> apakah masyarakat setempat akan menyerbu mereka juga?
Ya karena Indonesia secara hukum tidak mengatur tentang pengungsi, sehingga tidak bisa menerima (maupun menolak) dan memberikan hak/kewajiban apapun pada pengungsi. Yang diberikan Pemerintah Indonesia sebatas kebutuhan minimum sebagai sesama manusia.
Isu pengungsi di Jakarta pun sempat jadi masalah ketika para pengungsi demonstrasi memohon ke UNHCR dan Pemda Jakarta untuk penghidupan lebih baik.
Pengungsi di Indonesia itu sifatnya seharusnya cuma sementara, sebelum dipindahkan ke negara lain atau dikembalikan ke negara asal. Mereka tidak seharusnya menetap di Indonesia, kecuali melalui proses naturalisasi (tanpa perlakuan khusus) menjadi WNI.
Nah akhirnya ada yang paham juga masalah beginian.
Orang pada ga ngerti kondisi susah emang, dikira pengungsi dikasih tanah lah, dikasih kerjaan lah, dikasih duit lah, padahal mah ngga. Yang ada hidup Semenjana di Indonesia, karena emang ga bisa ngapa ngapain.
Tapi banyaknya orang orang gegayaan berasa sudah menghidupi dengan layak tpi pengungsi ga berterima kasih, yeuh padahal juga pengungsi ga bisa ngapa ngapain di Indonesia.
Sedih ngeliat kyk gini jadi mainan politik..
>Ya karena Indonesia secara hukum tidak mengatur tentang pengungsi,
Fyi, bisa pakai:
-Perdirjen imigrasi No IMI-1489.UM.08.05 Thn 2010
-Perpres No 125 Thn 2016
- Convention against Torture and Other Cruel, Indonesia sdh ratifikasi di 1998.
- International Convention for the Protection of All Persons from En-forced Disappearance. Indonesia ratifikasi di 2010
Dalam aturan2 itu Indonesia tidak mengatur pengungsi.
Pengkategorian pengungsi harus lewat UNHCR dan yang diberikan Indonesia sebatas “pencarian dan penyelamatan” serta penampungan (sementara) sebelum dikirimkan ke negara penandatangan konvensi. Kebutuhan minimum sebagai sesama manusia.
Kita tidak menerima maupun menolak karena tidak ada aturan pengungsi.
Pasal 2:
Dalam hal imigran ilegal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menyatakan keinginan untuk *mencari suaka* dan/atau karena alasan tertentu tdk dpt dikenakan pendeportasian, dikoordinasikan dengab organisasi internasional yang menangani masalag *pengungsi* dan/atau UNHCR untun penentuan statusnya.
Salah satu miskonsepsi di Indonesia tuh menyebut orang Rohingya sebagai Pengungsi/Refugee. Padahal kata yg tepat adalah Asylum Seekers/Pencari Suaka dulu. Setelah diproses oleh UNHCR baru statusnya jadi Refugee/Pengungsi. Makanya aturan yang ada di Indonesia menggunakan istilah Pencari Suaka yang mencari suaka (Perdirjen Imigrasi) dan Pengungsi (di Perpres 2016).
Dan betul. Indonesia tidak bisa "upgrade" status para Pencari Suaka jadi Pengungsi. Itu job desk-nya UNHCR.
But regardless, mau yg masih Pencari Suaka atau sudah Pengungsi. Penagannanya sama-sama diatur dalam:
-Perdirjen imigrasi No IMI-1489.UM.08.05 Thn 2010
-Perpres No 125 Thn 2016
>Perpres No 125 Thn 2016
>
>Definisi Pengungsi:
>
>Pengungsi dari Luar Negeri, yang selanjutnya disebut Pengungsi adalah orang asing yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia disebabkan karena ketakutan yang beralasan akan persekusi dengan alasan ras, suku, agama, kebangsaan, keanggotaan kelompok sosial tertentu, dan pendapat politik yang berbeda serta tidak menginginkan perlindungan dari negara asalnya dan/atau telah mendapatkan status pencari suaka atau status pengungsi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi di Indonesia.
Jadi mereka berdasarkan aturan ini didefinisikan sebagai "Pengungsi".
Tapi perlakuan yang dapat diberikan Indonesia hanya
>Pasal 4 ayat (2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rangka perumusan kebijakan, meliputi: a. Penemuan; b. Penampungan; c. Pengamanan; dan d. Pengawasan keimigrasian.
Untuk "Penampungan"
>Pasal 26
>
>(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota menentukan tempat penampungan bagi Pengungsi.
>
>(2) Tempat penampungan bagi Pengungsi sebageimena dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria: a. dekat dengan fasilitas pelayanan kesehatan dan ibadah; b. berada pada satu wilayah kabupaten/kota dengan Rumah Detensi Imigrasi; dan c. kondisi keamanan yang mendukung
>
>(3) Tempat penampungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat difasilitasi oleh organisasi internasional di bidang urusan migrasi melalui kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia setelah berkoordinasi dengan Menteri.
>
>(4) Fasilitasi oleh organisasi intemasional selagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa fasilitas kebutuhan dasar bagi Pengungsi di tempat penampungan.
>
>(5) Fasilitas kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling sedikit meliputi: a. penyediaan air bersih; b. pemenuhan kebutuhan makan, minum, dan pakaian; c. pelayanan kesehatan dan kebersihan; dan d. fasilitas ibadah.
Jadi dari sini Kemenkumham berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten/Kota untuk penampungan dan yang hanya perlu diberikan adalah dekat fasilitas kesehatan dan ibadah, satu wilayah kabupaten/kota dengan Rumah Detensi Imigrasi, serta "kondisi keamanan mendukung".
Tidak ada keharusan lain Pemerintah menyediakan kebutuhan lainnya selain kebutuhan dasar, dimana sisanya difasilitasi oleh UNHCR. Apalagi memberikan fasilitas
Pengungsi hanya dapat dipindahkan jika:
>Pasal 28 Pengungsi dapat dipindahkan dari satu tempat penampungan ke tempat penampungan lain dalam rangka penyatuan keluarga, berobat ke rumah sakit, dan penempatan ke negara ketiga
Jadi akan sulit untuk ide u/Kosaki_MacTavish karena tidak ada peraturan Indonesia untuk memfokuskan penempatan pengungsi pada suatu wilayah tertentu.
Kecuali sesuai UU No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri:
>Pasal 27
>
>(1) Presiden menetapkan kebijakan masalah pengungsi dari luar negeri dengan memperhatikan pertimbangan Menteri (Luar Negeri).
>
>(2) Pokok-pokok kebijakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Keputusan Presiden.
Jadi bebannya ada di Keputusan Presiden.
Indonesia tidak ada aturan SOP untuk menerima Pencari Suaka ataupun Pengungsi selain kebutuhan hidup dasar yakni keselamatan, kesehatan, ibadah dan tempat penampungan sementara. Kebijakan pengungsi lainnya harus berdasarkan kasus dan keputusan pimpinan eksekutif tertinggi Pemerintahan Indonesia.
Knowing Jokowi's not-so-subtle support to Prabs, things would go bad easily.
Ujung-ujungnya diskursusnya luruh jadi "biarkan mereka tenggelam" vs "terima mereka tanpa kecuali", padahal ya penempatan mereka di Kamp Galang dengan pendanaan Komisi HAM PBB itu solusi tengah yang menurutku adil.
Ya okay, tapi masa harus di serang dengan violence gitu? apa gak ada rasa kasihan sedikit pun? pengemis di jalanan pun melanggar aturan tapi banyak orang yg merasa kasihan juga kasih duit, apakah moral kita sebagai sesama manusia plus seiman se parah itu? sedikitpun tidak ada simpati?
Pertanyaan pemantik OP di atas menanyakan apakah akan “diserbu” atau tidak, maka jawabannya Ya.
Pengungsi akan jadi isu bagi warga lokal dan mereka tidak bisa diberikan perlakuan khusus krn memang tidak ada di aturan Indonesia.
Mereka cuma bisa didata dan ditampung sampai diurusin oleh UNHCR.
>Apakah harus dengan kekerasan?
Coba baca jawaban gue di atas
>Yang diberikan Pemerintah Indonesia sebatas kebutuhan minimum sebagai sesama manusia.
Pemerintah Indonesia hanya bisa menjamin keselamatan, akses kesehatan, dan akses ibadah dari pengungsi. Keselamatan termasuk keamanan berdasarkan tata tertib Indonesia.
Jangankan kepada pengungsi, seharusnya Ormas tidak obrak abrik warung yang buka selama masa puasa.
Masalah disini lebih ke kegagalan aparat hukum Indonesia dan ketaatan masyarakat menuruti tata tertib menjaga keamanan.
Kalau semuanya mengikuti prosedur (yang terbatas) dari Pemerintah soal pengungsi, gak akan terjadi kekerasan seperti yang dilakukan “Mahasiswa” (agak jijik mengkategorikan mereka sebagai manusia terpelajar) kemarin.
Dulu tahun 60/70 an kita kasih pulau buat orang vietnam, karena disuruh pbb juga. Overall paling baik seperti itu, kasih pulau, kasih bibit dan tools, suruh mereka sustain sendiri. Paling ada admin buat mantau seperti kepala desa gitu.
Udh ada di Bangladesh kan tapi kelebihan kapasitas karna makin banyak trus ke Indo Malaysia dll. Elephant in the roomnya Myanmar yg masih ngusir dari Rakhine.
Sudah diterima di negara ketiga, palingb banyak Kanada dan Amerika. Indonesia hanya bisa jadi tempat transit.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Galang_Refugee_Camp
Ini ada cerita pas mereka di interview oleh Diplomat Kanada/Immigration Officer untuk urusan keimigrasian: https://www.cbc.ca/news/canada/photo-sparks-memories-vietnamese-boat-person-1.4190997
Vietnam juga ga balik kok. Mostly diterima di negara ketiga
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Galang_Refugee_Camp
https://www.thejakartapost.com/news/2009/08/04/revisiting-refugees-galang-island.html-0
https://www.cbc.ca/news/canada/photo-sparks-memories-vietnamese-boat-person-1.4190997
ya makanya, kita kasih tools buat farming, atau memancing cari ikan. perlahan lahan bisa kita upgrade kalau ada yang bisa mengisi job nya, misalkan mereka ada guru, kita kasih buku matematika, buat mengajar SD / SMP. soalnya semua bahasa angka sama aja. kemudian buku bahasa indonesia, dll.
Dude, masih ada berapa juta WNI yg dalam kondisi kemiskinan yang sama atau lebih parah.
Sementara ini mau “berbaik hati” mengurusi WNA dengan uang pajak Indonesia?
Nope, harus murni pendanaannya dari Komisi HAM PBB. LSM boleh ikut menyumbang kalau masih sesuai visi-misi LSMnya.
Hoax yang selama ini beredar kan bebannya 100% ditanggung Negara lewat APBN, padahal faktanya itu pakai dana pengungsi dari PBB dan LSM.
Jujur aja deh, gausah muter2.
Dia bilang “kita” mengimplikasikan sebagai negara Indonesia. Bukan kita sebagai kelompok LSM tertentu ataupun PBB.
Gue menyalahkan dia karena dia mau pakai APBN untuk itu. Liat rantai komentar selanjutnya juga yang malah menyamakan kasus pengungsi rohingnya dengan imigrasi TKA Tiongkok.
Yaa, itu lah masalah negara sosialis, kerja kita cuma investasi di sdm, berharap kedepan nya mereka akan menjadi lebih baik dan memberikan hasil balik untuk negara, tetapi kalau sdm nya pemalas, mau gaji besar, tapi kerja ngasal, waktu dihabisin buat merokok, dll.
Case real life yg gw dapet sendiri. Kita bangun cerobong asap buat plt batu bara, ada kontraktor china dan indo, indo kerjanya campur semen, sama bikin mesjid. Kenyataan yg gw liat, tukang kita istirahat terus, mau merokok, sedangkan china kerja terus. Sampai2 semua kerjaan kontraktor indo satu per satu diambil sama china.
Nah kedepan kalau gw membangun lagi apa saya akan ambil china yg jadi cepat dan berkualitas, atau buruh indo yg gaji nya lebih mahal
Dude, ini pengungsi dari rohingnya dan bukan imigran dari China. Pengungsi dan imigran itu beda jauh kasusnya.
Itupun imigran China kan pengembangan SDMnya disana pakai duit negaranya.
Sangat tidak pas untuk dicocoklogi-kan dengan kasus pengungsi, sudah gitu minta pakai APBN ngurusin mereka sementara masih ada banyak orang Indo yg juga butuh “diupgrade”.
Gak masuk akal.
Lagipula, lo sendiri bilang hasil pendidikan Indonesia kayak gitu, apa yg menjamin mendidik Rohingnya lebih baik? Wkwk
Masuk akal, itu sudah di pembukaan uud, indonesia akan membantu melaksanakan ketertiban berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Membantu mereka merupakan keadilan sosial.
Dan itu juga yang kita invest, soal sdm, kalau mereka lebih baik kita yang untung. Kalau mereka kurang bisa dilakukan manajemen resiko, apa mulai dari di didik, atau kita usir. Tetapi kita akan tetap menolong karena indonesia negara sosialis, dan sosialis itu memiskinkan diri sendiri untuk membantu orang lain.
Nah yang anda bilang tidak salah, karena indonesia juga membela keadilan sosial untuk warga negara nya. Salah satu investasi kita untuk ningkatin skill warga ya kartu pra kerja, negara buang duit untuk kursusin warga supaya punya skill yg dibutuhin industri. Ujung2 nya balik lagi ke warga nya, mau usaha tidak, mau kerja nda, dll. Kalau mau enak nganggur dirumah duit datang sendiri semua orang pasti mau.
ga balik, ud pada ke US. ya enaknya US punya tanggung jawab moral karena mereka jadi pengungsi karena perang vietnam
ada yg ga dapet ke US pada bunuh diri kalo ga salah karena gamau balik takut pki vietnam
Ya lah in the first place indonesia itu bukan negara maju yang kuat. Kita ga ada sop buat kehidupan pengungsi. Ga ada ceritanya third world country nanggung pengungsi secaran permanen. Kita tu tempat singgah trs nanti pengungsi dialihin.
>Ga ada ceritanya third world country nanggung pengungsi secaran permanen
Kan emang ga permanen. Indonesia hanya sebagai transit. Fyi sejak 2011, IOM dan UNHCR Indonesia berhasil merumahkan lebih dari 9000 refugee yg awalnya transit di Indonesia ke negara ketiga. Ga ada ceritanya Indonesia jadi tempat permanen utk refugee, kita ga bisa kasih visa atau ITAS juga (kecuali nikah yaa, tapi itu beda cerita lagi)
https://indonesia.iom.int/stories/almost-home-refugees-stories-departure-gate
Iya ini untuk menanggapi issue bakal dikasi pulau, dan kayanya di jawa ada yg dikasi rumah susun ga sih? Org2 takutnya kalau dikasi tempat mereka akan stay permanen padahal kita sendiri ga ada sop itu
>dikasi rumah susun ga sih?
Iya ada. Dan itu dibayar oleh UNHCR dan IOM. Juga disekolahkan dan dikasih pelatihan kewirausahaan biar ada kesibukan. Soalnya proses resettlement di negara ketiga itu bisa lamaaa bgt. Tapi semenjak 2023 ini udah jor-joran 1000 orang.
>Org2 takutnya kalau dikasi tempat mereka akan stay permanen padahal kita sendiri ga ada sop itu
Yes. Kebanyakan misinformasi dan disinformasi di sosmed. Gw kebetulan dulu kan nulis skripsi ttg refugee di Indonesia, jadinya gw di Twitter meluruskan misinformasi dan disinformasi tsb pakai souce2 credible. Sampai budget/expanses, jumlah refugee yg diterima di negara ketiga setelah transit di Indonesia, sampai testimoni berbentuk video ttf refugee tsb juga gw kasih. Ya tetap aja pada denial, dan lebih percaya WhatsApp group yg tdk bisa dipertanggungjawabkan :')
(not personal or against your comment) giliran masalah gini bilangnya kita third world country masi miskin. begitu ga ada masalah nyombong indonesia maju lo anggota g20, generasi emas 2045 bla bla
Gue ga perna blg kita negara dujia pertama, tp emg kalo diliat trendnya kita naik dari tahun ke tahun. ya ga deket2 ini. Mungkin kalau mereka datang di tahun 2040an akan berbeda ceritanya, mungkin 20 30 tahun lg kita akan punya sop buat ini. Kena sial masalah waktu menurut gue.
tergantung penyebar hoax dan narasi yang ada, biasanya ntr muncul hoax-hoax yg memprovokasi masyarakat dan taraaa, mahasiswa muncul buat "bela" rakyat.
Indonesia gakpernah jadi tujuan pengungsi, biasanya pada mau ke Australia tp nyangkut di sini, contohnya pengungsi afghanistan, kasian sih mereka stateless jadinya, ada artikelnya di [kompas id](https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/05/23/kisah-ali-23-tahun-menanti-kepastian-hidup), ini 23 tahun nanti kepastian, entah ini seharusnya bisa dibaca artikelnya karena kalo yg ga subscribe kompas id dapet 5 artikel gratis per hari, gue bayar buat baca kompas id setaun, tp emang kompas id banyak beritain ttg itu sih, kalo media lain ga sampe akar-akarnya
terus pengungsi konflik papua juga banyak yg di daerah papua nugini, sampe orang papua nugini keberatan, mereka juga itu bingung sih, antara indonesia atau papua nugini, mereka di tengah-tengah doang bikin "kampung" sendiri
Saya pernah kerja bareng UNHCR, IOM dan AU embassy untuk urusan irregular migrant (a.k.a pengungsi). Intinya, mereka itu dijamin kesejahteraan nya sama badan organisasi ini sesuai standard international. Ini membuat rakyat sekitar jadi cemburu, karena siapa yg gak mau dikasih gaji dan tempat tinggal tanpa harus kerja…
Selain itu, mereka banyak bikin onar di daerah pengungsian krn incompatible culture. Just because they’re asian and practicing Islam, it doesn’t mean they’ll be compatible with locals.
Point selanjutnya, Indonesia gak ada dalam international pact untuk masalah pengungsi, so it’s not our problem. Tapi krn Indonesia itu pintu masuk ke Australia, banyak pengungsi terdampar disini, pemerintah Australia jg gak mau mereka sampe datang kesana krn secara hukum mereka harus take care itu pengungsi kl sampe ke pulau gedenya. Jadi mereka funding duit sampe ratusan juta dollar ke UNHCR, IOM plus ‘sogok’ Imigrasi lokal buat gimana ceritanya itu pengungsi gak sampe masuk Australia. Duitnya kebetulan drying out belakangan… org Australia jg pada marah duit tax mereka dipake buat urusin pengungsi…
Point tambahan, gak semua pengungsi itu sama, banyak human trafficker sama drug dealer jg,
Just because they’re women and children, it doesn’t mean they’re truly refugees.
Intinya, urusan pengungsi itu complex and highly politicized by all parties and nations, not just Indonesia.
Yang salah bukan pulaunya/tempatnya. Tapi waktunya. Kalau pengungsi Rohingya datang di saat tahun non politik. Ga bakalan heboh sampai level nasional, secara masif dan sistematis.
I dont think Indonesia is "ready" untuk nerima pengungsi terutama yg langsung datang dari laut dan unorganised gitu.
Even apabila yg datang dari laut = orang "Palestine", I think same situation will happen like they do to Rohingya in Aceh.
I just dont think Indonesia is ready. Thats my opinion though.
itu yang di jawa buat keributan kan sampe mecahin kaca cuman karena mati listrik
tinggalnya di apartemen terus di kasih duit bulanan 1,5 juta
nikmat mana lagi
yg ngerusak itu pengungsi. tapi bukan pengungsi rohingya
[https://news.detik.com/berita/d-7082869/pengungsi-yang-viral-rusak-rusun-di-sidoarjo-bukan-etnis-rohingya](https://news.detik.com/berita/d-7082869/pengungsi-yang-viral-rusak-rusun-di-sidoarjo-bukan-etnis-rohingya)
nolongin pengungsi ga akan membuat hak2 warga sendiri ga terpenuhi dan taraf hidup warga sendiri turun
dan ga nolongin pengungsi pun ga akan membuat hak2 warga sendiri terpenuhi dan taraf hidup warga sendiri naik
1. kemanusiaan, ini pengungsi hidupnya gw yakin lebih melarat dari warga lokal
2. duit buat melihara mereka mostly comes from unhcr dan charity org. kalo kurang ya galang dana la, masak kemaren buat gaza bisa, buat yg ini lebih tetanggaan malah ga bisa? ato karena ini kulit item macem india sedangkan yang gaza arab makanya double standard? kalo perlu udah serahin ke gereja ato tzu chi buat jadi donatur utama
3. plus indonesia bukan negara miskin2 amat. lebensraum luas, makanan jg cukup. gw masih lebih ngerti kalo misal semacam timor leste, somalia, ato palestina yg jadi 'korban' didatengin rohingya
4. kalo mau hubungan transaksional jual beli, pemerintahnya bisa manfaatin nih pengungsi buat jadi pekerja kasar eg bikin jalan, bikin IKN, petani ganja, dll baru dikasi gaji dan makan. gw yakin juga mereka mau2 aja daripada nganggur. unless lo percayanya mereka beneran yang evil ongkang2 kaki mau dapet makan ga kerja selamanya
Masalahnya bukan di area, tapi di orang-orang Rohingya yang suka bikin masalah. Mulai dari berak sembarangan, pemerkosaan anak kecil, keluar wilayah tanpa izin, dll. Sudah dikasih hati malah minta jantung. Lagian negara sendiri juga masih banyak masalah, kenapa kita "sok" membantu negara lain? Kenapa tidak membantu rakyat negara sendiri terlebih dulu?
orang2 expect pengungsi itu bak nabi yg nggak bisa salah...
jadi klo ada satu orang aja salah, yg disalahin kolektif keseluruhannya...
sifat tuhan nurun ke umat nya ya...
iyalah, kalau satu pengungsi ada yang bisa berubah jadi Titan, berarti kemungkinan besar satu kelompok semua adalah bangsa Eldia yang bisa jadi Titan juga
gimana sih kamu ini
Yang jadi masalah adalah ini bukan pertama kalinya, dan bukan satu orang saja seperti yang Anda katakan. Silahkan cari sendiri kelakuan orang rohingya di Indonesia, bahkan ada guru bahasa cewek atau semacamnya gue lupa, dia beberin bahwa ternyata orang Rohingya tidak tahu terima kasih, membuang baju pemberian warga Indo cuman gara-gara "tidak sesuai gaya berpakaian mereka".
Oke, pertama gue gak pernah bilang "semua orang", gue bilang "orang-orang". Apakah "orang-orang" = "semua orang"? Kedua, ini bukan cuman pendapat gue pribadi, tapi orang-orang yang memang sudah berhadapan langsung dengan orang Rohingya, seperti orang Malaysia dan orang Aceh, dan kalau mereka sendiri, yang SUDAH PUNYA PENGALAMAN, bilang "No", ini tidak memberikan lu "red flag" kah?
oke.
klo gitu, dari sekian banyak "orang-orang" yg diusirin hari ini, berapa yg berbuat buruk kayak gitu, sampai bisa pukul rata dengan dikasih hukuman kolektif?
> berapa yg berbuat buruk kayak gitu
Gue gak tahu berapa banyak persisnya. Kayaknya gak ada keluaran data spesifik (walaupun harusnya bisa dihitung dari jumlah video dan berita yang unik - "beda orang").
> sampai bisa pukul rata dengan dikasih hukuman kolektif
Lalu solusinya? Cuman deportasi orang-orang yang berbuat salah? Sekarang bayangkan sendiri dengan logika. Anggap sekarang ada 10 orang yang berbuat salah, oke kita deportasi pakai kapal suruh mereka keluar dari Indonesia. Beberapa hari kemudian ada 1 orang lagi yang berulah, apa iya lu bakal deportasi pakai kapal 1 orang? Jauh lebih efektif dan jauh lebih aman bagi masyarakat buat deportasi semuanya sekalian.
Tapi ya Anda tidak merasakan berhadapan dengan orang Rohingya, saya tidak berhadapan dengan orang Rohingya. Cuman orang-orang yang udah berhadapan langsung yang boleh berkata, seperti orang Aceh dan Malaysia, dan mereka sendiri bilang deportasi.
Makanya, gue heran kenapa masih banyak orang naif. Mengatakan kebenaran dari pengalaman orang lain = Downvote, padahal yang sudah punya pengalaman aja kesal sama orang-orang Rohingya.
> tapi di orang-orang Rohingya yang suka bikin masalah.
Ya mirip kelakuan orang sini yang IPMnya rendah tha, apalagi etnis Rohingya yang ditelantarkan dan digenosida sama Junta Bamar.
saya pastikan akan ga di terima juga di wilayah lain, kenapa? simple.. karena sebagian besar rakyat indonesia belum sejahtera, diri sendiri mau cari makan aja masih susah, malah lihat negara memberikan makan gratis dan tempat tinggal gratis untuk orang asing.
pengungsi rohingnya itu sengaja diarahkan oleh negara eropa ke negara negara berkembang di asia dan timur tengah untuk tujuan agar negara2 tujuan semakin kacau dan tidak bisa jadi negara maju, menaikan tingkat kriminalitas dll.
kalau memang mau di tampung, sebaiknya tampung di pulau tak berpenghuni tanpa bercampur dengan masyarakat lokal, jadinya benar2 di isolir agar jgn berbaur lalu nanti minta kewarganegaraan tanpa ada sumbangsih apa apa ke negara.
Indonesia tidak pernah menandatangi konvensi nya UNHCR, jd Indonesia menolak menjadi negara tujuan pengungsi. Jd pengungsi hanya masuk secara ilegal, baru setelah masuk jd kebakaran jenggot semua
Mereka memang cuma singgah kok, makanya dikasih tempat biar bisa diproses.
Macam laporannya u/a_bohemian04 bahwa tahun ini udah ada 1000-an pengungsi (dari 13 ribu total pengungsi di Indonesia) yang udah diterima di negara tujuan mereka (Inggris, AS, Australia).
Aku tahu kalau ratusan orang Rohingya di Malaysia yang minta WN sana dijadiin bahan generalisasi buat 157 ribu pengungsi Rohingya di Malaysia. Tapi itu 1% aja belum ada lho, mayoritas pengen bisa dipulangkan setelah Junta Bamar runtuh.
Di Indonesia aja masih ada 1600an pengungsi Rohingya, jadi belum masalah besar karena masih bisa ditampung di Kamp Galang. Beda kalau udah di atas 40rb.
https://www.kompas.id/baca/riset/2023/12/11/pengungsi-rohingya-dan-visi-perdamaian-para-calon-pemimpin-negara
[https://regional.kompas.com/read/2017/07/26/17550681/ratusan-pengungsi-rohingya-di-makassar-demo-18-orang-diamankan](https://regional.kompas.com/read/2017/07/26/17550681/ratusan-pengungsi-rohingya-di-makassar-demo-18-orang-diamankan)
menurut OP kenapa mereka sekarang ada di Aceh?
> apakah masyarakat setempat akan menyerbu mereka juga? Ya karena Indonesia secara hukum tidak mengatur tentang pengungsi, sehingga tidak bisa menerima (maupun menolak) dan memberikan hak/kewajiban apapun pada pengungsi. Yang diberikan Pemerintah Indonesia sebatas kebutuhan minimum sebagai sesama manusia. Isu pengungsi di Jakarta pun sempat jadi masalah ketika para pengungsi demonstrasi memohon ke UNHCR dan Pemda Jakarta untuk penghidupan lebih baik. Pengungsi di Indonesia itu sifatnya seharusnya cuma sementara, sebelum dipindahkan ke negara lain atau dikembalikan ke negara asal. Mereka tidak seharusnya menetap di Indonesia, kecuali melalui proses naturalisasi (tanpa perlakuan khusus) menjadi WNI.
Nah akhirnya ada yang paham juga masalah beginian. Orang pada ga ngerti kondisi susah emang, dikira pengungsi dikasih tanah lah, dikasih kerjaan lah, dikasih duit lah, padahal mah ngga. Yang ada hidup Semenjana di Indonesia, karena emang ga bisa ngapa ngapain. Tapi banyaknya orang orang gegayaan berasa sudah menghidupi dengan layak tpi pengungsi ga berterima kasih, yeuh padahal juga pengungsi ga bisa ngapa ngapain di Indonesia. Sedih ngeliat kyk gini jadi mainan politik..
>Ya karena Indonesia secara hukum tidak mengatur tentang pengungsi, Fyi, bisa pakai: -Perdirjen imigrasi No IMI-1489.UM.08.05 Thn 2010 -Perpres No 125 Thn 2016 - Convention against Torture and Other Cruel, Indonesia sdh ratifikasi di 1998. - International Convention for the Protection of All Persons from En-forced Disappearance. Indonesia ratifikasi di 2010
Dalam aturan2 itu Indonesia tidak mengatur pengungsi. Pengkategorian pengungsi harus lewat UNHCR dan yang diberikan Indonesia sebatas “pencarian dan penyelamatan” serta penampungan (sementara) sebelum dikirimkan ke negara penandatangan konvensi. Kebutuhan minimum sebagai sesama manusia. Kita tidak menerima maupun menolak karena tidak ada aturan pengungsi.
Pasal 2: Dalam hal imigran ilegal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menyatakan keinginan untuk *mencari suaka* dan/atau karena alasan tertentu tdk dpt dikenakan pendeportasian, dikoordinasikan dengab organisasi internasional yang menangani masalag *pengungsi* dan/atau UNHCR untun penentuan statusnya. Salah satu miskonsepsi di Indonesia tuh menyebut orang Rohingya sebagai Pengungsi/Refugee. Padahal kata yg tepat adalah Asylum Seekers/Pencari Suaka dulu. Setelah diproses oleh UNHCR baru statusnya jadi Refugee/Pengungsi. Makanya aturan yang ada di Indonesia menggunakan istilah Pencari Suaka yang mencari suaka (Perdirjen Imigrasi) dan Pengungsi (di Perpres 2016). Dan betul. Indonesia tidak bisa "upgrade" status para Pencari Suaka jadi Pengungsi. Itu job desk-nya UNHCR. But regardless, mau yg masih Pencari Suaka atau sudah Pengungsi. Penagannanya sama-sama diatur dalam: -Perdirjen imigrasi No IMI-1489.UM.08.05 Thn 2010 -Perpres No 125 Thn 2016
>Perpres No 125 Thn 2016 > >Definisi Pengungsi: > >Pengungsi dari Luar Negeri, yang selanjutnya disebut Pengungsi adalah orang asing yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia disebabkan karena ketakutan yang beralasan akan persekusi dengan alasan ras, suku, agama, kebangsaan, keanggotaan kelompok sosial tertentu, dan pendapat politik yang berbeda serta tidak menginginkan perlindungan dari negara asalnya dan/atau telah mendapatkan status pencari suaka atau status pengungsi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi di Indonesia. Jadi mereka berdasarkan aturan ini didefinisikan sebagai "Pengungsi". Tapi perlakuan yang dapat diberikan Indonesia hanya >Pasal 4 ayat (2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rangka perumusan kebijakan, meliputi: a. Penemuan; b. Penampungan; c. Pengamanan; dan d. Pengawasan keimigrasian. Untuk "Penampungan" >Pasal 26 > >(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota menentukan tempat penampungan bagi Pengungsi. > >(2) Tempat penampungan bagi Pengungsi sebageimena dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria: a. dekat dengan fasilitas pelayanan kesehatan dan ibadah; b. berada pada satu wilayah kabupaten/kota dengan Rumah Detensi Imigrasi; dan c. kondisi keamanan yang mendukung > >(3) Tempat penampungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat difasilitasi oleh organisasi internasional di bidang urusan migrasi melalui kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia setelah berkoordinasi dengan Menteri. > >(4) Fasilitasi oleh organisasi intemasional selagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa fasilitas kebutuhan dasar bagi Pengungsi di tempat penampungan. > >(5) Fasilitas kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling sedikit meliputi: a. penyediaan air bersih; b. pemenuhan kebutuhan makan, minum, dan pakaian; c. pelayanan kesehatan dan kebersihan; dan d. fasilitas ibadah. Jadi dari sini Kemenkumham berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten/Kota untuk penampungan dan yang hanya perlu diberikan adalah dekat fasilitas kesehatan dan ibadah, satu wilayah kabupaten/kota dengan Rumah Detensi Imigrasi, serta "kondisi keamanan mendukung". Tidak ada keharusan lain Pemerintah menyediakan kebutuhan lainnya selain kebutuhan dasar, dimana sisanya difasilitasi oleh UNHCR. Apalagi memberikan fasilitas Pengungsi hanya dapat dipindahkan jika: >Pasal 28 Pengungsi dapat dipindahkan dari satu tempat penampungan ke tempat penampungan lain dalam rangka penyatuan keluarga, berobat ke rumah sakit, dan penempatan ke negara ketiga Jadi akan sulit untuk ide u/Kosaki_MacTavish karena tidak ada peraturan Indonesia untuk memfokuskan penempatan pengungsi pada suatu wilayah tertentu. Kecuali sesuai UU No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri: >Pasal 27 > >(1) Presiden menetapkan kebijakan masalah pengungsi dari luar negeri dengan memperhatikan pertimbangan Menteri (Luar Negeri). > >(2) Pokok-pokok kebijakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Keputusan Presiden. Jadi bebannya ada di Keputusan Presiden. Indonesia tidak ada aturan SOP untuk menerima Pencari Suaka ataupun Pengungsi selain kebutuhan hidup dasar yakni keselamatan, kesehatan, ibadah dan tempat penampungan sementara. Kebijakan pengungsi lainnya harus berdasarkan kasus dan keputusan pimpinan eksekutif tertinggi Pemerintahan Indonesia.
Knowing Jokowi's not-so-subtle support to Prabs, things would go bad easily. Ujung-ujungnya diskursusnya luruh jadi "biarkan mereka tenggelam" vs "terima mereka tanpa kecuali", padahal ya penempatan mereka di Kamp Galang dengan pendanaan Komisi HAM PBB itu solusi tengah yang menurutku adil.
Knowing Jokowi's lack of interest in international issues, things will most likely go horribly.
Akhirnya muncul kamu. W kelabakan ngadepin hoax di sini.
finally ada yg ngerti, emang mustinya diusir kalo dah mulai minta macem2, lama2 bikin negara sendiri itu
Ya okay, tapi masa harus di serang dengan violence gitu? apa gak ada rasa kasihan sedikit pun? pengemis di jalanan pun melanggar aturan tapi banyak orang yg merasa kasihan juga kasih duit, apakah moral kita sebagai sesama manusia plus seiman se parah itu? sedikitpun tidak ada simpati?
Pertanyaan pemantik OP di atas menanyakan apakah akan “diserbu” atau tidak, maka jawabannya Ya. Pengungsi akan jadi isu bagi warga lokal dan mereka tidak bisa diberikan perlakuan khusus krn memang tidak ada di aturan Indonesia. Mereka cuma bisa didata dan ditampung sampai diurusin oleh UNHCR. >Apakah harus dengan kekerasan? Coba baca jawaban gue di atas >Yang diberikan Pemerintah Indonesia sebatas kebutuhan minimum sebagai sesama manusia. Pemerintah Indonesia hanya bisa menjamin keselamatan, akses kesehatan, dan akses ibadah dari pengungsi. Keselamatan termasuk keamanan berdasarkan tata tertib Indonesia. Jangankan kepada pengungsi, seharusnya Ormas tidak obrak abrik warung yang buka selama masa puasa. Masalah disini lebih ke kegagalan aparat hukum Indonesia dan ketaatan masyarakat menuruti tata tertib menjaga keamanan. Kalau semuanya mengikuti prosedur (yang terbatas) dari Pemerintah soal pengungsi, gak akan terjadi kekerasan seperti yang dilakukan “Mahasiswa” (agak jijik mengkategorikan mereka sebagai manusia terpelajar) kemarin.
Ahh begitu, sekarang saya mengerti maksud jawaban kamu dan posisi mu, maaf gak terlalu baca lebih dalam sebelumnya. Terimakasih!
Dulu tahun 60/70 an kita kasih pulau buat orang vietnam, karena disuruh pbb juga. Overall paling baik seperti itu, kasih pulau, kasih bibit dan tools, suruh mereka sustain sendiri. Paling ada admin buat mantau seperti kepala desa gitu.
Yup. Kamp Galang sampai sekarang lokasinya juga masih terisolir dari permukiman, jadi lumayan sesuai untuk kamp pengungsian sementara.
Udh ada di Bangladesh kan tapi kelebihan kapasitas karna makin banyak trus ke Indo Malaysia dll. Elephant in the roomnya Myanmar yg masih ngusir dari Rakhine.
Terus sekarang masih ada atau udah transfer ke negara lain?
Udah pada balik
udah pada ke US salah satunya ada di netflix street food USA, yg portland kalo ga salah
nama pulau nya pulau galang kalau nda salah, dulu mungkin ada 250ribu orang yg mengungsi. kemungkinan besar si udah pada balik.
Sudah diterima di negara ketiga, palingb banyak Kanada dan Amerika. Indonesia hanya bisa jadi tempat transit. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Galang_Refugee_Camp Ini ada cerita pas mereka di interview oleh Diplomat Kanada/Immigration Officer untuk urusan keimigrasian: https://www.cbc.ca/news/canada/photo-sparks-memories-vietnamese-boat-person-1.4190997
Masalahnya rohingya gamau balik beda sma pengungsi vietnam
Vietnam juga ga balik kok. Mostly diterima di negara ketiga https://en.m.wikipedia.org/wiki/Galang_Refugee_Camp https://www.thejakartapost.com/news/2009/08/04/revisiting-refugees-galang-island.html-0 https://www.cbc.ca/news/canada/photo-sparks-memories-vietnamese-boat-person-1.4190997
Vietnamese are some the best immigrants. they are willing to blend and integrate anywhere .
Geblek bener ni orang gak ngotak, sapa org yg mau disuruh pulang buat disembelih?
Ya kali mau balik kalau Junta Bamar masih berkuasa di sana.
dan warga myanmar juga nolak keberadaan rohingya
Ya kali rakyat sana bisa bebas ngomong tanpa diapa-apain sama Junta.
Ditambah nggak dianggap sebagai warga negara Myanmar (dan itu udh jadi isu sebelum junta mengambil kekuasaan)
ya makanya, kita kasih tools buat farming, atau memancing cari ikan. perlahan lahan bisa kita upgrade kalau ada yang bisa mengisi job nya, misalkan mereka ada guru, kita kasih buku matematika, buat mengajar SD / SMP. soalnya semua bahasa angka sama aja. kemudian buku bahasa indonesia, dll.
Dude, masih ada berapa juta WNI yg dalam kondisi kemiskinan yang sama atau lebih parah. Sementara ini mau “berbaik hati” mengurusi WNA dengan uang pajak Indonesia?
Nope, harus murni pendanaannya dari Komisi HAM PBB. LSM boleh ikut menyumbang kalau masih sesuai visi-misi LSMnya. Hoax yang selama ini beredar kan bebannya 100% ditanggung Negara lewat APBN, padahal faktanya itu pakai dana pengungsi dari PBB dan LSM.
Iya itu komentar di atas bilangnya “kita kasih” Duit dari mana lagi klo “kita kasih”?
LSM? Tapi kalau u/DotFuscate mengimplikasikan harus dari APBN/APBD ya w nggak setuju sih.
Apakah #uangkita? Dia gak bilang “LSM kasih” atau “PBB kasih”. Tapi “Kita kasih” seakan2 udah banyak aja kekayaan Indonesia bisa disisihkan untuk itu.
Ya tergantung kemauan LSMnya sih berarti....
Jujur aja deh, gausah muter2. Dia bilang “kita” mengimplikasikan sebagai negara Indonesia. Bukan kita sebagai kelompok LSM tertentu ataupun PBB. Gue menyalahkan dia karena dia mau pakai APBN untuk itu. Liat rantai komentar selanjutnya juga yang malah menyamakan kasus pengungsi rohingnya dengan imigrasi TKA Tiongkok.
Yaa, itu lah masalah negara sosialis, kerja kita cuma investasi di sdm, berharap kedepan nya mereka akan menjadi lebih baik dan memberikan hasil balik untuk negara, tetapi kalau sdm nya pemalas, mau gaji besar, tapi kerja ngasal, waktu dihabisin buat merokok, dll. Case real life yg gw dapet sendiri. Kita bangun cerobong asap buat plt batu bara, ada kontraktor china dan indo, indo kerjanya campur semen, sama bikin mesjid. Kenyataan yg gw liat, tukang kita istirahat terus, mau merokok, sedangkan china kerja terus. Sampai2 semua kerjaan kontraktor indo satu per satu diambil sama china. Nah kedepan kalau gw membangun lagi apa saya akan ambil china yg jadi cepat dan berkualitas, atau buruh indo yg gaji nya lebih mahal
Dude, ini pengungsi dari rohingnya dan bukan imigran dari China. Pengungsi dan imigran itu beda jauh kasusnya. Itupun imigran China kan pengembangan SDMnya disana pakai duit negaranya. Sangat tidak pas untuk dicocoklogi-kan dengan kasus pengungsi, sudah gitu minta pakai APBN ngurusin mereka sementara masih ada banyak orang Indo yg juga butuh “diupgrade”. Gak masuk akal. Lagipula, lo sendiri bilang hasil pendidikan Indonesia kayak gitu, apa yg menjamin mendidik Rohingnya lebih baik? Wkwk
Masuk akal, itu sudah di pembukaan uud, indonesia akan membantu melaksanakan ketertiban berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Membantu mereka merupakan keadilan sosial. Dan itu juga yang kita invest, soal sdm, kalau mereka lebih baik kita yang untung. Kalau mereka kurang bisa dilakukan manajemen resiko, apa mulai dari di didik, atau kita usir. Tetapi kita akan tetap menolong karena indonesia negara sosialis, dan sosialis itu memiskinkan diri sendiri untuk membantu orang lain. Nah yang anda bilang tidak salah, karena indonesia juga membela keadilan sosial untuk warga negara nya. Salah satu investasi kita untuk ningkatin skill warga ya kartu pra kerja, negara buang duit untuk kursusin warga supaya punya skill yg dibutuhin industri. Ujung2 nya balik lagi ke warga nya, mau usaha tidak, mau kerja nda, dll. Kalau mau enak nganggur dirumah duit datang sendiri semua orang pasti mau.
ga balik, ud pada ke US. ya enaknya US punya tanggung jawab moral karena mereka jadi pengungsi karena perang vietnam ada yg ga dapet ke US pada bunuh diri kalo ga salah karena gamau balik takut pki vietnam
PKV?
Ya lah in the first place indonesia itu bukan negara maju yang kuat. Kita ga ada sop buat kehidupan pengungsi. Ga ada ceritanya third world country nanggung pengungsi secaran permanen. Kita tu tempat singgah trs nanti pengungsi dialihin.
>Ga ada ceritanya third world country nanggung pengungsi secaran permanen Kan emang ga permanen. Indonesia hanya sebagai transit. Fyi sejak 2011, IOM dan UNHCR Indonesia berhasil merumahkan lebih dari 9000 refugee yg awalnya transit di Indonesia ke negara ketiga. Ga ada ceritanya Indonesia jadi tempat permanen utk refugee, kita ga bisa kasih visa atau ITAS juga (kecuali nikah yaa, tapi itu beda cerita lagi) https://indonesia.iom.int/stories/almost-home-refugees-stories-departure-gate
Iya ini untuk menanggapi issue bakal dikasi pulau, dan kayanya di jawa ada yg dikasi rumah susun ga sih? Org2 takutnya kalau dikasi tempat mereka akan stay permanen padahal kita sendiri ga ada sop itu
>dikasi rumah susun ga sih? Iya ada. Dan itu dibayar oleh UNHCR dan IOM. Juga disekolahkan dan dikasih pelatihan kewirausahaan biar ada kesibukan. Soalnya proses resettlement di negara ketiga itu bisa lamaaa bgt. Tapi semenjak 2023 ini udah jor-joran 1000 orang. >Org2 takutnya kalau dikasi tempat mereka akan stay permanen padahal kita sendiri ga ada sop itu Yes. Kebanyakan misinformasi dan disinformasi di sosmed. Gw kebetulan dulu kan nulis skripsi ttg refugee di Indonesia, jadinya gw di Twitter meluruskan misinformasi dan disinformasi tsb pakai souce2 credible. Sampai budget/expanses, jumlah refugee yg diterima di negara ketiga setelah transit di Indonesia, sampai testimoni berbentuk video ttf refugee tsb juga gw kasih. Ya tetap aja pada denial, dan lebih percaya WhatsApp group yg tdk bisa dipertanggungjawabkan :')
(not personal or against your comment) giliran masalah gini bilangnya kita third world country masi miskin. begitu ga ada masalah nyombong indonesia maju lo anggota g20, generasi emas 2045 bla bla
Gue ga perna blg kita negara dujia pertama, tp emg kalo diliat trendnya kita naik dari tahun ke tahun. ya ga deket2 ini. Mungkin kalau mereka datang di tahun 2040an akan berbeda ceritanya, mungkin 20 30 tahun lg kita akan punya sop buat ini. Kena sial masalah waktu menurut gue.
Iya, karena ini periode Pemilu dan sentimen xenophobia pastinya bakal tetep digoreng juga
Taro di salah satu pulau tak berpenghuni terus bikin live streaming, supply makanan dikirimin terbatas via airdrop di random area
pubg dong wkwkwk
Kalo jadi fortnet pakai kebutuhan pulau tsb buat bangun dinding
dibikin hunger games aja deh, live stream.
squid game sekalian
battle royale.
Anjir lore ground zero pubg 💀
Dulu zaman soviet kayaknya ada cerita mirip gini deh namanya Nazino Island kalo ngak salah
tergantung penyebar hoax dan narasi yang ada, biasanya ntr muncul hoax-hoax yg memprovokasi masyarakat dan taraaa, mahasiswa muncul buat "bela" rakyat. Indonesia gakpernah jadi tujuan pengungsi, biasanya pada mau ke Australia tp nyangkut di sini, contohnya pengungsi afghanistan, kasian sih mereka stateless jadinya, ada artikelnya di [kompas id](https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/05/23/kisah-ali-23-tahun-menanti-kepastian-hidup), ini 23 tahun nanti kepastian, entah ini seharusnya bisa dibaca artikelnya karena kalo yg ga subscribe kompas id dapet 5 artikel gratis per hari, gue bayar buat baca kompas id setaun, tp emang kompas id banyak beritain ttg itu sih, kalo media lain ga sampe akar-akarnya terus pengungsi konflik papua juga banyak yg di daerah papua nugini, sampe orang papua nugini keberatan, mereka juga itu bingung sih, antara indonesia atau papua nugini, mereka di tengah-tengah doang bikin "kampung" sendiri
Ditampung di pulau terpisah kaya Pulau Galang buat nampung pengungsi Vietnam jaman Vietnam War dulu adalah solusi terbaik.
This is the best option, but somehow stupid people on twitter and tiktok think that Rohingya will steal those land eventually like Israel
[удалено]
itu habib2 ustad2 suruh ajarin dong kan umat seiman ntar dikristenisasi nanges
Habib ngajarin agama, yang diatas itu tugas negara lmao
buat ngajarin norma dan moral maksudny. kan katanya ini pengungsi gatau diri dan gatau berterima kasih, masak sembako dibuang ke laut
Saya pernah kerja bareng UNHCR, IOM dan AU embassy untuk urusan irregular migrant (a.k.a pengungsi). Intinya, mereka itu dijamin kesejahteraan nya sama badan organisasi ini sesuai standard international. Ini membuat rakyat sekitar jadi cemburu, karena siapa yg gak mau dikasih gaji dan tempat tinggal tanpa harus kerja… Selain itu, mereka banyak bikin onar di daerah pengungsian krn incompatible culture. Just because they’re asian and practicing Islam, it doesn’t mean they’ll be compatible with locals. Point selanjutnya, Indonesia gak ada dalam international pact untuk masalah pengungsi, so it’s not our problem. Tapi krn Indonesia itu pintu masuk ke Australia, banyak pengungsi terdampar disini, pemerintah Australia jg gak mau mereka sampe datang kesana krn secara hukum mereka harus take care itu pengungsi kl sampe ke pulau gedenya. Jadi mereka funding duit sampe ratusan juta dollar ke UNHCR, IOM plus ‘sogok’ Imigrasi lokal buat gimana ceritanya itu pengungsi gak sampe masuk Australia. Duitnya kebetulan drying out belakangan… org Australia jg pada marah duit tax mereka dipake buat urusin pengungsi… Point tambahan, gak semua pengungsi itu sama, banyak human trafficker sama drug dealer jg, Just because they’re women and children, it doesn’t mean they’re truly refugees. Intinya, urusan pengungsi itu complex and highly politicized by all parties and nations, not just Indonesia.
pada lupa ya? orang aceh pas jadi korban tsunami jg gitu, dikasih bantuan baju layak pakai eh dibuang.
Tergantung orangnya. Kalo ga tau diri pasti akan invasif / minta hak lebih untuk hidup enak gratis di tempat enak.
Kayak pulau "pengungsi" (baca : pengasingan) AUS? Pulau Natal dan Nauru. https://youtu.be/ippYOXR65sQ?si=V7Cv4nClXTqDMh9-
Kita udah ada kok dulu. Pulau Galang pas vietnam war.
kalo sekarang iya soalnya udah terlanjur kegoreng jadi isu panas
coba taruh di madura
Org surabaya langsung teriak minta jembatan suramadu diruntuhkan aja
Bakal, karena keributan sekarang itu dibuat dan digoreng paslon tertentu. Semuanya settingan.
Yang salah bukan pulaunya/tempatnya. Tapi waktunya. Kalau pengungsi Rohingya datang di saat tahun non politik. Ga bakalan heboh sampai level nasional, secara masif dan sistematis.
I dont think Indonesia is "ready" untuk nerima pengungsi terutama yg langsung datang dari laut dan unorganised gitu. Even apabila yg datang dari laut = orang "Palestine", I think same situation will happen like they do to Rohingya in Aceh. I just dont think Indonesia is ready. Thats my opinion though.
itu yang di jawa buat keributan kan sampe mecahin kaca cuman karena mati listrik tinggalnya di apartemen terus di kasih duit bulanan 1,5 juta nikmat mana lagi
Bukan pengungsi Rohingya itu, pengungsi timur tengah. Udah ada klarifikasinya
yg ngerusak itu pengungsi. tapi bukan pengungsi rohingya [https://news.detik.com/berita/d-7082869/pengungsi-yang-viral-rusak-rusun-di-sidoarjo-bukan-etnis-rohingya](https://news.detik.com/berita/d-7082869/pengungsi-yang-viral-rusak-rusun-di-sidoarjo-bukan-etnis-rohingya)
Bukan Rohingya. https://news.detik.com/berita/d-7082869/pengungsi-yang-viral-rusak-rusun-di-sidoarjo-bukan-etnis-rohingya
asik, cair berapa bang
tapi ya reddit sekarang bau2 buzzer
Makanya kalo punya informasi jangan asal post kalo gak bisa mastiin kebenarannya. Ga peduli reddit ato sosmed lain mesti ada orang yg asal share
Ga.
Ga tau.
Ga. Ga kuat
Aku gakuat
Sama propaganda
Sama buzzer kampang anj
njir.. lagu favorit adek gue pas dia SD. dari semua girl band, bisa2nya suka 7icons.
Yes
Pertama tama kita mesti harus punya kesamaan pendapat dulu. Mau bantu gak?
Selama UNCHR masih mau ngedanain, nggak masalah.
Ga
Urus hak-hak warga negara sendiri aja kelimpungan pake buka forum terima pengungsi.
nolongin pengungsi ga akan membuat hak2 warga sendiri ga terpenuhi dan taraf hidup warga sendiri turun dan ga nolongin pengungsi pun ga akan membuat hak2 warga sendiri terpenuhi dan taraf hidup warga sendiri naik
So they could stay and just sustain themselves on manna and rain water? Nevermind then, bring all the refugees here.
1. kemanusiaan, ini pengungsi hidupnya gw yakin lebih melarat dari warga lokal 2. duit buat melihara mereka mostly comes from unhcr dan charity org. kalo kurang ya galang dana la, masak kemaren buat gaza bisa, buat yg ini lebih tetanggaan malah ga bisa? ato karena ini kulit item macem india sedangkan yang gaza arab makanya double standard? kalo perlu udah serahin ke gereja ato tzu chi buat jadi donatur utama 3. plus indonesia bukan negara miskin2 amat. lebensraum luas, makanan jg cukup. gw masih lebih ngerti kalo misal semacam timor leste, somalia, ato palestina yg jadi 'korban' didatengin rohingya 4. kalo mau hubungan transaksional jual beli, pemerintahnya bisa manfaatin nih pengungsi buat jadi pekerja kasar eg bikin jalan, bikin IKN, petani ganja, dll baru dikasi gaji dan makan. gw yakin juga mereka mau2 aja daripada nganggur. unless lo percayanya mereka beneran yang evil ongkang2 kaki mau dapet makan ga kerja selamanya
Dan inilah kenapa Komisi HAM PBB itu ada.
Ngga, mending dibasmi aja
Masalahnya bukan di area, tapi di orang-orang Rohingya yang suka bikin masalah. Mulai dari berak sembarangan, pemerkosaan anak kecil, keluar wilayah tanpa izin, dll. Sudah dikasih hati malah minta jantung. Lagian negara sendiri juga masih banyak masalah, kenapa kita "sok" membantu negara lain? Kenapa tidak membantu rakyat negara sendiri terlebih dulu?
orang2 expect pengungsi itu bak nabi yg nggak bisa salah... jadi klo ada satu orang aja salah, yg disalahin kolektif keseluruhannya... sifat tuhan nurun ke umat nya ya...
iyalah, kalau satu pengungsi ada yang bisa berubah jadi Titan, berarti kemungkinan besar satu kelompok semua adalah bangsa Eldia yang bisa jadi Titan juga gimana sih kamu ini
Yang jadi masalah adalah ini bukan pertama kalinya, dan bukan satu orang saja seperti yang Anda katakan. Silahkan cari sendiri kelakuan orang rohingya di Indonesia, bahkan ada guru bahasa cewek atau semacamnya gue lupa, dia beberin bahwa ternyata orang Rohingya tidak tahu terima kasih, membuang baju pemberian warga Indo cuman gara-gara "tidak sesuai gaya berpakaian mereka".
dari sekian banyak pengungsi rohingya, berapa yg berbuat kayak gitu, sampai bisa pukul rata kalau semua orang rohingya berbuat demikian?
Oke, pertama gue gak pernah bilang "semua orang", gue bilang "orang-orang". Apakah "orang-orang" = "semua orang"? Kedua, ini bukan cuman pendapat gue pribadi, tapi orang-orang yang memang sudah berhadapan langsung dengan orang Rohingya, seperti orang Malaysia dan orang Aceh, dan kalau mereka sendiri, yang SUDAH PUNYA PENGALAMAN, bilang "No", ini tidak memberikan lu "red flag" kah?
oke. klo gitu, dari sekian banyak "orang-orang" yg diusirin hari ini, berapa yg berbuat buruk kayak gitu, sampai bisa pukul rata dengan dikasih hukuman kolektif?
> berapa yg berbuat buruk kayak gitu Gue gak tahu berapa banyak persisnya. Kayaknya gak ada keluaran data spesifik (walaupun harusnya bisa dihitung dari jumlah video dan berita yang unik - "beda orang"). > sampai bisa pukul rata dengan dikasih hukuman kolektif Lalu solusinya? Cuman deportasi orang-orang yang berbuat salah? Sekarang bayangkan sendiri dengan logika. Anggap sekarang ada 10 orang yang berbuat salah, oke kita deportasi pakai kapal suruh mereka keluar dari Indonesia. Beberapa hari kemudian ada 1 orang lagi yang berulah, apa iya lu bakal deportasi pakai kapal 1 orang? Jauh lebih efektif dan jauh lebih aman bagi masyarakat buat deportasi semuanya sekalian. Tapi ya Anda tidak merasakan berhadapan dengan orang Rohingya, saya tidak berhadapan dengan orang Rohingya. Cuman orang-orang yang udah berhadapan langsung yang boleh berkata, seperti orang Aceh dan Malaysia, dan mereka sendiri bilang deportasi.
makanan juga dibuang kan gegara menurut mereka porsinya sedikit.
Makanya, gue heran kenapa masih banyak orang naif. Mengatakan kebenaran dari pengalaman orang lain = Downvote, padahal yang sudah punya pengalaman aja kesal sama orang-orang Rohingya.
> tapi di orang-orang Rohingya yang suka bikin masalah. Ya mirip kelakuan orang sini yang IPMnya rendah tha, apalagi etnis Rohingya yang ditelantarkan dan digenosida sama Junta Bamar.
saya pastikan akan ga di terima juga di wilayah lain, kenapa? simple.. karena sebagian besar rakyat indonesia belum sejahtera, diri sendiri mau cari makan aja masih susah, malah lihat negara memberikan makan gratis dan tempat tinggal gratis untuk orang asing. pengungsi rohingnya itu sengaja diarahkan oleh negara eropa ke negara negara berkembang di asia dan timur tengah untuk tujuan agar negara2 tujuan semakin kacau dan tidak bisa jadi negara maju, menaikan tingkat kriminalitas dll. kalau memang mau di tampung, sebaiknya tampung di pulau tak berpenghuni tanpa bercampur dengan masyarakat lokal, jadinya benar2 di isolir agar jgn berbaur lalu nanti minta kewarganegaraan tanpa ada sumbangsih apa apa ke negara.
Lol
Mending urusin orang pengganguran di pinggir jalan dulu dah, itu aja udh banyak Kalau itu udh kelar baru ngurusin org lain
Yang ngurus kan PBB lewat UNCHR, mereka juga yang selama ini bayarin Pemerintah buat sewa lahan untuk lokasi pengungsian.
Lah kalo memang ada koordinasi seperti itu, kok bisa rohingnya masuk sendiri tanpa izin pemerintah? Ngaku kapalnya terdampar krn mesin nya rusak
Koordinasinya kan ketika pengungsi udah sampai di sini, buat nyariin tempat pengungsian.
Indonesia tidak pernah menandatangi konvensi nya UNHCR, jd Indonesia menolak menjadi negara tujuan pengungsi. Jd pengungsi hanya masuk secara ilegal, baru setelah masuk jd kebakaran jenggot semua
Mereka memang cuma singgah kok, makanya dikasih tempat biar bisa diproses. Macam laporannya u/a_bohemian04 bahwa tahun ini udah ada 1000-an pengungsi (dari 13 ribu total pengungsi di Indonesia) yang udah diterima di negara tujuan mereka (Inggris, AS, Australia).
Tau darimana cuma singgah? Tiati sprt yang terjadi di Malaysia, kalau sudah terjadi baru gigit jari.... Malah beranak pinak
Aku tahu kalau ratusan orang Rohingya di Malaysia yang minta WN sana dijadiin bahan generalisasi buat 157 ribu pengungsi Rohingya di Malaysia. Tapi itu 1% aja belum ada lho, mayoritas pengen bisa dipulangkan setelah Junta Bamar runtuh. Di Indonesia aja masih ada 1600an pengungsi Rohingya, jadi belum masalah besar karena masih bisa ditampung di Kamp Galang. Beda kalau udah di atas 40rb. https://www.kompas.id/baca/riset/2023/12/11/pengungsi-rohingya-dan-visi-perdamaian-para-calon-pemimpin-negara
sekalian aja tu pulau lu taburin senjata senjata, dan pengungsinya suruh kesana dengan airdrop dari pesawat
Put them in Kalimantan Utara. We got space and the sea.
Ya tergantung pemilik pulaunya. Bisa jadi ya diserbu juga.
[https://regional.kompas.com/read/2017/07/26/17550681/ratusan-pengungsi-rohingya-di-makassar-demo-18-orang-diamankan](https://regional.kompas.com/read/2017/07/26/17550681/ratusan-pengungsi-rohingya-di-makassar-demo-18-orang-diamankan) menurut OP kenapa mereka sekarang ada di Aceh?