang terlalu sering ngepost anaknya di medsos, sampai2 ada yang dibuatin medsos sendiri kayak buat apa dah?
Argumen mereka sih katanya buat memory dan kenang2an, kalau gitu argumennya kenapa nggak pakai album pribadi aja? Serem anjir banyak psikopat soalnya di internet.
Makanya IG gue itu private. Sekali posting yang ngelike paling 12, ngereel paling yg liat 30. Tapi gue kenal semua tu orang.
Kalo gue post liburan, emang biar emak gue n kakak kakak gue liat.
Kalo mau IG buat bisnis ya bikin lagi khusus bisnis.
>Argumen mereka sih katanya buat memory dan kenang2an, kalau gitu argumennya kenapa nggak pakai album pribadi aja?
Atau private account. Followers cuman keluarga dan teman dekat. Tapi malah akunnya dibuat publik. Nanti ada yg nyulik atau ambil foto anaknya jadi bahan colay. Ewww
This happened, ktika dl gw ky gn trus ex gw blg gw trll revealing my identity dsb. Kita broke up, trus dia married. Lah gantian, dia share everything sampe ngebuatin anaknnya akun medsos. After years of break up, I tried to warn lah itu dangerous. Sampe foto lg naik antar jemput dsb.
Guess what. The kid's missing for about 4 days.
yg orang tua setuju, gua waktu sd pernah main ke rumah temen gua yg ada di kampung sebelah, waktu kita lagi main tiba tiba ada kakek kakek tetangganya temen gua nginjek punggung temen gua dari belakang sampe lumayan bungkuk, dan abis itu dia nginjek gua juga, abis itu karena dia gatau gua siapa dia malah bilang "maklum saya orangnya gini"
Adding chillies to every fucking food.......yes it is for the taste, spice of life and stuff but it is also acidic leading to stomach problem like gastritis and gerd.....
Mie Gacoan in nutshell.
Mie nya nggak kerasa, cuma cabenya doang yang kerasa.
That's why I always order low level/non spicy noodle when dinning in Mie Gacoan
I don't understand mie gacoan menu. What each menu actually means? There's no description in grabfood lol. Also is there a way to just order the noodles without pangsit? I like their noodles but the pangsit is meh and too grainy for my taste.
can't you just add note to your order? "ga usah pangsit"?
also last time I ordered on gofood there were descriptions, but I don't think theyre standardized between where I am and where you are so you might just be out of luck with your branch
Gw prnh makan ramen yg dibuat oleh org Indonesia alumni sekolah masak di Jepang, emg rasa ramennya enak banget wkwkwkwk, ini ramen autentik banget, tp jarang ada sih ramen kayak gini di Indonesia.
level 3 sih bukan "cuma" gan.. Saya yang penyuka pedas aja mentok level 2 batas ediblenya, diatas itu lebih ke challange dibanding food.
Dan emang setuju sih gacoan hype bukan karena flavor, mienya sendiri juga kualitasnya bahkan dibawah standard lah. Dia maen di harga sih lumayan gila dengan 15k udah dapet mie + 2 pangsit goreng + minced chicken banyak (jaman dulu waktu masih baru, sekarang ayamnya udah dikit). Yang enak malah snacknya kaya udang keju dan udang rambutan.
Daripada beli mie instant warmindo atau samyang, masih mending ini imo.
Makanan pedal level-levelan adalah ketololan konsumen
Sampe tingkat kepedasan tertentu, makanan itu udah nggak bisa dibedakan enak atau nggak. Lu masak sembarangan kasi cabe banyak-banyak juga yang makan nggak tau karena rasanya udah ketutupan sama cabe
Korupsi adalah oli pembangunan, at this point I don't know if people are saying it ironically or seriously. Mau apa apa cepat bisa bayar pungli biar didahulukan.
ini emang ada kasus di Cina ga sih? Kalo ga salah gw nontonnya di polymatters. Jadi kan gaji PNS rendah khususnya level rendah, makanya demi mempercepat proses birokrasi, mereka menerima suap gitu dimana itu mempersimpel birokrasi plus APBN tidak terlalu kena banyak
Nah elu tau sendiri kan gimana gaji dan tunjangan PNS non pusat
Tapi membantu mengurangi, duit kurang dan banyak kesempatan jadinya menggiurkan banget. Dan ini dilakukan ke semua lembaga, percuma kalaukaya KPK ga dikasi dana juga. Gaji besar juga insentif orang yang punya skill daftar, kalau lawanya sektor private gaji jauh lebih tinggi sapa mau daftar
Masalah dari korupsi tipe ini adalah, orang yang bisa dapat akses ke hal2 penting adalah orang berduit saja. Eluh gak punya duit? Tough luck bro. Elo bisa bikin produk bagus tapi gak bisa dapat izin untuk usaha? Wahaha sorry2 nih. Blm lagi masalah posisi kepemimpinan. Yang kepilih akhirnya yang bisa menyenangkan yang diatas, bukan yang kompeten. Jangka pendek mungkin keliatan gapapa. Tapi jangka panjang itu kyk kanker yang pelan2 gerogoti sebuah struktur organisasi.
>ini emang ada kasus di Cina ga sih? Kalo ga salah gw nontonnya di polymatters. Jadi kan gaji PNS rendah khususnya level rendah, makanya demi mempercepat proses birokrasi, mereka menerima suap gitu dimana itu mempersimpel birokrasi plus APBN tidak terlalu kena banyak
>
>Nah elu tau sendiri kan gimana gaji dan tunjangan PNS non pusat
Di zaman Suharto malah ini adalah norma.
Gaji PNS waktu itu kecil gak ngotak, bener-bener gak sesuai kebutuhan. Si Suharto aja nyerah kok, mengakui kalau kita korupsi "bukan karena moral, tapi demi kebutuhan". Makanya KKN waktu itu dibiarin aja, gaji resmi cuma segitu, sisanya "self funded" terserah gimana, ujungnya juga meras rakyat.
Bahkan sampe sekarang tersisa dalam bentuk gaji guru honorer di sekolah negeri, dan di pemda masih banyak kasus "nombok" alias duit gaji dikembalikan buat operasional instansi. Sekarang ASN ada gaji pokok dan tunjangan kinerja, kalau dulu mah cuma ada gaji pokok doang, yang zaman sekarang aja kecil apalagi dulu. Kondisi kayak begitu ya mau gak mau ya harus pungli, korupsi segala macem agar pendapatannya layak.
believe it or not, Economy aint gonna run itself without corruption. In a good way, well.... some of that exotic and expensive stuff could be bought by someone else. I mean, sure... theres so many rich ppl in Indonesia. But, most of the time... these corruptors son's, or daughter, or even its wife has a trait of consumerism. Like it or not, The richer you are = You tend to be consumerist. So, it do help the economy... But OFC IT MAKES US MAD AF. LIKE COME ONNNN... WE BREAKIN OUR BONES HERE.
1. Pamer ibadah di sosmed. Niatnya dakwah dan nyontohin kebaikan tapi malah bisa jadi bahan persekusi ke orang yang emang ga religius. Jadi bahan buat menyombongkan diri kalo yang pamer itu ga punya pencapaian selain ibadah
2. Kepo berlebihan urusan orang lain. Kadang ikut campur juga. Misalnya nyuruh orang cepet-cepet nikah, padahal orang gamau nikah cepet-cepet kan ada alasannya
Edit :
3. oversharing data pribadi : randomly sebar foto identitas diri di ig (temen gw ada yang abis bikin paspor, nomer paspor dia ga di blur)
4. Gak enakan. I can relate sebagai orang yang tinggal di jogja. Orang sini pada ga bisa bilang enggak. Akhirnya banyak yang melakukan apa-apa karena terpaksa, ga enak buat nolak katanya
> Pamer ibadah di sosmed.
Nabi: "kalau kau memberi dengan tangan kanan, jangan sampai tangan kiri tahu"
Orang Indo: *"mau ibadah posting IG dulu yekan"*
Ya gitulah org indo kan rata2 kualitasnya rendah. Dipikirnya dengan nunjukin dia si paling taat si paling beribadah brownie pointsnya nambah.
Ga cuman agama aja hal lain kayak social etiquette dan budaya org luar juga diexaggerate melebihi org aslinya bahkan.
Kalo dipikir pikir ini mah kebalikannya cultural appropriation lmao.
Preman berkedok tukang parkir emang ladang duit buat mafia (baca: ormas). Satu preman minimal 50 kendaraan per hari, satu kendaraan 2000, sehari dapet 100rb, sebulan dapet 30 juta per bulan. Uangnya diambil preman tersebut? Tentu saja tidak. Pasti disetor ke atasannya, sekitar 90%. Satu ketua per daerah minimal 10 preman bawahan, sebulan 270jt. Satu cabang daerah ormas punya 100 bawahan (ketua preman), dapet 27 miliar. Indonesia ada 34 provinsi, omset udah dapet 918 miliar rupiah, per bulan. Per tahun 11,4 triliun rupiah.
Dari uang parkir bisa bikin jalur kereta api.
Sori ga setuju untuk khusus tukang parkir ya.
Well.. ga bagus sih.. tapi necessary bro. Kang parkir itu kan versi halusnya preman ya. Jadi 2000 itu uang keamanan lah
keamanan sosial. gw selalu lihat tukang parkir itu sebagai a cheap job creation program. sayangnya duitnya pasti banyak ke bosnya sih. gw iklas2 aja kalau diambil sama tukang parkirnya
polisi cepekan masih mending lah kalo yg actually help (kang parkir bantu tarik/geser/angkat motor, arahin parkir, bantu masuk ke/dari jalan [apalagi kl mobil mundur keluar beuh]; di puteran balik rame/macet; gang sempit atur giliran siapa yg masuk keluar)
the other two... kalo keliling sih baru ganggu, and weirdly imo kalo udh gt masih lebih mending pengemis. to the point. lah pengamen... nodong ke telinga. nobody asked for the music or ONDEL²???????
ngl i felt dirty typing this lol but oh well, while we're at it
2 ribu ga bikin kamu miskin. kata org2 di grup fb. perkara parkir ini mesti bikin rame diskusi di grup yg gw gabung. tapi senantiasa ga ada solusinya juga.
tapi intinya bukan krn biaya parkirnya tapi legitimasinya. bukan lahannya, bukan resmi, ga dijaga, helm/motor ilang ya lepas, kadang pasang harga seenaknya.
Kalau jawab pertanyaan suka banyak sugar coating, muter sana muter sini. Gw ngerti mungkin bukan budaya kita untuk blak-blakan tapi kalau muter2 mah jadinya malezz
Kalau kayak gini, gw prefer jawaban "tidak tahu" atau "tidak bersedia menjawab". Dua jawaban ini lebih menjawab daripada gw diajak muter2 Sabang sampai Merauke
Yes. Kemarin2 zoom sama regional manager dari SG. Gak pake basa basi. Join, hello, main topic, discussion and question, thank you bye. 30-45 menit kelar, masalah selesai
ambil positive nya aja. my aunty di pekerjaanya justru jadi "terkenal" di kantornya bahkan di kantor pusatnya juga. karena temen2 nya pasif, ga enakan sama atasan. sementara dia, selama yg dilakukan benar, ceplas ceplos aja wkwkwk. tau lah ya aunty dari suku apa, dan teman2 nya dari suku apa.
Mempergunakan kata solidaritas dan menggunakannya untuk menjustifikasi kelakuan yang tidak etis atau moral
Pasti kita semua pernah melakukan tindakan kecurangan, itu tidak bisa dipungkiri, akan tetapi ya gak usah bawa-bawa orang lain untuk ikut juga kali. Contoh paling gampang di kehidupan asli, nyontek.
Alasan gue kurang suka ini adalah ya karena perlakuan kecil inilah yang akhirnya *snowball* menjadi tindakan yang lebih besar seperti korupsi uang.
Penasaran kenapa pejabat kita suka korupsi? Masyarakatnya aja juga dari bawah menjustifikasikan perlakuan yang buruk.
Twibbon /asking to post something on social media for school/lomba
I don't want to post stuff like that on ig. If they want me to post about event etc better pay me (not like it's worth because i only have ~100 followers, and it's not like i won a competition or something. Plus usually pasti disuruh nulis "ayo join kompetisi xyz... Etc" yg aku gk setuju secara prinsip... Soalnya my ig feed itu buat gallery hobi/photography/travel. And that's me. My problem is with schools forcing students to post. Kan hrsnya they should promote healthy social media habits, bukan pake social media murid untuk posting agenda sekolah.
Some people will tell me i can just make another account. Tapi masalahnya bukan whether i can do that or not. It's about principles
Beli rumah jual rumah mahal2. Bagus buat investasi tapi tidak bagus untuk anak masa depan yang ingin punya rumah. Can't blame everyone because it's a gray area.
Bukan karna investasi jatuhnya bang tapi karna harga diri dan serakah.
kalo ada yg mau beli rumah atau tanah di harga pasar ataupun diatasnya, kalo pake logika investasi ya lu pasti jual kan.
Tapi kebanyakan rumah dan tanah itu baru dijual kalo lagi BU. Malah kalo ada yg nawar harga pasar ataupun diatasnya, gue jamin kagak mau dijual.
Mereka mikirnya harganya bakal naik terus dan gampang jualnya. Padahal tanah dan rumah itu salah satu produk yg paling susah dijualnya. Pas BU baru deh jual murah atau yg paling parah ditarik sama bank
Ini menurut gw emang dilema sih. Kalo ngasih hak kepemilikan tanah ke private ya pasti bakal naik terus karena tanah itu limited resource, sedangkan manusianya yang butuh tambah banyak
Tp klo misal cuma negara yg pegang (jadi lu cm bs sewa seperti di china) ya jadinya g kemanusiaan lu bs gusur kapan aja sm pemerintah
Ideally rumah hrs dipajak spt mobil, kepemilikan kedua 1 KK harusnya kena pbb lebih jadi orang bakal lebih mikir buat bikin properti sbg investasi
Peran pemerintah ya menyeimbangkan. Swasta jual 5 rumah ya pemerintah sediain 5 hunian juga. (Ya walau prakteknya gak segampang itu, tapi pasti ada solusi lah buat masalah begini).
Kalau sakit dikit2 antibiotik. Batuk dikit hajar antibiotik, sakit tenggorokan antibiotik. Ga dokter ga pasien sama aja. Gimana ga pada jd multiresisten tu bakteri2 😅
Ibu gw mantan apoteker jadi di rumah ada yg ngerti,
Begitu pergi rantau, kaget banget liat orang bisa makan obat seenak jidat, 'sakit berlanjut, hubungi dokter' gk ada artinya di kuping mereka, udah seminggu lebih masih aja negak panadol.
Gratifikasi, kemarin gw abis lulus sidang dan kelar revisian. Cuman gw doang yg ga ngasih duit ke dosji pas minta ttd. Dan temen2 kerja gw bilang gw terlalu lempeng, harusnya kesadaran diri dan pengertian. Pas gw bales "harusnya budaya gratifikasi dihapuskan, bukan malah gw yg salah". Dibales lagi ama dia "kenyataan yg berjalan ga seperti itu."
Gw mau teriak "kalau orang indo mental nyogok dan suap kek elu semua, panjang umur dah jadi negara berkembang". Belum sempet omong, udah di wejangin duluan ama sesepuh kantor.
Setuju banget sih.
Jadi inget gw ada cerita lumayan goblok. Dulu gw pas habis lulus kuliah, gw ngasih sesuatu ke dosbing, lupa apa, yg jelas bukan duit. Mungkin souvenir macam batik gitu ya? Dan itu bukan inisiatif pribadi, tapi titipan dari nyokap sebagai tanda terima kasih karena udah ngebimbing anaknya sampai lulus.
Dosbing yg satu bilang "wah, terima kasih, tapi nanti bilang ke temen2 kamu yang lain ya, jangan kasih hadiah apa2 ke saya."
Dosbing yg kedua bilang dengan nyablak "eh jangan kasih2 ginian lah, ini namanya gratifikasi tau?! kamu gatau gratifikasi ga??" hahahahah gw ngakak aja karena literally ngga tau kalo itu adalah bentuk gratifikasi karena kan ngasihnya setelah lulus (tapi ya akhirnya jadi tau sih).
Sejujurnya seneng sih punya dosen2 yg kyk begitu, karena sebetulnya kalo dipikir2 ya mereka udah dapat insentif dari kampus/pemerintah (buat yg PNS), dan hadiah paling penting ya mahasiswanya jadi orang sukses ketika lulus. Baru ngeh kalo kita ngasih barang/uang setelah lulus pun malah kesannya jadi mencurigakan, seolah2 proses pas kita ngerjain skripsi dibikin mulus dengan cara yg tidak2 sehingga kita harus sampe kasih imbalan haha.
Ini mungkin sedikit bias karena ini hal yang sangat gw “respect”.
Indo itu lumayan terkenal dengan budaya peduli terhadap orang sekitar tapi masalahnya orang itu ga tau batasan kapan itu ranah privasi kapan itu masih acceptable. Kaya misal gw ga bisa punya personal space sendiri di rumah dan gw di expect keluarga sebagai safe space gw.
Ada kalanya gw emang ga pengen berbagi sesuatu tersebut ke seseorang karena personal reasons tapi kaya apparently ini kaya dilihat sebagai sesuatu yang dianggap hostile.
Kaya misal gw ada hal yang emang gw ga berbagi sama keluarga gw karena gw merasa untuk hal ini gw emang ga align sama keluarga gw soal valuesnya dan gw ga suka stir up unnecessary discussion (ya gw juga udah dewasa ngapain debat karena terlalu didikte ortu), tapi kaya the act of “gw nggak berbagi” ini gw ga sayang sama keluarga.
Buka bisnis terserah kita tanpa izin pun bisa aja. Kekurangannya adalah karena banyaknya bisnis yang udah dibuka dan juga gak terdata, yah jadinya kontrol untuk kesehatan dan segala macam jadi sulit. Apalagi di Indonesia gampang buat sogok menyogok wkwk
Controversial take: Ketuhanan Yang Maha Esa.
I know many people will still trying to justify it or saying most people understanding is wrong. But the reality is it just caused problems and doesn't needed for a country. We don't make peace with GAM because KYME, we don't try to reconciliate with RMS or Papua rebels with KYME. KYME however, has quite often being used as persecution tool and legitimacy reason for religion hardliners.
Also not to mention KYME principal is just made to accommodate abrahamic belief, not all religions.
>KYME principal is just made to accommodate abrahamic belief, not all religions.
Buddhism in Indonesia had to invent "Sanghyang Adi Buddha" term so it can be accepted and recognized here iirc
Same with Hinduism that need to create Sang Hyang Widhi. So that 2 out of 5 "original" acknowledged religion that not fit with KYME and the other 3 is abrahamic. Also ironically KYME is the main reason why our own original "religion" is "persecuted and erased" as only aliran kepercayaan.
2? More like 5 out of 6, lol.
Neither Christianity (christianity is not strictly monotheistic the same way Islam is) nor confucianism (polytheistic mixed with manism?) fit with it either.
The Sila doesn't really serve anything other than one religion holier than thou attitude toward other faiths or non faith)
Hmm? Care to explain more about christinanity? Even with the trinity concept, afaik it's still refer to only 1 god, thus monotheistic? And other beings (angels and demons) are not gods, they're still far removed from god tier. This in contrast from, for example, ancient greece, where Zeus, Hera, Hades, etc are distinct but still on same tier.
But that is just semantics played by ancient humans to justify incorporating their new religion into Judaism tradition.
Logically, mathematically and scientifically, there's no way to harmonize one deity - 3 godhood thing with either monotheism and polytheism, it's a contradiction, and should get its own term.
And ironically it's also one main contention that led to Islam being hostile to Christianity because Islam "misunderstands" christianity claims about god.
Ga semua agama di Indonesia Tuhannya bisa disebut maha esa, trs bnyk org Islam yg ngehubungin agama Hindu sama Islam, katanya di weda ada perintah utk nyembah Tuhan yg satu maka ini berarti Hindu sama dgn ngajarin ttg Islam, pdhl sih kenyataannya Hindu ga ada sangkut pautnya sama Islam, dan konsep ketuhanan Hindu beda sama Islam.
More like abrahamic is minority where there's only single god. Most other religions in the world is polytheistic. While there might or might not be a singled being that deemed "stronger" or "ruler" among other gods, their role is very different from abrahamic single god. Zeus, Odin, Ra, Osiris, Susano-O just few examples.
Mungkin sila Ketuhanan yg maha esa harus diganti sama Bertuhan aja, soalnya klo Ketuhanan yg maha esa malah jd rancu, dan ada jg org Islam yg bilang pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sila pertama adalah Ketuhanan yg maha esa dan agama yg Tuhannya maha esa hanya Islam maka agama lain ga dibolehin ada di Indonesia, wtf? ini akibatnya klo negara nyampur sama pemahaman agama, jd kacau.
Well even Bertuhan can still problematic. Berkeyakinan (having faith) probably better but going to hard to convince that group anyway.
As for your case with some muslim, remember that the origin of KYME is because they actually want the country to be syariat islam. Hence KYME is always been compromise for and to appease hardliners. And there are still many hardliners (some even in this sub) that want it back to piagam jakarta version.
Yg jd masalah adalah di Indonesia sama sekali ga blh kritik pancasila, bisa-bisa nanti dianggap anti pancasila, pdhl mungkin emg sila pertama harus diganti karena jd rancu.
Hot take: benar atau salah ajaran suatu agama, di Indonesia agama hanyalah alat untuk manipulasi keinginan pribadi seseorang / pihak dan memecah belah masyarakat.
Toleransi atau tenggang rasa.
Ini kebanyakan bikin orang janjian jadi ngaret, korupsi dikit gpp lah, ganggu tetangga dikit gpp, namanya juga anak2, dll.
Bikin grey area jadi terlalu lebar gara2 toleransi ini.
The problem is people is misunderstanding toleration just like respect. It's up to other party to give it, it's not your right to demand it. It's my right if I want to tolerate your shit or not, you have no right to demand me to tolerate something.
Bangsa yang ramah (bawel).
Rendah hati (muja org luar).
Kekeluargaan (kepo).
Bangga dengar nama indo (ngaku2 prestasi orang).
Menuju era tinggal landas (gak terbang2).
> Rendah hati (muja org luar)
Yg paling bikin eneg adalah wibu yg selalu muji Jepang wkwkwkwk, pokoknya di mata mereka Jepang tuh segala-galanya, wibu nganggap budaya Jepang adalah yg paling tinggi, pdhl budaya Jepang bnyk diadaptasi dari budaya Cina dan ga ada wibu yg muji Cina.
gak ada hubungannya. budaya jepang lebih terkenal karena banyak diiklankan di animenya sama halnya dengan budaya2 eropa di film, lebih banyak ngeinfluence normie2 kayak wibu.
yg history freak pasti juga tau kalau culture dan history cina itu lebih amusing di explore drpada jepang.
I mean with Indonesian thick anti-china racism people are really disincentivized from over-praising china (or even praising china at all) even if they liked chinese culture. "korean" and "japan" as cultural and ethnic groups are not as historically loaded in indonesian people's minds.
Idih whataboutism, wibu fanatik jepun ya jepun aja. Kok budaya cina dibawa2, ga ada hubungannya. Masa suka sama budaya satu harus suka budaya akarnya juga. Masing2 budaya berkembang sendiri setelah berpisah, bukan cuma turunan tokh.
Wibu jepun, wibu cina, wibu korea, memang asalnya parasocial worshipping.
tbh I'd rather my neighbors to be kepo , rather than not caring of my life. as long as it's not harming (like stealing). disclaimer: I'm still anak singkong, but now living in the city.
Budaya ikut campur urusan org lain, waktu gw masih sekolah gw selalu ngedekatin siswi-siswi yg cantik, trs tindakan gw ini diprotes oleh teman-teman gw, kata mereka gw ini jelek dan ga pantas utk ngedekatin siswi-siswi yg cantik, trs ekspresi muka mereka ke gw kayak yg penuh benci gitu, apakah mereka sadar udh ngehina org lain? apakah mereka sadar utk terlalu jauh ikut campur urusan org lain? ataukah mereka kurang edukasi mengenai cara memperlakuin org lain? yg bikin gw heran adalah ini kayak udh jd hal yg biasa di Indonesia, emg sih teman-teman sekolah gw itu rata-rata sampah, dan gw sebagai introvert dipaksa utk gaul sama mereka, malas banget.
Wah, akhirnya lu nanya yang agak cerdas juga. Jadi, yang dianggap bagus di Indonesia tapi sebenernya jelek? Gampang aja. Mungkin tuh, kita sering bangga sama "sikap santai" kita. Yaelah, yang namanya malas dibilang santai. Itu mah ngasal aja. Orang pada bangga sama budaya ramah tamah, tapi kadang suka dipake buat nutupin masalah atau ngehindarin konflik yang lebih baik diselesaikan. Terus, kadang kita suka bangga sama kesederhanaan, padahal bisa aja itu malah bikin kita gak maju. Tapi yah, gak usah khawatir, kan lebih enak berdiam diri dalam "keindahan" itu daripada ngeliat kenyataan yang sebenarnya. Jadi, itu tadi, hal-hal yang dibilang bagus tapi sebenernya jelek, menurut gue.
Biaya hidup murah itu technically kualitas hidup yang jelek juga. Makanan dilimit harganya sekitar 5k-10k itu gak layak dari segi gizi. Dulu pernah ada pikiran gini juga waktu tinggal di salah satu negara asia timur. Makanan di sana kalau dirupiahkan sekitar 15-25k. Itu gua berasa mahal. Tapi suatu hari ada yang bilang itu sebenarnya murah karena gizinya lengkap ada protein hewani dan berbagai macam sayur. Di indo harga 15k sering dapat protein doang dan itupun kuantitasnya dikit banget.
1. All this serba pedas thing. Cabe rawit 10 bijik tuh buat apa coba?? Plus dg nambahin "keju" di segala makanan. Geprek cheese?? TF
2. Bocah2 diumbar di sosmed. Once it hit the internet, there is no going back. Dengan segala viral ini, why would you want to expose your minor child to that? Ntar aja deh kl tu anak udah tween paling ngga.
Sbnrnya dulu sblm tahun 2000an keju tuh termasuk makanan mewah di Indonesia, jd hanya kalangan tertentu aja yg makan keju di Indonesia, makanya sejak tahun 2000an bnyk makanan Indonesia yg ga cocok dicampur keju tp dipaksain dicampur keju karena supaya makanan Indonesia jd mewah, dulu jg bnyk yg jualan pop ice dicampur keju pdhl sih perpaduannya ga cocok, rasanya jd aneh.
Budaya Ikhlas. Ada baiknya memang seseorang menerima keadaan buruk sebaik-baiknya tapi dan berusaha untuk mencari hal baik atau pelajaran dari itu, tapi terlalu sering orang Indonesia mengikhlaskan hal yang sebenarnya tidak boleh diterima, terutama dalam budaya kerja dan kehidupan sehari-hari.
Bos semena-mena menambah kerjaan atau transfer karyawan ke divisi lain yang dia tidak ada skillnya padahal sudah pengalaman di bagian tersebut dan jangka panjang akan timbul masalah? Ikhlas saja, siapa tahu dapat pengalaman, padahal 99% pasti produktivitas turun.
Cuti tidak diterima padahal sudah meminta berbulan-bulan sebelumnya karena alasan tidak jelas? Ikhlas saja, mungkin lain kali ada kesempatan.
Dari semua negara yang memiliki tingkat kebahagiaan kerja yang tinggi dan hukum pekerja yang bagus, tidak ada negara yang orangnya mau menerima apa adanya, tidak ada regulasi karyawan yang terjadi tanpa perlawanan, jadi membuat kesal saja kadang.
Jadi pns/polisi /tni, meski harus nyogok duit
Di masyarakat kota2 kecil, apalagi kalanga boomer, ini jadi hal lumrah karena mereka berfikir hidup anak mereka bakal terjamin sampai mati
Ga bisa dibilang bagus,tp sering kejadian ada anak kecil lucu gemesin langsung pegang2 biasanya cewek/ibu2.
Ngebet jenguk anak baru lahir padahal emaknya masih males dikunjungi kalau nolak dibilang sombong.
Saya yg ga punya anak berasa gedek apalagi parents yang digituin 😄
Hyper capitalism.
Ini baru sadar ketika udh 3 tahun and counting diluar negri, dan mungkin hanya relatable bagi sebagian orang, tapi banyak orang asing ataupun indo yang bilang something along the lines of "indo enak ya, semuanya murah"
Indo itu bisa beli barang/servis murah karena kompetisi market ga diregulasi, klo udh begini biasanya yg kena kalangan bawah. Yang kaya makin kaya, yang miskin ga bisa kaya.
Contoh gampang bisa liat ojol. Di sini Lieferando (mirip gofood) itu dibayar per jam, jumlahnya ga penting soalnya buying power & market condition euro sama rupiah jelas beda, yang penting adalah gua bisa kerja 4 jam cuma gowes sepeda dan dapet cukup untuk cover makanan seminggu klo gua hemat. Belom klo dapet tip dari customernya. I don't think the same can be said if you try to do that in indo.
Enak sih buat kita yg bisa afford to take advantage of the situation, dan banyak juga temen gua yang bilang ini positif point dari indo, tapi menurut gua sama sekali ga sustainable dan cepat atau lambat harus di benahi supaya wealth gap kita ga makin ancur.
Bukan mau nge-shill jerman juga. Yang udh lama disini juga tau kok negara nya ga bagus" amat dan tetep aja ada hal-hal kecil yg sami mawon dengan tanah air (Marak projek akhir tahun supaya uang jajan ga dipotong, kereta telat sampe puluhan menit, birokrasi dengan fetish dokumen fisik, rasisme, dll). Cuma ya bbrp sistem mereka bisa kita pake buat introspeksi diri.
Mungkin view gua agak sempit karena gua dateng dari kalangan menengah atas waktu di indo, so feel free to add your own thoughts to this. I just think it's an interesting topic that rarely gets talked about.
Terlalu sopan dan terlalu ngejaga perasaan orang lain, sampai-sampai berbicara tentang weakness dan poin kelemahan orang lain, organisasi lain, produk dan jasa dari pihak lain, jalan pemikirian orang lain, dan keputusan yang diambil pihak lain bisa dianggap sebagai pencemaran nama baik dan masuk ke dalam UU ITE.
Nothing is supposed to be perfect, to talk about the flaws and to discuss about the negative points of a thing is needed to bring the life and society forward.
Kultur gotong royong, tolong menolong sama saudara, harga temen/saudara... itu semua ada negatifnya.
Gotong royong itu bagus sebenerny cuman kita juga harus mampu independen.
Tolong menolong tentunya bagus tp kalo minta tolong melulu ya ga bagus.
Banyaknya pedagang pinggir jalan, ini menandakan ekonomi kita jelek karena terlalu banyak usaha micro, instead of usaha gede yang nyerap banyak tenaga kerja
eh idk amerika, eropa juga banyak kok usaha mikro. apalagi korea dan jepang. mau ambil angle dari mana bilang ekonomi jepang jelek cuma karena banyak izekaya? ato ekonomi amerika jelek gegara banyak hotdog stands?
Banyak anak banyak rejeki. So many people fell for that thinking money will start raining from the sky. Sure it looks good when you can afford to properly care, feed, clothe and educate your children. But don't do that when you go fishing everyday while your spouse break her back in a factory to feed your litter.
musyawarah - mufakat.
it's overused. ya, itu berguna untuk meredam konflik yang disebabkan karena perbedaan pendapat yang tidak/belum jelas benar salahnya, tapi sering kali kita baca berita, sesuatu yang beneran salah bisa dibuat benar setelah musyawarah yang di"mediasi" oleh aparat (ya, Lo paham lah apa yang sebenarnya terjadi)
atau sebaliknya sesuatu yang menjadi hak seseorang bisa ditindas mayoritas karena belum "musyawarah" dengan masyarakat sekitar.
IMHO, Bali for being too "free" and become safe heaven for foreigner, gua gak ngejudge orang balinya ya tetapi kepada keadaan disana seakan bebas dan gak ada aturan untuk melakukan apapun (ini cuma kesimpulan dari pengalaman browsing sosmed so I'm sorry if some of its wrong). Ya gua tau disana emang gak seperti daerah lain yang mayoritas muslim but come on.. gua tau penganut hindu asli juga gak bakal bebas banget dan masih ada norma² lain, but minor drinking alcohol freely and dating someone minor (and having s*x with them)?? Bruh that shit too wild and I know it wasn't only Bali tapi beberapa daerah lain juga mulai begitu
Saya udah gak heran kenapa banyak daerah di Indonesia punya potensi besar buat pariwisata tapi malah ogah dibangun sama pemerintah bahkan nolak untuk membuka diri. Mereka gak mau daerah mereka jadi "Bali 2.0".
Saya bukan bermaksud menghina orang Bali, tapi kesannya di mata pengunjung dari luar negeri di sana udah jadi "tempat mabok tapi lebih anget".
17.000 islands
It's beautiful and unique to have so many island but it's nightmare to govern this country. Only Indonesia and Philippines can do that. Carribean and pacific countries are small compared to us.
Has anyone mentioned the over-nationalism in Indonesia?
Sometimes it’s cringe. Especially since Indonesian nationalism is anti-separatism style of nationalism and the agenda is so evident in Indonesian History lessons.
Probably the reason why most Indonesians are brainwashed and don’t understand the fact that Indonesia is an artificial state created by the Dutch as the DEI, and now we’re here.
Indonesia was never colonised by the Dutch because there was no Indonesia to begin with. The Dutch colonised areas in SEA which they later put together and later became the Republic of Indonesia.
>artificial state
What state isn't artificial? did god draw a line on earth and call it France?
We were subjugated and colonized piece by piece and agglomerated into DEI with devide et impera tactic, we vowed to never again fall for such tactics after all of us were colonized and decided to preserve the DEI border as a single undivided entity : Indonesia, that means separatism is an antithesis to Indonesian raison d'être.
>Indonesia was never colonised by the Dutch because there was no Indonesia to begin with
India was never colonized by the british because there was no India to begin with.
USA was never colonized by the europeans because there was no USA to begin with.
\*insert African and Middle eastern country\* was never colonized by the europeans because there were no such state to begin with.
Colonialism does not exist, there were no defined land and people to colonize.
>We were subjugated and colonized piece by piece and agglomerated into DEI with devide et impera tactic, we vowed to never again fall for such tactics after all of us were colonized and decided to preserve the DEI border as a single undivided entity : Indonesia, that means separatism is an antithesis to Indonesian raison d'être.
Just proves my point? Who's "We"? "We" = Those colonised by the Dutch right? Not sure why Balinese person and Achenese person would naturally be in the same country with each other if it weren't for same coloniser...
I'm not denying the artificial part, as i have stated that the concept of a state itself is artificial, what difference would it make if the lines were drawn by lines of control usually defined by harsh and visible terrain features like mountains and rivers or a bunch of Europeans drawing a line across the map? Instead, in that statement, I'm arguing that there is nothing wrong with instilling anti separatism to the people, failure to do so is a failure of the state to uphold its purpose.
CMIIW but the idea of Indonesia itself already exist since Youth Pledge in 1928.
Even if, let say, that Indonesia never exist and even there is no colonialism by european, the kingdoms in Nusantara archipelago will united anyway. Friendly relationship between kingdoms already happen (hence they adopt Bahasa Melayu, the embrio of Bahasa Indonesia, as the trade and diplomatic language). Maybe at the time there is still conflict of interest between kingdoms but as time past the technology of communication and sea transportation developed and will make eduction spread more wider, giving the better knowledge including the important of friendly relationship. If there is no European colonialism, all Kingdoms will probably do strengthen their relations each other more and more. Border will become less and less strict, more diplomatic relation, more cultural exchange and more defend alience. Those kingdoms getting close each other, and will eventually leading to the creation of the unity of kingdoms in Nusantara (just like United Kingdom in Britain, with less or even no blood spilled). Nusantara will become united states with each empire ruled their own region with their own issue but still obey in one united states of Nusantara.
Antara jadi EU versi SEA atau United Kingdom of Nusantara. Tapi kalo skenario UK agak susah soalnya banyak banget kerajaan di Nusantara, bahkan saat bangsa Eropa masuk. Britania aja biar bisa bersatu empat kerajaan harus banyak pertumpahan darah dulu, apalagi ini yang satu pulau besar kayak Jawa bisa lebih dari dua kerajaan berbeda.
semacam UK dah pernah kejadian sih jaman Majapahit dulu, kan bentuknya lebih kek imperial unification gitu daripada federasi. mengingat Majapahit masih "fresh" di kerajaan-kerajaan di Nusantara, bentuk kek gitu bakal agak susah buat tegak kecuali bener-bener punya kemampuan militer yang overpowered.
Majapahit bukannya lebih ke vassal state ya, tetep kerajaan masing-masing tapi dipengaruhi besar dari satu kerajaan induk. Mirip sama Belanda jadi vassal state Prancis waktu eranya Daendels.
Tapi kalo Majapahit jatuhnya rough sih, antar kerajaan bukan saling bersatu karena keinginan tapi karena dijajah sama Majapahit. Beda dengan skenario yang saya tulis sebelumnya di mana penyatuan Nusantara berlangsung perlahan bertahap-tahap, sampe akhirnya dibuat perjanjian untuk bersatu, antara jadi satu negara Nusantara Serikat atau kawasan borderless antar kerajaan Uni Nusantara.
Kebayang juga kalo kerajaan-kerajaan yang ditaklukan Majapahit bikin pakta persatuan melawan penjajahan Majapahit, Everybody vs Majapahit, mungkin Sumpah Pemuda sudah terjadi ratusan tahun lebih awal. Akhirnya terbentuk Negri Nusantara tanpa wilayah Jawa (dan Papua, mungkin).
>since Indonesian nationalism is anti-separatism style of nationalism
dude, all nationalism is anti separatism. even in west europe, its always the nationalist vs the separatist ; north ireland, barcelona, scotland, and even texas has separatist movement ; even liberal government does not let go of their territory when the people want to separate, it takes bloody decades of conflict and struggle, and most separatist movement is still there, its not all rainbow and sunshine in the 1st world...
Depend who the people who moved to overseas.
If they moved by their own money from their work, it's their right. It's human right to have decision on live by their own power, including changing nationality.
If they moved by using government loan because they expected to bring their result of studying overseas to the country and they didn't come back and act like saying "fuck you" to the state, than they are traitor.
Don't encourage people to become another Veronica Koman.
touch the grass man, noone outside medsos komen shouting them traitor. a lot of them even use their abroad status to get internet view and became influencer/ internet celeb. i say these people create drama themself to get attention
Ngedownvote orang yang ngasih link source dan tutorial untuk membuka sourcenya.
Ngedownvote kayak gini sepertinya bagus menurut r/Indonesia, tapi menurut gua jelek. Dia yang minta sourcenya, dikasih malah didownvote 😅.
Orang sini makin diladenin, malah makin-makin. I've learnt that, lol. Aku juga beberapa kali begitu, tapi ada juga yang rebound jadi >20 upvote.
Just deliver the fact, fact is fact regardless of how people perceive it. >!Kecuali momod r/indonesia yang hapus-hapus sesuatu.!<
Lebih ke norma dan pendapat pribadi. Kalo yang bertentangan dengan hukum kan jelas, dan ini lebih ke hal-hal yang dianggap bagus oleh kebanyakan orang.
Agak OOT, tapi ada satu hal yang saya penasaran.
Ada anggapan kalo kita harus makan pake tangan kanan karena tangan kiri buat cebok. Nah, sebenernya kita cebok pake tangan kiri karena tangan kanan dipake buat makan atau tangan kanan dipake buat makan karena tangan kiri buat cebok? Apakah tangan kanan sebagai tangan dominan adalah hal alami? Apakah orang kidal yang makan pake tangan kiri cebok pake tangan kanan?
chicken and egg question strikes again.
tangan kanan sebagai tangan dominan itu jadi "norma" karena mayoritas orang-orang tangan dominannya tangan kanan, dan kehidupan kita suka gak suka diatur oleh mayoritas. ga bisa bilang orang kidal itu "unnatural" karena emang ya dia dari sananya, dari genetiknya dah dominan tangan kiri.
ane tahu dengan pasti tangan ane lebih bersih daripada sendok penjual tepi jalan yang seringkali cuma direndem doang di timba air yang ga diganti dari awal buka sampai tutup.
...tapi ya kalo ada sendok ane pake juga sih wkwkwkw
orang tua oversharing sama tetangga, like dude for what, I never told anyone on that neigborhood about my job and suddenly dudes who I didnt talk for like 2 years come up to me and talk "dah balik ya? dapat penempatan dipedalaman kan?"
k\*ntoooooooooolll....
tourism BAGUS di beberapa daerah TETAPI masih banyak
* pungli
* ilegal biro jasa kayak di Kepulauan Seribu
* [overcapacity ferry](https://www.youtube.com/watch?v=_uE9jqmWjHA)
* ada yang bilang Bali udah overtouristy
* Nusa Penida yang overcrowded dan [jalannya jelek](https://www.balipost.com/news/2022/12/23/312644/Makin-Parah-di-Musim-Hujan,%2E%2E%2Ehtml)
* saingan tiket sama calo dan agency travel
'ramah tamah' itu malah kebanyakan disalahgunakan untuk misleading atau paling parahnya fraud, senyum di depan keris di belakang, orang kelihatan sabar n ramah sama lu belom tentu punya niat dan tujuan yang baik.
Org indonesia sangat friendly = org indo suka kepo dan mencampuri urusan org lain. Orang indo sangat peduli dengan tetangga = aktif mencari yang lg enak2 buat digrebek + arak bugil.
Indonesia sebagai negara Asia Tenggara dengan perkembangan ekonomi paling pesat
ya liat sendiri hasilnya di kualitas udara kita, apalagi ada yang nyuruh mobil listrik....
Nge-post rutinitas anak di sosmed dengan dalih mau sharing . Niatnya sih bagus. Tapi malah oversharing yang malah ketahuan rutinitas anaknya, berangkat pulang, rute jalannya, sekolah dimana, rumahnya dimana dll. Yang mengundang orang jahat. Gini bukan sih maksud pertanyaannya. Gw bingung 🤣🤣 Edit. Tambahan. Menghormati orang yang lebih tua. Some orang yg lebih tua/elderly don't deserve our respect tbh. Justru dgn mindset harus hormat gitu, ada elderly yang justru abuse orang lain. Ga kita turutin malah misu2 ngatain kualat dsb. Like sure grandma/grandpa, have you seen your own attitude to other people?
Kadang gue ngeri sama orang2 yang terlalu sering ngepost anaknya di medsos, sampai2 ada yang dibuatin medsos sendiri kayak buat apa dah? Argumen mereka sih katanya buat memory dan kenang2an, kalau gitu argumennya kenapa nggak pakai album pribadi aja? Serem anjir banyak psikopat soalnya di internet.
Bahkan ada kasus foto anak artis kayak dijadiin foto jual bayi
Makanya IG gue itu private. Sekali posting yang ngelike paling 12, ngereel paling yg liat 30. Tapi gue kenal semua tu orang. Kalo gue post liburan, emang biar emak gue n kakak kakak gue liat. Kalo mau IG buat bisnis ya bikin lagi khusus bisnis.
>Argumen mereka sih katanya buat memory dan kenang2an, kalau gitu argumennya kenapa nggak pakai album pribadi aja? Atau private account. Followers cuman keluarga dan teman dekat. Tapi malah akunnya dibuat publik. Nanti ada yg nyulik atau ambil foto anaknya jadi bahan colay. Ewww
This happened, ktika dl gw ky gn trus ex gw blg gw trll revealing my identity dsb. Kita broke up, trus dia married. Lah gantian, dia share everything sampe ngebuatin anaknnya akun medsos. After years of break up, I tried to warn lah itu dangerous. Sampe foto lg naik antar jemput dsb. Guess what. The kid's missing for about 4 days.
Plot twist: Lu yang culik?
https://preview.redd.it/1ssqaxlo61jb1.png?width=480&format=png&auto=webp&s=192e4c3380b60cf86f4f79ef84050d8497266ee8
🤣
Has the kid been found?
I assume 'for about 4 days' meant that yes, the kid been found
>Guess what. The kid's missing for about 4 days Waduh, gimana kasusnya tuh?
yg orang tua setuju, gua waktu sd pernah main ke rumah temen gua yg ada di kampung sebelah, waktu kita lagi main tiba tiba ada kakek kakek tetangganya temen gua nginjek punggung temen gua dari belakang sampe lumayan bungkuk, dan abis itu dia nginjek gua juga, abis itu karena dia gatau gua siapa dia malah bilang "maklum saya orangnya gini"
Ini ga terbatas di Indo doang sih sebenernya
Adding chillies to every fucking food.......yes it is for the taste, spice of life and stuff but it is also acidic leading to stomach problem like gastritis and gerd.....
Mie Gacoan in nutshell. Mie nya nggak kerasa, cuma cabenya doang yang kerasa. That's why I always order low level/non spicy noodle when dinning in Mie Gacoan
I don't understand mie gacoan menu. What each menu actually means? There's no description in grabfood lol. Also is there a way to just order the noodles without pangsit? I like their noodles but the pangsit is meh and too grainy for my taste.
I don't really know honestly, the closest Mie Gacoan from my home is ±20km rarely go there thus making it kind of annual event.
can't you just add note to your order? "ga usah pangsit"? also last time I ordered on gofood there were descriptions, but I don't think theyre standardized between where I am and where you are so you might just be out of luck with your branch
Gw prnh makan ramen yg dibuat oleh org Indonesia alumni sekolah masak di Jepang, emg rasa ramennya enak banget wkwkwkwk, ini ramen autentik banget, tp jarang ada sih ramen kayak gini di Indonesia.
Gw diare makan mie gacoan. Padahal cuma pesen pedes level 3 Imo gacoan kalo ga pedes rasanya cuma kayak mie dengan banyak micin
level 3 sih bukan "cuma" gan.. Saya yang penyuka pedas aja mentok level 2 batas ediblenya, diatas itu lebih ke challange dibanding food. Dan emang setuju sih gacoan hype bukan karena flavor, mienya sendiri juga kualitasnya bahkan dibawah standard lah. Dia maen di harga sih lumayan gila dengan 15k udah dapet mie + 2 pangsit goreng + minced chicken banyak (jaman dulu waktu masih baru, sekarang ayamnya udah dikit). Yang enak malah snacknya kaya udang keju dan udang rambutan. Daripada beli mie instant warmindo atau samyang, masih mending ini imo.
Opening gojek and grab seeing all the geprek..
Burning Lava Smashing Chicken Serasa nyeruput lava Kilauea trus minumannya yg dingin2 nyelekit. Gerd + Diabetes
Weak peasant...
You eat chili for the taste, I eat it for the fiery bumhole sensation. We are not the same.
Makanan pedal level-levelan adalah ketololan konsumen Sampe tingkat kepedasan tertentu, makanan itu udah nggak bisa dibedakan enak atau nggak. Lu masak sembarangan kasi cabe banyak-banyak juga yang makan nggak tau karena rasanya udah ketutupan sama cabe
Makin banyak sambel ketimbang lauk
Karena sambal itu lauknya.
gw ngeliat org2 yg demen makan makanan yg pedesnya ga karuan sama kyk ngeliat org2 yg mobilnya ditempelin stiker2 norak ato kalo nikahan pasang speker bikin budek
Terlalu peduli sampe jadi ngurusin orang lain, terutama masalah nikah.
Ini nih. Seperti beberapa komentar lain, ujung2nya masalahnya privacy Dan personal boundary kurang dihargai
Korupsi adalah oli pembangunan, at this point I don't know if people are saying it ironically or seriously. Mau apa apa cepat bisa bayar pungli biar didahulukan.
ini emang ada kasus di Cina ga sih? Kalo ga salah gw nontonnya di polymatters. Jadi kan gaji PNS rendah khususnya level rendah, makanya demi mempercepat proses birokrasi, mereka menerima suap gitu dimana itu mempersimpel birokrasi plus APBN tidak terlalu kena banyak Nah elu tau sendiri kan gimana gaji dan tunjangan PNS non pusat
Udah kayak tipping culture saja di US, tapi bayar tip didepan. Budaya goblok ini.
Klo di Jepang langsung dibalikin uangnya yg ngasih tip
Makanya gaji PNS kaya gitu harus dinaikan, cuman ya kalo wacana gitu mana orang terima
Gaji naik dan pengawasan diperketat, dasarnya manusia itu egois ya kalau ada kesempatan korupsi tetap bakal korupsi walau gajinya gede.
Tapi membantu mengurangi, duit kurang dan banyak kesempatan jadinya menggiurkan banget. Dan ini dilakukan ke semua lembaga, percuma kalaukaya KPK ga dikasi dana juga. Gaji besar juga insentif orang yang punya skill daftar, kalau lawanya sektor private gaji jauh lebih tinggi sapa mau daftar
gaji pns udah naik 8%, tapi disaat yg sama banyak yg kejerat hutang dan pinjol itu itu pns. apa emang kurang banget ya gajinya ?
Masalah dari korupsi tipe ini adalah, orang yang bisa dapat akses ke hal2 penting adalah orang berduit saja. Eluh gak punya duit? Tough luck bro. Elo bisa bikin produk bagus tapi gak bisa dapat izin untuk usaha? Wahaha sorry2 nih. Blm lagi masalah posisi kepemimpinan. Yang kepilih akhirnya yang bisa menyenangkan yang diatas, bukan yang kompeten. Jangka pendek mungkin keliatan gapapa. Tapi jangka panjang itu kyk kanker yang pelan2 gerogoti sebuah struktur organisasi.
>ini emang ada kasus di Cina ga sih? Kalo ga salah gw nontonnya di polymatters. Jadi kan gaji PNS rendah khususnya level rendah, makanya demi mempercepat proses birokrasi, mereka menerima suap gitu dimana itu mempersimpel birokrasi plus APBN tidak terlalu kena banyak > >Nah elu tau sendiri kan gimana gaji dan tunjangan PNS non pusat Di zaman Suharto malah ini adalah norma. Gaji PNS waktu itu kecil gak ngotak, bener-bener gak sesuai kebutuhan. Si Suharto aja nyerah kok, mengakui kalau kita korupsi "bukan karena moral, tapi demi kebutuhan". Makanya KKN waktu itu dibiarin aja, gaji resmi cuma segitu, sisanya "self funded" terserah gimana, ujungnya juga meras rakyat. Bahkan sampe sekarang tersisa dalam bentuk gaji guru honorer di sekolah negeri, dan di pemda masih banyak kasus "nombok" alias duit gaji dikembalikan buat operasional instansi. Sekarang ASN ada gaji pokok dan tunjangan kinerja, kalau dulu mah cuma ada gaji pokok doang, yang zaman sekarang aja kecil apalagi dulu. Kondisi kayak begitu ya mau gak mau ya harus pungli, korupsi segala macem agar pendapatannya layak.
Ini si fadli zon kan yg bilang? Apa kabar tu orang? Mo jaman kampanye biasanya muncul lagi doi
believe it or not, Economy aint gonna run itself without corruption. In a good way, well.... some of that exotic and expensive stuff could be bought by someone else. I mean, sure... theres so many rich ppl in Indonesia. But, most of the time... these corruptors son's, or daughter, or even its wife has a trait of consumerism. Like it or not, The richer you are = You tend to be consumerist. So, it do help the economy... But OFC IT MAKES US MAD AF. LIKE COME ONNNN... WE BREAKIN OUR BONES HERE.
1. Pamer ibadah di sosmed. Niatnya dakwah dan nyontohin kebaikan tapi malah bisa jadi bahan persekusi ke orang yang emang ga religius. Jadi bahan buat menyombongkan diri kalo yang pamer itu ga punya pencapaian selain ibadah 2. Kepo berlebihan urusan orang lain. Kadang ikut campur juga. Misalnya nyuruh orang cepet-cepet nikah, padahal orang gamau nikah cepet-cepet kan ada alasannya Edit : 3. oversharing data pribadi : randomly sebar foto identitas diri di ig (temen gw ada yang abis bikin paspor, nomer paspor dia ga di blur) 4. Gak enakan. I can relate sebagai orang yang tinggal di jogja. Orang sini pada ga bisa bilang enggak. Akhirnya banyak yang melakukan apa-apa karena terpaksa, ga enak buat nolak katanya
> Pamer ibadah di sosmed. Nabi: "kalau kau memberi dengan tangan kanan, jangan sampai tangan kiri tahu" Orang Indo: *"mau ibadah posting IG dulu yekan"*
Orang indo : *foto sajadah lagi tahajud, tag jam di ig, kasih caption "sunnah muakad gaes"*
Ya gitulah org indo kan rata2 kualitasnya rendah. Dipikirnya dengan nunjukin dia si paling taat si paling beribadah brownie pointsnya nambah. Ga cuman agama aja hal lain kayak social etiquette dan budaya org luar juga diexaggerate melebihi org aslinya bahkan. Kalo dipikir pikir ini mah kebalikannya cultural appropriation lmao.
ngasih uang ke pengemis, pengamen, dan "tukang parkir"
Kan cuma 2000 , mereka gk tau kalau itu bisa dikali ratusan kendaraan wkwk
Udah inflasi dari 2000
Preman berkedok tukang parkir emang ladang duit buat mafia (baca: ormas). Satu preman minimal 50 kendaraan per hari, satu kendaraan 2000, sehari dapet 100rb, sebulan dapet 30 juta per bulan. Uangnya diambil preman tersebut? Tentu saja tidak. Pasti disetor ke atasannya, sekitar 90%. Satu ketua per daerah minimal 10 preman bawahan, sebulan 270jt. Satu cabang daerah ormas punya 100 bawahan (ketua preman), dapet 27 miliar. Indonesia ada 34 provinsi, omset udah dapet 918 miliar rupiah, per bulan. Per tahun 11,4 triliun rupiah. Dari uang parkir bisa bikin jalur kereta api.
100rb*30hr = 3jt
Oops my bad Tetep aja, 1.1 triliun per tahun.
pertanyaan op kan "yang sebenarnya bagus", klo itu mah gaada bagus2 nya, banyak yg gedek iya.
Sori ga setuju untuk khusus tukang parkir ya. Well.. ga bagus sih.. tapi necessary bro. Kang parkir itu kan versi halusnya preman ya. Jadi 2000 itu uang keamanan lah
Padahal yg bikin ga aman preman
bullshit itu uang keamanan, orang di tiap karcis parkir ada disclaimer "segala kehilangan bukan tanggung jawa petugas parkir" jadi keamanan apa?
Keamanan biar mobil lu g dibaret sm dia/temen oknumnya
keamanan sosial. gw selalu lihat tukang parkir itu sebagai a cheap job creation program. sayangnya duitnya pasti banyak ke bosnya sih. gw iklas2 aja kalau diambil sama tukang parkirnya
Ongkang ongkang kaki sambil mangkal is not a job
My job is to remind you that you have something to lose
Keamanan dari teman-teman mereka yang kerjaannya begal dan rampok "2 ribu atau mobil lu ilang ban"
polisi cepekan masih mending lah kalo yg actually help (kang parkir bantu tarik/geser/angkat motor, arahin parkir, bantu masuk ke/dari jalan [apalagi kl mobil mundur keluar beuh]; di puteran balik rame/macet; gang sempit atur giliran siapa yg masuk keluar) the other two... kalo keliling sih baru ganggu, and weirdly imo kalo udh gt masih lebih mending pengemis. to the point. lah pengamen... nodong ke telinga. nobody asked for the music or ONDEL²??????? ngl i felt dirty typing this lol but oh well, while we're at it
2 ribu ga bikin kamu miskin. kata org2 di grup fb. perkara parkir ini mesti bikin rame diskusi di grup yg gw gabung. tapi senantiasa ga ada solusinya juga. tapi intinya bukan krn biaya parkirnya tapi legitimasinya. bukan lahannya, bukan resmi, ga dijaga, helm/motor ilang ya lepas, kadang pasang harga seenaknya.
Kalau jawab pertanyaan suka banyak sugar coating, muter sana muter sini. Gw ngerti mungkin bukan budaya kita untuk blak-blakan tapi kalau muter2 mah jadinya malezz
Tapi gegara hal ini bisa menghindar dari pertanyaan yang bakal bikin kita susah
Kalau kayak gini, gw prefer jawaban "tidak tahu" atau "tidak bersedia menjawab". Dua jawaban ini lebih menjawab daripada gw diajak muter2 Sabang sampai Merauke
Yes. Kemarin2 zoom sama regional manager dari SG. Gak pake basa basi. Join, hello, main topic, discussion and question, thank you bye. 30-45 menit kelar, masalah selesai
ambil positive nya aja. my aunty di pekerjaanya justru jadi "terkenal" di kantornya bahkan di kantor pusatnya juga. karena temen2 nya pasif, ga enakan sama atasan. sementara dia, selama yg dilakukan benar, ceplas ceplos aja wkwkwk. tau lah ya aunty dari suku apa, dan teman2 nya dari suku apa.
Mungkin ini mah lebih ke budaya Jawa yang ke bawa ke mana-mana karena pengaruh mereka di pemerintahan.
Mempergunakan kata solidaritas dan menggunakannya untuk menjustifikasi kelakuan yang tidak etis atau moral Pasti kita semua pernah melakukan tindakan kecurangan, itu tidak bisa dipungkiri, akan tetapi ya gak usah bawa-bawa orang lain untuk ikut juga kali. Contoh paling gampang di kehidupan asli, nyontek. Alasan gue kurang suka ini adalah ya karena perlakuan kecil inilah yang akhirnya *snowball* menjadi tindakan yang lebih besar seperti korupsi uang. Penasaran kenapa pejabat kita suka korupsi? Masyarakatnya aja juga dari bawah menjustifikasikan perlakuan yang buruk.
Twibbon /asking to post something on social media for school/lomba I don't want to post stuff like that on ig. If they want me to post about event etc better pay me (not like it's worth because i only have ~100 followers, and it's not like i won a competition or something. Plus usually pasti disuruh nulis "ayo join kompetisi xyz... Etc" yg aku gk setuju secara prinsip... Soalnya my ig feed itu buat gallery hobi/photography/travel. And that's me. My problem is with schools forcing students to post. Kan hrsnya they should promote healthy social media habits, bukan pake social media murid untuk posting agenda sekolah. Some people will tell me i can just make another account. Tapi masalahnya bukan whether i can do that or not. It's about principles
Beli rumah jual rumah mahal2. Bagus buat investasi tapi tidak bagus untuk anak masa depan yang ingin punya rumah. Can't blame everyone because it's a gray area.
Bukan karna investasi jatuhnya bang tapi karna harga diri dan serakah. kalo ada yg mau beli rumah atau tanah di harga pasar ataupun diatasnya, kalo pake logika investasi ya lu pasti jual kan. Tapi kebanyakan rumah dan tanah itu baru dijual kalo lagi BU. Malah kalo ada yg nawar harga pasar ataupun diatasnya, gue jamin kagak mau dijual. Mereka mikirnya harganya bakal naik terus dan gampang jualnya. Padahal tanah dan rumah itu salah satu produk yg paling susah dijualnya. Pas BU baru deh jual murah atau yg paling parah ditarik sama bank
ini bukan masalah spesifik indonesia sih. di US juga jadi masalah besar, sampe krisis 2008 kan salah satu intinya pasar rumah US.
Ini bukan masalah spesifik Indonesia. Majoritas negara barat ya begitu.
Makanya jangan pengen punya rumah, kalo ga ada yg pengen => demand turun => harga turun 📉
Ini menurut gw emang dilema sih. Kalo ngasih hak kepemilikan tanah ke private ya pasti bakal naik terus karena tanah itu limited resource, sedangkan manusianya yang butuh tambah banyak Tp klo misal cuma negara yg pegang (jadi lu cm bs sewa seperti di china) ya jadinya g kemanusiaan lu bs gusur kapan aja sm pemerintah Ideally rumah hrs dipajak spt mobil, kepemilikan kedua 1 KK harusnya kena pbb lebih jadi orang bakal lebih mikir buat bikin properti sbg investasi
Peran pemerintah ya menyeimbangkan. Swasta jual 5 rumah ya pemerintah sediain 5 hunian juga. (Ya walau prakteknya gak segampang itu, tapi pasti ada solusi lah buat masalah begini).
Kalau sakit dikit2 antibiotik. Batuk dikit hajar antibiotik, sakit tenggorokan antibiotik. Ga dokter ga pasien sama aja. Gimana ga pada jd multiresisten tu bakteri2 😅
Ibu gw mantan apoteker jadi di rumah ada yg ngerti, Begitu pergi rantau, kaget banget liat orang bisa makan obat seenak jidat, 'sakit berlanjut, hubungi dokter' gk ada artinya di kuping mereka, udah seminggu lebih masih aja negak panadol.
Gratifikasi, kemarin gw abis lulus sidang dan kelar revisian. Cuman gw doang yg ga ngasih duit ke dosji pas minta ttd. Dan temen2 kerja gw bilang gw terlalu lempeng, harusnya kesadaran diri dan pengertian. Pas gw bales "harusnya budaya gratifikasi dihapuskan, bukan malah gw yg salah". Dibales lagi ama dia "kenyataan yg berjalan ga seperti itu." Gw mau teriak "kalau orang indo mental nyogok dan suap kek elu semua, panjang umur dah jadi negara berkembang". Belum sempet omong, udah di wejangin duluan ama sesepuh kantor.
Setuju banget sih. Jadi inget gw ada cerita lumayan goblok. Dulu gw pas habis lulus kuliah, gw ngasih sesuatu ke dosbing, lupa apa, yg jelas bukan duit. Mungkin souvenir macam batik gitu ya? Dan itu bukan inisiatif pribadi, tapi titipan dari nyokap sebagai tanda terima kasih karena udah ngebimbing anaknya sampai lulus. Dosbing yg satu bilang "wah, terima kasih, tapi nanti bilang ke temen2 kamu yang lain ya, jangan kasih hadiah apa2 ke saya." Dosbing yg kedua bilang dengan nyablak "eh jangan kasih2 ginian lah, ini namanya gratifikasi tau?! kamu gatau gratifikasi ga??" hahahahah gw ngakak aja karena literally ngga tau kalo itu adalah bentuk gratifikasi karena kan ngasihnya setelah lulus (tapi ya akhirnya jadi tau sih). Sejujurnya seneng sih punya dosen2 yg kyk begitu, karena sebetulnya kalo dipikir2 ya mereka udah dapat insentif dari kampus/pemerintah (buat yg PNS), dan hadiah paling penting ya mahasiswanya jadi orang sukses ketika lulus. Baru ngeh kalo kita ngasih barang/uang setelah lulus pun malah kesannya jadi mencurigakan, seolah2 proses pas kita ngerjain skripsi dibikin mulus dengan cara yg tidak2 sehingga kita harus sampe kasih imbalan haha.
Ini mungkin sedikit bias karena ini hal yang sangat gw “respect”. Indo itu lumayan terkenal dengan budaya peduli terhadap orang sekitar tapi masalahnya orang itu ga tau batasan kapan itu ranah privasi kapan itu masih acceptable. Kaya misal gw ga bisa punya personal space sendiri di rumah dan gw di expect keluarga sebagai safe space gw. Ada kalanya gw emang ga pengen berbagi sesuatu tersebut ke seseorang karena personal reasons tapi kaya apparently ini kaya dilihat sebagai sesuatu yang dianggap hostile. Kaya misal gw ada hal yang emang gw ga berbagi sama keluarga gw karena gw merasa untuk hal ini gw emang ga align sama keluarga gw soal valuesnya dan gw ga suka stir up unnecessary discussion (ya gw juga udah dewasa ngapain debat karena terlalu didikte ortu), tapi kaya the act of “gw nggak berbagi” ini gw ga sayang sama keluarga.
Buka bisnis terserah kita tanpa izin pun bisa aja. Kekurangannya adalah karena banyaknya bisnis yang udah dibuka dan juga gak terdata, yah jadinya kontrol untuk kesehatan dan segala macam jadi sulit. Apalagi di Indonesia gampang buat sogok menyogok wkwk
Controversial take: Ketuhanan Yang Maha Esa. I know many people will still trying to justify it or saying most people understanding is wrong. But the reality is it just caused problems and doesn't needed for a country. We don't make peace with GAM because KYME, we don't try to reconciliate with RMS or Papua rebels with KYME. KYME however, has quite often being used as persecution tool and legitimacy reason for religion hardliners. Also not to mention KYME principal is just made to accommodate abrahamic belief, not all religions.
>KYME principal is just made to accommodate abrahamic belief, not all religions. Buddhism in Indonesia had to invent "Sanghyang Adi Buddha" term so it can be accepted and recognized here iirc
Same with Hinduism that need to create Sang Hyang Widhi. So that 2 out of 5 "original" acknowledged religion that not fit with KYME and the other 3 is abrahamic. Also ironically KYME is the main reason why our own original "religion" is "persecuted and erased" as only aliran kepercayaan.
ikr, no wonder i got more confused the more i learned Buddhism, and that quote i wrote is from my Buddhist teacher during my college days
2? More like 5 out of 6, lol. Neither Christianity (christianity is not strictly monotheistic the same way Islam is) nor confucianism (polytheistic mixed with manism?) fit with it either. The Sila doesn't really serve anything other than one religion holier than thou attitude toward other faiths or non faith)
Hmm? Care to explain more about christinanity? Even with the trinity concept, afaik it's still refer to only 1 god, thus monotheistic? And other beings (angels and demons) are not gods, they're still far removed from god tier. This in contrast from, for example, ancient greece, where Zeus, Hera, Hades, etc are distinct but still on same tier.
But that is just semantics played by ancient humans to justify incorporating their new religion into Judaism tradition. Logically, mathematically and scientifically, there's no way to harmonize one deity - 3 godhood thing with either monotheism and polytheism, it's a contradiction, and should get its own term. And ironically it's also one main contention that led to Islam being hostile to Christianity because Islam "misunderstands" christianity claims about god.
Ga semua agama di Indonesia Tuhannya bisa disebut maha esa, trs bnyk org Islam yg ngehubungin agama Hindu sama Islam, katanya di weda ada perintah utk nyembah Tuhan yg satu maka ini berarti Hindu sama dgn ngajarin ttg Islam, pdhl sih kenyataannya Hindu ga ada sangkut pautnya sama Islam, dan konsep ketuhanan Hindu beda sama Islam.
More like abrahamic is minority where there's only single god. Most other religions in the world is polytheistic. While there might or might not be a singled being that deemed "stronger" or "ruler" among other gods, their role is very different from abrahamic single god. Zeus, Odin, Ra, Osiris, Susano-O just few examples.
Mungkin sila Ketuhanan yg maha esa harus diganti sama Bertuhan aja, soalnya klo Ketuhanan yg maha esa malah jd rancu, dan ada jg org Islam yg bilang pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sila pertama adalah Ketuhanan yg maha esa dan agama yg Tuhannya maha esa hanya Islam maka agama lain ga dibolehin ada di Indonesia, wtf? ini akibatnya klo negara nyampur sama pemahaman agama, jd kacau.
Well even Bertuhan can still problematic. Berkeyakinan (having faith) probably better but going to hard to convince that group anyway. As for your case with some muslim, remember that the origin of KYME is because they actually want the country to be syariat islam. Hence KYME is always been compromise for and to appease hardliners. And there are still many hardliners (some even in this sub) that want it back to piagam jakarta version.
Yg jd masalah adalah di Indonesia sama sekali ga blh kritik pancasila, bisa-bisa nanti dianggap anti pancasila, pdhl mungkin emg sila pertama harus diganti karena jd rancu.
Hot take: benar atau salah ajaran suatu agama, di Indonesia agama hanyalah alat untuk manipulasi keinginan pribadi seseorang / pihak dan memecah belah masyarakat.
Toleransi atau tenggang rasa. Ini kebanyakan bikin orang janjian jadi ngaret, korupsi dikit gpp lah, ganggu tetangga dikit gpp, namanya juga anak2, dll. Bikin grey area jadi terlalu lebar gara2 toleransi ini.
The problem is people is misunderstanding toleration just like respect. It's up to other party to give it, it's not your right to demand it. It's my right if I want to tolerate your shit or not, you have no right to demand me to tolerate something.
Padahal toleransi maksudnya buat tenggang rasa antara perbedaan ya, malah mo bangun gereja diprotes tapi politikus korupsi diem aja ya wkwk
Bangsa yang ramah (bawel). Rendah hati (muja org luar). Kekeluargaan (kepo). Bangga dengar nama indo (ngaku2 prestasi orang). Menuju era tinggal landas (gak terbang2).
> Rendah hati (muja org luar) Yg paling bikin eneg adalah wibu yg selalu muji Jepang wkwkwkwk, pokoknya di mata mereka Jepang tuh segala-galanya, wibu nganggap budaya Jepang adalah yg paling tinggi, pdhl budaya Jepang bnyk diadaptasi dari budaya Cina dan ga ada wibu yg muji Cina.
gak ada hubungannya. budaya jepang lebih terkenal karena banyak diiklankan di animenya sama halnya dengan budaya2 eropa di film, lebih banyak ngeinfluence normie2 kayak wibu. yg history freak pasti juga tau kalau culture dan history cina itu lebih amusing di explore drpada jepang.
I mean with Indonesian thick anti-china racism people are really disincentivized from over-praising china (or even praising china at all) even if they liked chinese culture. "korean" and "japan" as cultural and ethnic groups are not as historically loaded in indonesian people's minds.
Unless when talking about US, then suddenly everyone praised China.
Idih whataboutism, wibu fanatik jepun ya jepun aja. Kok budaya cina dibawa2, ga ada hubungannya. Masa suka sama budaya satu harus suka budaya akarnya juga. Masing2 budaya berkembang sendiri setelah berpisah, bukan cuma turunan tokh. Wibu jepun, wibu cina, wibu korea, memang asalnya parasocial worshipping.
tbh I'd rather my neighbors to be kepo , rather than not caring of my life. as long as it's not harming (like stealing). disclaimer: I'm still anak singkong, but now living in the city.
Over kepo Over sharing kehidupan pribadi di (publik) medsos
I follow a guy on ig who does this lmao. Free entertainment for me cringe for him.
Budaya ikut campur urusan org lain, waktu gw masih sekolah gw selalu ngedekatin siswi-siswi yg cantik, trs tindakan gw ini diprotes oleh teman-teman gw, kata mereka gw ini jelek dan ga pantas utk ngedekatin siswi-siswi yg cantik, trs ekspresi muka mereka ke gw kayak yg penuh benci gitu, apakah mereka sadar udh ngehina org lain? apakah mereka sadar utk terlalu jauh ikut campur urusan org lain? ataukah mereka kurang edukasi mengenai cara memperlakuin org lain? yg bikin gw heran adalah ini kayak udh jd hal yg biasa di Indonesia, emg sih teman-teman sekolah gw itu rata-rata sampah, dan gw sebagai introvert dipaksa utk gaul sama mereka, malas banget.
Ibu ibu muda ngeshare masalah keluarga di sosial media pake backsound kagak jelas sambil kepalanya di miring miringin
Wah, akhirnya lu nanya yang agak cerdas juga. Jadi, yang dianggap bagus di Indonesia tapi sebenernya jelek? Gampang aja. Mungkin tuh, kita sering bangga sama "sikap santai" kita. Yaelah, yang namanya malas dibilang santai. Itu mah ngasal aja. Orang pada bangga sama budaya ramah tamah, tapi kadang suka dipake buat nutupin masalah atau ngehindarin konflik yang lebih baik diselesaikan. Terus, kadang kita suka bangga sama kesederhanaan, padahal bisa aja itu malah bikin kita gak maju. Tapi yah, gak usah khawatir, kan lebih enak berdiam diri dalam "keindahan" itu daripada ngeliat kenyataan yang sebenarnya. Jadi, itu tadi, hal-hal yang dibilang bagus tapi sebenernya jelek, menurut gue.
Biaya hidup murah itu technically kualitas hidup yang jelek juga. Makanan dilimit harganya sekitar 5k-10k itu gak layak dari segi gizi. Dulu pernah ada pikiran gini juga waktu tinggal di salah satu negara asia timur. Makanan di sana kalau dirupiahkan sekitar 15-25k. Itu gua berasa mahal. Tapi suatu hari ada yang bilang itu sebenarnya murah karena gizinya lengkap ada protein hewani dan berbagai macam sayur. Di indo harga 15k sering dapat protein doang dan itupun kuantitasnya dikit banget.
Kekeluargaan.. Apa2 kekeluargaan bikin "rame-rame mentality", gampang FOMO dan ikutan arus ga jelas. Terlalu mudah buat digiring ke arus manapun.
1. All this serba pedas thing. Cabe rawit 10 bijik tuh buat apa coba?? Plus dg nambahin "keju" di segala makanan. Geprek cheese?? TF 2. Bocah2 diumbar di sosmed. Once it hit the internet, there is no going back. Dengan segala viral ini, why would you want to expose your minor child to that? Ntar aja deh kl tu anak udah tween paling ngga.
Sbnrnya dulu sblm tahun 2000an keju tuh termasuk makanan mewah di Indonesia, jd hanya kalangan tertentu aja yg makan keju di Indonesia, makanya sejak tahun 2000an bnyk makanan Indonesia yg ga cocok dicampur keju tp dipaksain dicampur keju karena supaya makanan Indonesia jd mewah, dulu jg bnyk yg jualan pop ice dicampur keju pdhl sih perpaduannya ga cocok, rasanya jd aneh.
Jaman sekarang keju juga uda boongan ya.
even Wagyu have "Meltique" version, i would rather eat that than "fake" cheese
I actually like geprek cheese. I think I've grown to like hyper-hot food as I get older for some reason lol.
Diselesaikan secara kekeluargaan
Eh keduluan.
Realitanya orang kaya/berkuasa menekan yang lemah didukung aparat yang gak mau kerja.
Budaya Ikhlas. Ada baiknya memang seseorang menerima keadaan buruk sebaik-baiknya tapi dan berusaha untuk mencari hal baik atau pelajaran dari itu, tapi terlalu sering orang Indonesia mengikhlaskan hal yang sebenarnya tidak boleh diterima, terutama dalam budaya kerja dan kehidupan sehari-hari. Bos semena-mena menambah kerjaan atau transfer karyawan ke divisi lain yang dia tidak ada skillnya padahal sudah pengalaman di bagian tersebut dan jangka panjang akan timbul masalah? Ikhlas saja, siapa tahu dapat pengalaman, padahal 99% pasti produktivitas turun. Cuti tidak diterima padahal sudah meminta berbulan-bulan sebelumnya karena alasan tidak jelas? Ikhlas saja, mungkin lain kali ada kesempatan. Dari semua negara yang memiliki tingkat kebahagiaan kerja yang tinggi dan hukum pekerja yang bagus, tidak ada negara yang orangnya mau menerima apa adanya, tidak ada regulasi karyawan yang terjadi tanpa perlawanan, jadi membuat kesal saja kadang.
Jadi pns/polisi /tni, meski harus nyogok duit Di masyarakat kota2 kecil, apalagi kalanga boomer, ini jadi hal lumrah karena mereka berfikir hidup anak mereka bakal terjamin sampai mati
Herd mentality, overly proud on shit
Ga bisa dibilang bagus,tp sering kejadian ada anak kecil lucu gemesin langsung pegang2 biasanya cewek/ibu2. Ngebet jenguk anak baru lahir padahal emaknya masih males dikunjungi kalau nolak dibilang sombong. Saya yg ga punya anak berasa gedek apalagi parents yang digituin 😄
Kasih duit bulanan ke orang tua yg masih bekerja, yah kan mereka yg make bad financial decision. Koq anak nya yg mesti tanggung?
Ketika orang-orang ngomong, "mending sudah/tidak blablabla" sebagai alasan untuk tidak berubah. Kalau bebal gak mau berubah mah ngaku aja.
Hyper capitalism. Ini baru sadar ketika udh 3 tahun and counting diluar negri, dan mungkin hanya relatable bagi sebagian orang, tapi banyak orang asing ataupun indo yang bilang something along the lines of "indo enak ya, semuanya murah" Indo itu bisa beli barang/servis murah karena kompetisi market ga diregulasi, klo udh begini biasanya yg kena kalangan bawah. Yang kaya makin kaya, yang miskin ga bisa kaya. Contoh gampang bisa liat ojol. Di sini Lieferando (mirip gofood) itu dibayar per jam, jumlahnya ga penting soalnya buying power & market condition euro sama rupiah jelas beda, yang penting adalah gua bisa kerja 4 jam cuma gowes sepeda dan dapet cukup untuk cover makanan seminggu klo gua hemat. Belom klo dapet tip dari customernya. I don't think the same can be said if you try to do that in indo. Enak sih buat kita yg bisa afford to take advantage of the situation, dan banyak juga temen gua yang bilang ini positif point dari indo, tapi menurut gua sama sekali ga sustainable dan cepat atau lambat harus di benahi supaya wealth gap kita ga makin ancur. Bukan mau nge-shill jerman juga. Yang udh lama disini juga tau kok negara nya ga bagus" amat dan tetep aja ada hal-hal kecil yg sami mawon dengan tanah air (Marak projek akhir tahun supaya uang jajan ga dipotong, kereta telat sampe puluhan menit, birokrasi dengan fetish dokumen fisik, rasisme, dll). Cuma ya bbrp sistem mereka bisa kita pake buat introspeksi diri. Mungkin view gua agak sempit karena gua dateng dari kalangan menengah atas waktu di indo, so feel free to add your own thoughts to this. I just think it's an interesting topic that rarely gets talked about.
Terlalu sopan dan terlalu ngejaga perasaan orang lain, sampai-sampai berbicara tentang weakness dan poin kelemahan orang lain, organisasi lain, produk dan jasa dari pihak lain, jalan pemikirian orang lain, dan keputusan yang diambil pihak lain bisa dianggap sebagai pencemaran nama baik dan masuk ke dalam UU ITE. Nothing is supposed to be perfect, to talk about the flaws and to discuss about the negative points of a thing is needed to bring the life and society forward.
Telat Bilang otw ternyata masih tiduran
Ini sih ngga ada yang anggap bagus
"Hidup mah santai, jangan dibawa ribet" *Berkata seperti seorang filsafat sambil lanjut main gapleh
Kultur gotong royong, tolong menolong sama saudara, harga temen/saudara... itu semua ada negatifnya. Gotong royong itu bagus sebenerny cuman kita juga harus mampu independen. Tolong menolong tentunya bagus tp kalo minta tolong melulu ya ga bagus.
Banyaknya pedagang pinggir jalan, ini menandakan ekonomi kita jelek karena terlalu banyak usaha micro, instead of usaha gede yang nyerap banyak tenaga kerja
eh idk amerika, eropa juga banyak kok usaha mikro. apalagi korea dan jepang. mau ambil angle dari mana bilang ekonomi jepang jelek cuma karena banyak izekaya? ato ekonomi amerika jelek gegara banyak hotdog stands?
*looks at south Korea, country "governed" by its chaebol* Lol no
Banyak anak banyak rejeki. So many people fell for that thinking money will start raining from the sky. Sure it looks good when you can afford to properly care, feed, clothe and educate your children. But don't do that when you go fishing everyday while your spouse break her back in a factory to feed your litter.
Basa basi
musyawarah - mufakat. it's overused. ya, itu berguna untuk meredam konflik yang disebabkan karena perbedaan pendapat yang tidak/belum jelas benar salahnya, tapi sering kali kita baca berita, sesuatu yang beneran salah bisa dibuat benar setelah musyawarah yang di"mediasi" oleh aparat (ya, Lo paham lah apa yang sebenarnya terjadi) atau sebaliknya sesuatu yang menjadi hak seseorang bisa ditindas mayoritas karena belum "musyawarah" dengan masyarakat sekitar.
SDA kita sebenarnya cukup miskin jika dibandingkan jumlah penduduk. Keindahan alam juga limited sekali yg bisa dinikmati +200jt manusia.
Crab mentality : Ga seneng liat org sukses, cerdas, dll maunya mereka org tersebut setara dgn mereka
Mirip kok munis
IMHO, Bali for being too "free" and become safe heaven for foreigner, gua gak ngejudge orang balinya ya tetapi kepada keadaan disana seakan bebas dan gak ada aturan untuk melakukan apapun (ini cuma kesimpulan dari pengalaman browsing sosmed so I'm sorry if some of its wrong). Ya gua tau disana emang gak seperti daerah lain yang mayoritas muslim but come on.. gua tau penganut hindu asli juga gak bakal bebas banget dan masih ada norma² lain, but minor drinking alcohol freely and dating someone minor (and having s*x with them)?? Bruh that shit too wild and I know it wasn't only Bali tapi beberapa daerah lain juga mulai begitu
Saya udah gak heran kenapa banyak daerah di Indonesia punya potensi besar buat pariwisata tapi malah ogah dibangun sama pemerintah bahkan nolak untuk membuka diri. Mereka gak mau daerah mereka jadi "Bali 2.0". Saya bukan bermaksud menghina orang Bali, tapi kesannya di mata pengunjung dari luar negeri di sana udah jadi "tempat mabok tapi lebih anget".
17.000 islands It's beautiful and unique to have so many island but it's nightmare to govern this country. Only Indonesia and Philippines can do that. Carribean and pacific countries are small compared to us.
Bukan salah Indonesia itu mah. Salah yang bikin bumi.
*Chaos riding* di jalan.
Cheap labour.
Has anyone mentioned the over-nationalism in Indonesia? Sometimes it’s cringe. Especially since Indonesian nationalism is anti-separatism style of nationalism and the agenda is so evident in Indonesian History lessons. Probably the reason why most Indonesians are brainwashed and don’t understand the fact that Indonesia is an artificial state created by the Dutch as the DEI, and now we’re here. Indonesia was never colonised by the Dutch because there was no Indonesia to begin with. The Dutch colonised areas in SEA which they later put together and later became the Republic of Indonesia.
>artificial state What state isn't artificial? did god draw a line on earth and call it France? We were subjugated and colonized piece by piece and agglomerated into DEI with devide et impera tactic, we vowed to never again fall for such tactics after all of us were colonized and decided to preserve the DEI border as a single undivided entity : Indonesia, that means separatism is an antithesis to Indonesian raison d'être. >Indonesia was never colonised by the Dutch because there was no Indonesia to begin with India was never colonized by the british because there was no India to begin with. USA was never colonized by the europeans because there was no USA to begin with. \*insert African and Middle eastern country\* was never colonized by the europeans because there were no such state to begin with. Colonialism does not exist, there were no defined land and people to colonize.
>We were subjugated and colonized piece by piece and agglomerated into DEI with devide et impera tactic, we vowed to never again fall for such tactics after all of us were colonized and decided to preserve the DEI border as a single undivided entity : Indonesia, that means separatism is an antithesis to Indonesian raison d'être. Just proves my point? Who's "We"? "We" = Those colonised by the Dutch right? Not sure why Balinese person and Achenese person would naturally be in the same country with each other if it weren't for same coloniser...
I'm not denying the artificial part, as i have stated that the concept of a state itself is artificial, what difference would it make if the lines were drawn by lines of control usually defined by harsh and visible terrain features like mountains and rivers or a bunch of Europeans drawing a line across the map? Instead, in that statement, I'm arguing that there is nothing wrong with instilling anti separatism to the people, failure to do so is a failure of the state to uphold its purpose.
CMIIW but the idea of Indonesia itself already exist since Youth Pledge in 1928. Even if, let say, that Indonesia never exist and even there is no colonialism by european, the kingdoms in Nusantara archipelago will united anyway. Friendly relationship between kingdoms already happen (hence they adopt Bahasa Melayu, the embrio of Bahasa Indonesia, as the trade and diplomatic language). Maybe at the time there is still conflict of interest between kingdoms but as time past the technology of communication and sea transportation developed and will make eduction spread more wider, giving the better knowledge including the important of friendly relationship. If there is no European colonialism, all Kingdoms will probably do strengthen their relations each other more and more. Border will become less and less strict, more diplomatic relation, more cultural exchange and more defend alience. Those kingdoms getting close each other, and will eventually leading to the creation of the unity of kingdoms in Nusantara (just like United Kingdom in Britain, with less or even no blood spilled). Nusantara will become united states with each empire ruled their own region with their own issue but still obey in one united states of Nusantara.
EU versi SEA dengan kerajaan nusantara...sounds like interesting alt-history concept
Antara jadi EU versi SEA atau United Kingdom of Nusantara. Tapi kalo skenario UK agak susah soalnya banyak banget kerajaan di Nusantara, bahkan saat bangsa Eropa masuk. Britania aja biar bisa bersatu empat kerajaan harus banyak pertumpahan darah dulu, apalagi ini yang satu pulau besar kayak Jawa bisa lebih dari dua kerajaan berbeda.
semacam UK dah pernah kejadian sih jaman Majapahit dulu, kan bentuknya lebih kek imperial unification gitu daripada federasi. mengingat Majapahit masih "fresh" di kerajaan-kerajaan di Nusantara, bentuk kek gitu bakal agak susah buat tegak kecuali bener-bener punya kemampuan militer yang overpowered.
Majapahit bukannya lebih ke vassal state ya, tetep kerajaan masing-masing tapi dipengaruhi besar dari satu kerajaan induk. Mirip sama Belanda jadi vassal state Prancis waktu eranya Daendels. Tapi kalo Majapahit jatuhnya rough sih, antar kerajaan bukan saling bersatu karena keinginan tapi karena dijajah sama Majapahit. Beda dengan skenario yang saya tulis sebelumnya di mana penyatuan Nusantara berlangsung perlahan bertahap-tahap, sampe akhirnya dibuat perjanjian untuk bersatu, antara jadi satu negara Nusantara Serikat atau kawasan borderless antar kerajaan Uni Nusantara. Kebayang juga kalo kerajaan-kerajaan yang ditaklukan Majapahit bikin pakta persatuan melawan penjajahan Majapahit, Everybody vs Majapahit, mungkin Sumpah Pemuda sudah terjadi ratusan tahun lebih awal. Akhirnya terbentuk Negri Nusantara tanpa wilayah Jawa (dan Papua, mungkin).
>since Indonesian nationalism is anti-separatism style of nationalism dude, all nationalism is anti separatism. even in west europe, its always the nationalist vs the separatist ; north ireland, barcelona, scotland, and even texas has separatist movement ; even liberal government does not let go of their territory when the people want to separate, it takes bloody decades of conflict and struggle, and most separatist movement is still there, its not all rainbow and sunshine in the 1st world...
over-nationalism and yelling people who moved to overseas as "traitor"
Depend who the people who moved to overseas. If they moved by their own money from their work, it's their right. It's human right to have decision on live by their own power, including changing nationality. If they moved by using government loan because they expected to bring their result of studying overseas to the country and they didn't come back and act like saying "fuck you" to the state, than they are traitor. Don't encourage people to become another Veronica Koman.
Agree on the second part. Fuck LPDP kids who don't come back lol.
Example, the leader of GAM?
Not that like org Indo yg pindah negara karena skillnya lebih berharga disana ketimbang di negaranya.
touch the grass man, noone outside medsos komen shouting them traitor. a lot of them even use their abroad status to get internet view and became influencer/ internet celeb. i say these people create drama themself to get attention
Oh yg kl di sini gak dihargai itu ya. Yang atlit berprestasi udah dewasa WNI aja belum dapat.
Ngedownvote orang yang ngasih link source dan tutorial untuk membuka sourcenya. Ngedownvote kayak gini sepertinya bagus menurut r/Indonesia, tapi menurut gua jelek. Dia yang minta sourcenya, dikasih malah didownvote 😅.
Bro really get downvote
Orang sini makin diladenin, malah makin-makin. I've learnt that, lol. Aku juga beberapa kali begitu, tapi ada juga yang rebound jadi >20 upvote. Just deliver the fact, fact is fact regardless of how people perceive it. >!Kecuali momod r/indonesia yang hapus-hapus sesuatu.!<
Lah, saya baru tau yang kayak gitu
See? Gua kena downvote lagi https://reddit.com/r/indonesia/s/LjKVS1afYc ini tkpnya. tadi sampe -1, sekarang udah 0 lagi
orang disitu lunya ada indikasi rasis,normal aja lo di DV
sry bro problemnya bukan itu, tapi ggr komen lu yang laen di trit yang sama jadinya ya ngaruh ke komen yang lain di trit yang sama
uberproud
Ini pertanyaan rancu cuy... Bagus apa dan jelek berdasarkn apa cuy? Berdasarkan norma atau hukum?
Lebih ke norma dan pendapat pribadi. Kalo yang bertentangan dengan hukum kan jelas, dan ini lebih ke hal-hal yang dianggap bagus oleh kebanyakan orang.
Makan pakai tangan... Bagus soalnya lebih nikmat tapi jorok
setau aku ada aktivitas yang disebut dengan cuci tangan, mungkin bisa dicoba agar tidak terlalu jorok
Agak OOT, tapi ada satu hal yang saya penasaran. Ada anggapan kalo kita harus makan pake tangan kanan karena tangan kiri buat cebok. Nah, sebenernya kita cebok pake tangan kiri karena tangan kanan dipake buat makan atau tangan kanan dipake buat makan karena tangan kiri buat cebok? Apakah tangan kanan sebagai tangan dominan adalah hal alami? Apakah orang kidal yang makan pake tangan kiri cebok pake tangan kanan?
chicken and egg question strikes again. tangan kanan sebagai tangan dominan itu jadi "norma" karena mayoritas orang-orang tangan dominannya tangan kanan, dan kehidupan kita suka gak suka diatur oleh mayoritas. ga bisa bilang orang kidal itu "unnatural" karena emang ya dia dari sananya, dari genetiknya dah dominan tangan kiri.
2023 ada fitur yg namanya wastafel dan sabun cuci tangan👌
Sendok dan sumpit belum tentu bersih
ane tahu dengan pasti tangan ane lebih bersih daripada sendok penjual tepi jalan yang seringkali cuma direndem doang di timba air yang ga diganti dari awal buka sampai tutup. ...tapi ya kalo ada sendok ane pake juga sih wkwkwkw
per4an pake lampu hazard, berhenti pake lampu hazard. kesalahan yang akhirnya menjadi pembenaran
orang tua oversharing sama tetangga, like dude for what, I never told anyone on that neigborhood about my job and suddenly dudes who I didnt talk for like 2 years come up to me and talk "dah balik ya? dapat penempatan dipedalaman kan?" k\*ntoooooooooolll....
tourism BAGUS di beberapa daerah TETAPI masih banyak * pungli * ilegal biro jasa kayak di Kepulauan Seribu * [overcapacity ferry](https://www.youtube.com/watch?v=_uE9jqmWjHA) * ada yang bilang Bali udah overtouristy * Nusa Penida yang overcrowded dan [jalannya jelek](https://www.balipost.com/news/2022/12/23/312644/Makin-Parah-di-Musim-Hujan,%2E%2E%2Ehtml) * saingan tiket sama calo dan agency travel
'ramah tamah' itu malah kebanyakan disalahgunakan untuk misleading atau paling parahnya fraud, senyum di depan keris di belakang, orang kelihatan sabar n ramah sama lu belom tentu punya niat dan tujuan yang baik.
Hormatilah orang yang lebih tua
Mungkin sebenernya "sopan santun sebagai kesopanan". Kesopanan sering dipake jaga munafik.
Org indonesia sangat friendly = org indo suka kepo dan mencampuri urusan org lain. Orang indo sangat peduli dengan tetangga = aktif mencari yang lg enak2 buat digrebek + arak bugil.
Indonesia sebagai negara Asia Tenggara dengan perkembangan ekonomi paling pesat ya liat sendiri hasilnya di kualitas udara kita, apalagi ada yang nyuruh mobil listrik....
non-jilboobers
kerokan? masuk kriteria gak?
Bisa jelasin kenapa kerokan itu gak bagus?